Darsehsri

Resto all you can eat ini sebetulnya cukup luas, tapi jarak antar mejanya sangat berdekatan, ditambah setiap mejanya terlalu sempit buat ukuran meja yang dilengkapi alat grill dan hotpot, alhasil cukup berdesakan dan kurang nyaman. Selain itu alat exhausted yang bergantung diatas meja posisinya ngga pas di atas alat grill, baju pun jadi bau asap.
Kelebihan resto ini di dekor, cukup meriah, cocok buat yang senang datang rame rame makan sambil foto foto, di lantai dua ada spot khusus buat foto foto, dilengkapi juga dengan yukata yang bisa dipakai pengunjung, biar berasa di jepang.

Pilihan makanan kurang variatif, tapi pasti yang jadi perhatian dagingnya kan, secara ini resto all you can eat. Pilih paket gold (155++ klo ngga salah, lupa juga saya) dagingnya unlimited.
Potongan dagingnya tipis dan dagingnya kurang tasty buat saya. Kalau sayuran cukup segar dan kuah steamboatnya juga lumayan enak. Kalo sidedish yang sempat saya cicipi, takoyaki dan ice cream aja, rasanya standar.

Cafe mungil di sekitar area perumahan baranang siang indah, signage D'Cabin bulat berlogo mangkok dan sendok. Belum lama opening tapi sepertinya sudah jadi resto favorit di area ini yang memang jarang ada resto.

Menu yang ditawarkan kebanyakan menu umum banyak kalangan, beberapa jadi favorit saya juga, seperti nasi goreng ikan asin, ayam geprek dan roti bakar. Bagi yang suka kopi susu bold, D'Cabin punya kopi susu yang layak di coba. Jangan lupa tanyakan sama staff disana, promo apa yang sedang berlaku, karena dari dua kali kunjungan saya kesana, sedang ada promo diskon dan buy one get one.

Sudah terkenal seantero bogor kalau ketoprak japar ini enak ngga ada banding, berani pakai cabe banyak . Saya pun penasaran, beli via ojek online dan pas datang bumbunya di pisah sesuai request.

Honestly ini biasa banget, bumbunya kental dan ada rasa kemiri didalamnya. Tekstur lontongnya agak keras, mungkin benar kata orang, disini berani pakai cabe banyak asalkan kuat pedas. Saya sendiri order versi sedang aja udah pedas banget.

Mungkin bagi yang berkendara roda empat atau lebih baru bisa menyambangi coffee shop ini karena letaknya di rest area km. 38 dari arah bogor menuju jakarta. Tempatnya agak ke belakang memang, tapi cukup nyaman buat nongkrong. Pelayanan juga baik.

Lokasinya persis di belakang coffee shop kenamaan, tapi ternyata kopi susu gula arennya enak, kental dan creamy. Caramel lattenya juga ngga mengecewakan dan yang paling bikin happy, harganya terjangkau sekali.

Sebetulnya ini cabang kedua Divani's sentul yang pernah saya kunjungi tahun lalu. Konsepnya disini cafe resto dengan interior yang kece, lighting terang serasi dengan ceiling yang tinggi, menambah kesan sangat luas, tapi memang tempatnya sendiri sudah luas.
Satu grup dengan bumi nuani, kita bisa pesan makanan dari resto bumi nuani juga.

Pelayanan bagus, terutama barista bagian coffee bar. Manual brew pesanan suami saya diracik enak.
Nasi gorengnya enak, lupa nama menunya, nasi goreng di balut telur dadar, di tutup mozarella cheese, yummy.
Yang bikin kecewa justru steak pesanan saya, sudah ngga murah, rasanya ngga banget. Nanas yang harusnya jadi sidedish di ganti apel, masih oke lah. Tapi steak alot, saya pesan medium well dan ini jadinya welldone, seasoningnya juga lebih mirip bumbu semur. Tapi untuk potatonya royal, pakai tiga macam, yang curly, wedges dan strings, ada sensasi buttery saya suka.

Ini coffee shop posisinya persis di seberang kebun raya, letaknya di depan sebuah rumah bergaya kolonial. Tempatnya kecil, tapi nyaman buat nongkrong. Kalo yang suka jalan-jalan keliling area luar kebun raya pasti tau.
Kesini paling enak sore hari, tentunya pas cuaca lagi cerah. Area duduk di bawah pohon rindang bisa jadi pilihan asyik buat nongkrong selain kursi di depan coffee bar yang menghadap ke kebun raya.

Harga makanan dan minuman terjangkau dan rasanya cukup enak. Bagi penyuka kopi khas bogor, wajib dicoba.
ice latte original (13k) pesanan saya enak, aroma smokey, kental dan manisnya pas.
Manual Brew (15k) pesanan suami juga oke, pakai beans suka makmur dari bogor.

Staffnya ramah dan saya ditawari nasi kuning dalam kemasan for free, katanya ada setiap jum'at. Tapi karena perut masih kenyang jadi cuma sanggup ngopi aja.

Entah ini kedai kita cabang keberapa, tapi sepertinya jadi salah satu cabang tersukses setelah cabang pangrango. Tempatnya luas, persis di dekat pintu masuk taman budaya. Semi outdoor dengan sirkulasi udara yang cukup baik, jadi ngga was was pas makan disini. Tersedia juga musholla bersih didalamnya.

Konsepnya disini agak berbeda, pesan melalui QR Code, jadi ngga ada lagi pegang pegang buku menu. Kalau sudah selesai makan tinggal bayar di kasir.

Favorit saya tetap Steak Lidah yang semakib hari makin naik harganya, tapi tetap saja di order hahaha. Rasanya juga sama, enak buat saya, lidahnya tebal meski ukurannya makin menciut.

Mie Ayam Lada Hitam juga ngga mengecewakan, bumbunya enak, kondisi hangatnya sedikit tahan lama karena di atas hot plate.

Spicy Beef Pizza juga tetap enak, makan satu slice aja puas banget, yup! Isiannya sapi pedas yang gurih, ketemu keju mozarella, kelar.

Pangsit goreng buat selingan makan berat, cocok memang disantap bareng menu apa aja, empuk tapi renyah, favorit.

Yang sedikit kurang menyenangkan karena ditegur sama supervisornya dari jauh kenapa foto foto, untung abis gajian jadi hati agak adem buat jelasin kalo foto foto buat review hahahaha. Saran aja buat yang berkunjung, minta ijin dulu kalo mau foto-foto.