Anastasya Yusuf

Krendang memang surganya kuliner non-halal. Salah satunya yang melegenda adalah bubur Akhun. Bukan seperti bubur kebanyakan, buburnya kasar bahkan kita masih bisa rasa butiran-butiran nasi yang diaduk bersamaan dengan pilihan daging babi, ayam, kodok atau seafood dicampur dengan selada air dan telur yang sudah di kocok.
Paling enak ditambah dengan kerupuk kulit babi. Overall rasanya enak dan bikin hangat badan. 

Martabak Bangka Rudy adalah salah satu martabak yang konsisten dengan menjual martabak yang klasik seperti coklat, kacang, keju, susu dan wijen. 
Adonannya sendiri gurih dan wangi ditambah lagi pada saat membungkus ditambahkan daun pandan yang sudah bersih, jadi pas di buka wanginya semerbak beneran deh. 

Di daerah warung tenda taman Sunter Indah memang surganya kuliner tendaan. Mau apa saja ada disini. Bukanya hanya dari sore sampai tengah malam. Variasi makanan Chinese memang lumayan banyak, tapi kamu coba deh makan Ajung. Selain bubur dan bakmi, mereka juga specialis Chinese food loh. Menu-menu andalan saya :
Nasi siram special : Nasi putih, atasnya disiram dengan kuah kental campuran sayur, seafood dan daging babi. Minyak bawang putihnya juara banget wanginya.
Bubur special kasar : Jenis buburnya ada halus dan kasar, halus seperti bubur pada umumnya, kalau kasar lebih tidak terlalu matang dan masih berasa tekstur nasinya. Diatasnya dikasih cakwe dan potongan babi. Porsinya lumayan banyak loh. 

Di lihat dari tempatnya saja, daerah ini daerah surganya makanan pecinan. Begitu masuk ke gang, semua makanan2 non halal menggoda selera. Mulai dari bakmi, sekba, nasi campur. Di resto Kopi Es Tak Kie ini, kita boleh pesen minum disini dan pesen makan di luar. 
Es kopinya, enak banget banget. Entah efek haus habis panas2an atau gimana tapi begitu baru dateng langsung seruput sampai hampir habis. 
Karena kebetulan jam makan siang, jadi sekalian saja pesen bakmi es tak kie (20 ribu) dan nasi campur (30 ribu) yang di pesan di gerobakan luar. 
Bakminya klasik dan enak, nasi campurnya so so lah. 
Tempatnya memang jadul banget, klasik dan kaya kembali ke jaman bahela. 

Ini bebek terenak di lidah saya dengan harga yang worth kamu bisa dapet bebek yang seenak ini. Bumbu rempah2nya bener2 meresap sampe ke tulangnya, dagingnya gak alot (karena pasti udah di ungkep berjam-jam) dan sama sekali engga ada bau anyir dari bebek. Saya selalu pesen bebek setengah muda, karena dagingnya lebih lembut dan porsinya lebih banyak. Kalau potongan biasa (paha/ dada), rasanya kurang banyak dan masih mau lagi (hahaha human). Yang paling favorite bebek cabe ijo dan bebek kremes. Bebek bakarnya juga enak. Cabenya sih beuh, nampol. Siap2 meler kemana2 deh. 
Tempat makannya juga sederhana banget, tanpa AC dan cenderung engga terlalu bersih. 

Kalau mau makan sumoboo ala2 dengan harga terjangkau, boleh mampir kesini karena makanan ala2 disini lumayan enak loh. Selain es nya, yang enak lagi adalah pisang gorengnya porsinya juga banyak. 
Mereka juga ada jual indomie, samyang dan roti bakar. 

Tempatnya di daerah elit, tapi bentuknya rumahan. Disampingnya ada butik baju. Disini yang paling terkenal nasi bakarnya, nasi bakar jamur, cakalang, teri. Sebelum jam makan siang pasti sudah habis. Selain nasi bakar juga yang terkenal bakso jenggo. Bakso kuah bening. Tapi menurut saya makanan disini relatif mahal. 

Tempat ini ramai banget kalau malam, uniknya "dapur" pembuatannya di mobil, banyak juga yang menyebutnya jus mobil. Menu jus disini banyak dan bervariatif banget, mungkin km akan pusing pilih yang mana. Mas2 nya juga helping banget sih, tanya saja langsung ke mereka. 
Karena tempatnya terbuka, jadi gak disaranin untuk kesini pas hujan2 yah.