@kenyangberduaan

Salah satu kuliner bakso yang patut dicoba di samping stasiun MRT Blok A dengan harga sangat terjangkau. Saat itu coba mie bakso pangsit dengan harga 18k dengan 2 bakso! Menurut aku porsinya cukup mengenyangkan. Tipikal bakmie yg warna kuning dan agak tebal, jadi bukan seperti bakmie yamin yaa. Baksonya berasa sapinya, jadi tidak terasa tepung, tapi aku kurang suka dengan pangsitnya, entah perasaanku saja tapi rasanya seperti tercampur dengan aroma wadahnya. Secara keseluruhan enak dan worth to try!
Tempatnya cukup bersih meskipun di ruko yang sepertinya sudah lama. Pada saat itu datang hari Minggu siang sekitar jam 11.30 tidak terlalu ramai jadi nyaman, untuk pelayanannya ramah. 

Hari ini kembali datang ke salah satu toko ice cream yang populer di kota Jakarta. Ice cream yang infonya sudah beridiri sejak 1932, tanpa bahan pengawet dan menghadirkan rasa yang authentic.

Saat itu mencoba menu Chocolate Sundae, karena dulu pernah mencoba yang tutti frutti, tapi tidak terlalu suka. Oke back to Chocolate Sundae. Jadi ice cream ini disediakan dalam mangkuk kecil untuk dine in. Porsinya menurutku tidak terlalu banyak untuk ice cream seharga 30k. Rasa coklatnya enak dicampur dengan taburan kacang di atasnya. Sayangnya saat itu ice creamnya agak cepat cair, jadi harus makan agak cepat. 

Overall rasanya oke, tapi tidak terlalu special di hati aku hehehe.
Tempatnya memang terkesan jadul, yah karena memang disini bangunan lama. Kalau untuk yang mau dine in, Ragusa muat untuk -+30 orang dan penyajiannya cepat. 

Ketika sudah selesai makan ice cream kita bisa minta 1 gelas air putih dingin supaya tidak terasa “seret” atau sekadar untuk mencuci mulut.
Meskipun not my fav, tapi tetap aku rekomendasikan ke orang untuk mencoba ice cream legend ini.

Hari ini mencoba salah satu warung sate dan tongseng yang cukup ternama di Bekasi, bahkan ada foto presiden Jokowi yang pernah mencoba hidangan disini.
Mencoba tongseng kambing (32k) dan sate ayam (44k) disini. Sate ayamnya top deh menurutku, dagingnya lembut dan padet, jadi tidak kurus-kurus, yah pantasnya memang begitu dengan harga yang di atas rata-rata dengan isian 10 tusuk sate. Bumbu kacangnya enak dan lembut ditambah dengan potongan cabe rawit dan bawang merah. Aku sangat merekomendasikan untuk mencoba menu ini. Selanjutnya, mencoba tongseng kambing, bumbu dari tongseng kambing sendiri menurutku pas, namun tidak terlalu spesial dibandingkan rasa sate ayamnya. Sayangnya, saat itu kambing yang kami dapat kebanyakan cukup alot, jadi agak susah makannya. Sayang sekali, padahal sate ayamnya sudah top banget. 

Ruangan warung ini tidak seperti tipikal warung yaa, namun lebih ke Rumah Makan dan cukup luas. Terdapat toilet, tempat untuk ibadah dan tempat parkir yang tidak terlalu luas. Ada kursi dan juga lesehan, tergantung preferensi dari tamu.

Mencoba salah satu resto yang menyajikan steak dengan harga ekonomis (under 100k) di Jakarta, kenapa tidak? 

Jadi kemarin aku mencoba salah satu resto  di pusat Jakarta yang menyediakan menu steak dengan harga dibawah 100k.Steak-nya pun sudah lengkap dengan kondimennya.
Saat itu aku memesan rib eye dengan berat 100 gr dilengkapi dengan mushroom sauce, sayur dan mashed potato. Oh ya, pilihan sauce bisa mushroom/black paper. 

Saat itu aku pesan agar steak dimasak medium, namun sepertinya malah jadi well done hehehe, sad. Tapi tidak begitu menjadi masalah karena masih bisa dinikmati. Menurutku pribadi, porsi 100 gram untuk makan siang sudah cukup mengenyangkan. Sausnya sendiri cukup tasty, tapi sepertinya memang lebih banyak penyedap rasa dalam saucenya. Entahlah, mungkin hanya perasaanku saja yang seorang awam ini. Saat itu juga mencicipi garlic bread, yang menurutku rasanya tasty, tapi tidak terlalu spesial. Meskipun demikian masih oke untuk dijadikan pembuka/cemilan jika masih lapar hehehe. 

Suasana di resto cukup ramai saat itu, hampir semua kursi penuh karena pada saat itu aku berkunjung di jam makan siang. Kapasitas resto bisa untuk 50-70 orang. Meskipun ramai, tapi tidak berisik dan masih nyaman. 

Di depan resto ada kakek-kakek pedagang otak-otak dengan harga 6k/pcs. Jadi otomatis aku juga mencicipinya saat itu hehehe. Rasa otak-otaknya menurutku cukup tasty. Selain itu ada juga pedagang kue cubit dan mangga.
Overall Joni Steak dapat menjadi salah satu destinasi untuk mencoba steak dengan harga ekonomis dengan tempat yang bersih dan pelayanan yang baik.  

Pergi kesini karena diajak ibu bos. Infonya sih ini ayam goreng yang cukup legend dan termasuk sudah lama berdiri. Aku pergi ke rumah makan yang ada di Taman Sari, karena setauku ada cabang dia yang ada di Mangga Besar. Jadi, tidak terlalu jauh dari resto yang ada di Taman Sari. 

Tempatnya tidak terlalu besar, mejanya 2 baris yang membuat kita akan berhadap-hadapan dengan pengunjung lain. Estimasi aku bisa cover -+ 20 orang dalam 1 ruangan.

Saat itu pesan di jam makan siang. Pelayanan cukup cepat, bapaknya yang melayani gesit dalam melayani dan merapikan/membersihkan makanan yang sebelumnya. 

Aku pesan ayam goreng basah, tahu goreng basah, es rumput laut, bumbu kacang, bihun dan acar.
Uniknya disini, ayamnya menggunakan cocolan bumbu kacang. Aku pribadi kurang cocok dengan cocolan seperti ini karena memang kurang familiar hehehe. Menurut aku rasa cocolan bumbu kacang juga biasa saja, tidak ada bumbu spesial yang unik.

Ayam goreng basahnya merupakan ayam kampung. Teksturnya empuk, untuk rasa sendiri menurutku standard gurih dan tidak terlalu banyak rempah/bumbu. Jadi memang mengandalkan bumbu cocol dan sambal/acar yang dipesan. 

Tahu gorengnya basahnya rasa standard seperti tahu goreng pada umumnya. 

Untuk Acar sendiri aku suka, acarnya benar-benar acar asam, jadi tidak asal acar yang hanya timun dan air. 

Bihunnya biasa saja, seperti bihun goreng jawa pada umumnya. 

Minumnya es rumput laut yang menurutku rasanya biasa saja, rumput laut manis. Saat itu aku pesan agar tidak terlalu manis karena sebelumnya pernah pesan dan menurutku terlalu manis.  

Tanatap Artisan Coffee baru saja membuka cabangnya di Bekasi dan kami akhirnya memutuskan untuk mampir. Penasaran dengan konsep di Bekasi dan ternyata waktu itu adalah trial opening (kami datang tgl 10 Oktober 2022).
Sebelumnya sudah pernah mencoba Tanatap di Ampera, Jakarta Selatan dan secara personal suka dengan arsitektur bangunan dan interorior yang diusung oleh Tanatap. Tanatap Bekasi tidak lebih luas daripada Tanatap Ampera, bahkan terbilang lebih kecil. Jadi, kalau ramai agak susah untuk mencari tempat duduk.  Bagian outdoor, khususnya di bagian berbentuk setengah lingkara warna merah terdapat tempat duduk, tapi jujur agak PR untuk duduk disitu karena model bangunannya yang miring. Menurutku, kopi yang disajikan cukup tasty, standard kopi artisan dan tidak terlalu strong (saat itu salah satunya mencoba caramel macchiato) jadi aman untuk yang tidak ingin begadang hehehe.
Pelayanan untuk kopi cepat karena bisa langsung diambil dan yang diantar ke meja tidak perlu waktu lama -+5 menit, namun untuk cemilan, saat itu kita pesan Tanatap Animal Fries, baru disajikan setelah -+30 menit. Agak kesel karena sampai harus ke kasir untuk tanya kapan bisa disajikan. Mungkin karena masih trial opening jadi pelayanan agak lama dan masih menyesuaikan. Semoga lebih baik lagi dalam SLA pelayanan.