Petani Pahlawan Pangan Bangsa
15 Februari 2019
| 0 Komentar
Tulisan kali ini terasa “serius” dan “berat”, memang. Tapi, bukankah penting, ketika kita berbicara makanan, kulineran, selalu ada petani di belakangnya yang jarang terperhatikan? Nah, bagaimana kondisi pertanian Indonesia saat ini? Sebagai negara agraris, apakah nasib baik telah berpihak pada petani yang merupakan pahlawan pangan bangsa?
Sumber : Detik.net.id
Saya jadi ingat petuah nenek saya, setiap kami makan dan jika ada di antara kami yang tidak menghabiskan makanannya, nenek akan selalu berujar “kalau makan itu harus habis. Harus menghargai kerja petani. Toh kamu tidak bisa menanam sendiri, kan?” Menurut saya, itu salah satu bentuk kontribusi saya yang tidak tahu apa-apa kepada petani.
Hari ini bisa kita lihat, nasib petani di Indonesia kian hari kian sulit. Mereka terancam, dengan berbagai macam persoalan. Mulai dari keterbatasan lahan garapan, hasil produksi pertanian yang tidak memadai, harga hasil pertanian yang rendah sampai persoalan impor beras yang membuat persoalan petani semakin pelik.
Dalam persoalan impor beras, pemerintah terus-terusan membuka keran impor beras. Kebijakan impor beras yang katanya dilakukan untuk menambah stok beras yang kerap mengalami penurunan. Bukankah ini persoalan yang menarik. Indonesia selalu disebut negara agraris. Tapi ternyata tidak mampu “memberi makan” penduduknya, sehingga untuk urusan beras saja harus impor.
Bukan hanya itu, yang menjadi permasalahan yang mendasar dan mengakar bagi petani adalah terbatasnya jumlah lahan atau luas lahan yang bisa digunakan sebagai sebagai media tanam. Lahan yang luas akan mampu dimanfaatkan dan akan menunjang produktivitas petani dan tanaman. Namun faktanya, lahan yang ada kerap beralih fungsi dan digunakan untuk membangun perumahan, pusat perbelanjaan dan perkantoran (emang padi bisa tumbuh di dinding kaca perkantoran?) Kalau berkelanjutan seperti ini, bisa dipastikan dalam beberapa puluh tahun ke depan, Indonesia akan menanggalkan gelar “Negara Agraris” dan semua bahan pangan kita berbahasa asing alias impor. Benar, tho? Jika semua lahan kosong jadi perumahan, jadi mall. Terus pohon pisang mau tumbuh di mana?
Melihat kondisi yang ada saat ini sudah seharusnya pemerintah sadar bahwa keputusan untuk selalu mengandalkan impor beras dan sebagainya bukanlah solusi yang terbaik untuk mengatasi permasalahan pangan kita. Dan pemerintah juga harus memusatkan perhatian kepada nasib petani, yang mana adalah pahlawan pangan bangsa. Kalau tidak ada petani, apa kita mau dan bisa menjadi petani?
Negara dan pemerintah hari ini punya tugas besar dalam menyejahterahkan petani. Selain harus menstabilkan harga, menjamin ketersedian dan hak petani akan lahan pertanian, pemerintah juga punya tanggung jawab besar untuk terciptanya swasembada pangan. Karena swasembada pangan merupakan langkah yang harus diambil oleh pemerintah saat ini dalam memanfaatkan sumber daya alam Indonesia yang melimpah dan dapat memperbaiki ketergantungan Indonesia akan pasokan impor. Dan dengan begitu, semoga, akan membuat petani kita bisa menjadi sejahtera dan makmur.
Nah, jadi kamu sudah mengerti kan betapa berjasanya para petani dalam dunia kuliner?
Topik artikel ini:
16 Februari 2019
15 Februari 2019