Makanan Olahan: Baikkah Untuk Tubuh?

10 Maret 2019 | 0 Komentar

Hari ini, kehidupan kita pastinya tidak lepas dari adanya makanan olahan. Seperti yang dapat kita temukan di supermarket atau minimarket. Banyak makanan olahan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan hidup kita hari ini. Tapi, menurut para dokter dan para ahli, terlalu banyak konsumsi makanan olahan tidak baik untuk kesehatan. Apa alasannya?


Sebelum masuk kepada alasannya, bijaknya saya jelaskan dulu apa itu yang disebut makanan olahan. Makanan olahan adalah makanan yang telah melewati proses tertentu, seperti pemanasan, pengeringan, pengalengan, pembekuan, pengemasan, dan sebagainya. Proses ini sengaja dilakukan pada makanan dengan tujuan tertentu. Seperti, agar nutrisi dalam makanan lebih banyak, makanan lebih lezat, makanan lebih tahan lama, dan lain sebagainya.



Sumber : Samishare.com


Dengan berbagai tujuan tersebut, bisa disimpulkan bahwa tidak semua makanan olahan merupakan buruk. Seperti yang diketahui, ada beberapa makanan yang memang butuh pengolahan terlebih dahulu agar lebih aman saat dimakan. Contohnya saja, pemanasan pada susu untuk mematikan bakteri berbahaya yang ada di dalamnya.


Lantas, mengapa makanan olahan membawa dampak buruk bagi kesehatan, kalau tujuan awalnya adalah demi kebaikan?


Makanan yang diolah dan melalui proses panjang sebenarnya tidak merugikan, tapi pada waktu bersamaan bisa pula merugikan. Bisa dibilang dapat merugikan kesehatan adalah jika dimakan terlalu banyak atau terlalu sering. Mengapa? Karena kandungan dalam makanan olahan biasanya dapat merugikan kesehatan jika terlalu banyak masuk dalam tubuh. Bukan hanya makanan olahan, semua makanan jika konsumsinya berlebihan sesungguhnya akan berbahaya. Tapi berhubung tulisan ini membahas makanan olahan, berikut saya tuliskan alasan mengapa sebagian besar makanan olahan dikatakan dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan:


1. Tinggi Kandungan Gula

Kadar gula yang terlalu tinggi dalam tubuh, tentu dapat merugikan kesehatan. Gula dapat menambah kalori yang masuk ke tubuh sehingga menyebabkan kenaikan berat badan. Kadar gula yang tinggi dalam darah juga dapat menyebabkan diabetes.


2. Tinggi Kandungan Garam

Setiap makanan yang diawetkan pasti mengandung garam (natrium) yang tinggi. Entah untuk menambah cita rasa, entah untuk tujuan pengawetan, entah tujuan lainnya. Entah… Hal ini tentu tidak baik bagi kesehatan, mengingat kebutuhan garam kita (orang dewasa) setiap hari hanya 6 gram (1 sendok teh). Terlalu banyak garam yang masuk ke tubuh kita dapat menyebabkan hipertensi.


3. Tinggi Kandungan Lemak

Selain gula dan garam yang tinggi, makanan yang telah melalui proses biasanya juga mengandung lemak jahat dalam kadar tinggi. Terlalu banyak lemak jahat dalam tubuh dapat meningkatkan risiko oksidasi dan peradangan dalam tubuh. Selain itu, juga berisiko mengembangkan penyakit jantung.


4. Cenderung Rendah Gizi

Dalam beberapa kasus, makanan yang melalui proses panjang mempunyai kadar gizi rendah sehingga untuk menyiasatinya ditambahkanlah vitamin dan mineral sintetis untuk menggantikan gizi yang hilang. Namun, vitamin dan mineral sintetis ini tentu tidak lebih baik daripada nutrisi yang secara alami terkandung dalam makanan sebelum diolah. Sehingga nutrisi yang terkandung dari makanan olahan biasanya lebih sedikit daripada yang terkandung dalam makanan alami yang belum diolah.


5. Cenderung Rendah Serat

Seperti yang diketahui, tubuh kita sangat membutuhkan serat untuk dapat melancarkan sistem pencernaan. Serat juga berfungsi sebagai makanan bagi bakteri baik dalam usus.


6. Mengandung Bahan Sintetis

Seperti kebanyakan orang, ketika membaca kandungan makanan olahan pada bagian belakang kemasan, saya tak mengerti. Saya rasa kalian juga sama. Umumnya bahasa dan istilah yang tidak kita mengerti itu adalah sebutan atau nama untuk bahan kimia atau bahan sintetis yang digunakan dalam produk tersebut untuk tujuan tertentu.


Hari ini untuk terlepas dari makanan olahan memang bisa dikatakan mustahil. Sama mustahilnya “Kalau bulan bisa ngomong”nya Doel Sumbang. Makanan olahan dengan kepraktisannya sudah menyatu kehidupan hari ini. Namun, bukan berarti kita menggantungkan kehidupan pada makanan olahan. Seperti yang sudah dikatakan di atas, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Maka, usahakan untuk tidak terlalu sering mengkonsumsi makanan olahan dalam kemasan. Membaca label informasi nilai gizi sebelum mengonsumsi makanan olahan, perhatikan baik-baik kandungan gula, garam (natrium), dan lemaknya. Perhatikan tanggal kedaluwarsa sebelum membeli makanan olahan. Dan jangan lupa untuk tetap konsumsi sayuran atau makanan alami lainnya sebagai kombinasi makanan olahan.


Topik artikel ini: