Ini Jajanan Jawa Timur untuk Hantaran Nikahan yang Punya Nilai Filosofis
Indonesia
dikenal kaya akan ragam budayanya. Masing-masing daerah yang ada di Indonesia
memiliki ragam budaya khasnya masing-masing. Salah satu ragam budaya unik yang
ada pada masyarakat Indonesia adalah kebiasaan adat membawa hantaran pada saat
pernikahan. Hantaran yang dibawa beragam jenisnya tergantung dari adat
masing-masing daerah, tapi pastinya ada hantaran kuliner di dalamnya. Di daerah
Jawa Timur, ada tiga kuliner yang wajib dijadikan hantaran nikah karena
memiliki nilai filosofi di dalamnya. Kuliner apa sajakah itu? Mari kita lihat
bersama-sama!
1. Wajik
Sumber : Cookpad.com
Wajik merupakan jajanan khas Jawa Timur yang terbuat dari beras ketan yang dikukus lalu dicampur dengan santan dan gula merah lalu dimasak sampai lembut hingga menyerupai bubur. Setelah matang dan tercampur rata, adonan wajik kemudian dicetak dalam cetakan khusus dan didinginkan terlebih dahulu sebelum dipotong-potong membentuk wajik. Wajik memiliki cita rasa yang gurih dan manis. Wajik wajib dihadirkan sebagai hantaran nikah agar karena tekstur wajik yang legit dan agak lengket ini menjadi simbol harapan agar pasangan pengantin nantinya bisa lengket terus dan tidak akan terpisahkan.
2. Jadah
Sumber : Stalktr.com
Selanjutnya ada jadah yang terbuat dari beras ketan, santan, dan parutan kelapa yang dimasak dengan cara diadon hingga kalis lalu dikukus hingga matang. Jadah ini sebenarnya sama dengan uli khas Betawi, hanya saja masyarakat Betawi selalu menyantap uli dengan tape ketan. Sedangkan jadah bisa disantap begitu saja atau digoreng dan disantap dengan tempe goreng. Tak berbeda jauh dengan wajik, jadah dihadirkan pada hantaran nikahan agar pasagan pengantin tetap lengket dalam mengarungi kehidupan rumah tangga.
3. Lemper
Sumber : Pergikuliner.com
Terakhir ada lemper yang juga sama-sama terbuat dari beras ketan. Hanya saja cara penyajian dan rasanya sangat berbeda. Beras ketan yang sudah dicuci bersih kemudian dimasak dengan menggunakan santan dan sedikit garam lalu setelah matang diisi dengan serundeng, suwiran ayam, atau abon yang kemudian dibalut dengan daun pisang. Lemper ada yang dikukus begitu saja atau dibakar hingga mengeluarkan aroma wangi. Lemper dipercaya oleh masyarakat Jawa Timur sebagai lambang harapan dan datangnya rezeki yang terus menempel pada pasangan pengantin. Selain itu, daun pisang yang membungkus lemper merupakan simbol pengikat kesetiaan kedua pasangan pengantin.
Itulah filosofi-filosofi dari jajanan Jawa Timur yang digunakan untuk kuliner hantaran nikahan. Kalau di daerah lain, kira-kira ada kuliner hantaran pernikahan apa ya? Dan kalau kamu kebetulan ingin memesan kue atau jajanan pasar untuk acara, kamu bisa langsung mengunjungi beberapa tempat di bawah ini ya!