Soulfood Kemang

Cukup unik resto khas Indonesia yang 1 ini, unik dalam arti kata penyajian makanannya yang memakai baki besar yang diisi makanan terutama untuk menu Nasi Soulfood A & B...
Untuk menu Nasi Soulfood A ada 2 macam nasi ( nasi hitam yang memakai tinta cumi & nasi teri yang memakai ikan teri ) lalu 2 macam sayur ( oseng buncis & oseng kale ) lalu ada tempe & empal daging suwir serta ayam balado dengan tidak ketinggalan kerupuk & acar serta sambal matah...

Untuk Nasi Soulfood A ini cukup untuk berdua...
Yang menarik adalah menu Pepes Ikan Mas Duri Lunak, walaupun bukan yang terbaik tapi pepes ini cukup enak untuk dijadikan menu sambilan...
Makanan & tempat yang nyaman tidak didukung dengan harga makanan2nya yang cenderung cukup lumayan mahal jadi kiranya para konsumen boleh pilih2 makanannya sebelum memesannya...

Masuk ke ruangan Soulfood ini terasa benar nuansa vintagenya. Mulai dari decor barang barang tua sampai peralatan makan dan juga menunya yang unik yang di tempel di piring kaleng / enamel yang bulat dan besar. Di sini ada area untuk makan lesehan tapi dengan gaya elite, karena pake lesehannya ada jok kursinya. Di lantai atas lightingnya lebih terang dan ada tempat makan lesehan yang lebih besar untuk makan rame2. Sebenarnya mau nyobain menu menu lidah sapinya, tapi ternyata menu lidah sapinya tidak dimasak di Jakarta melainkan di luar kota Jogja atau Solo.. saya lupa deh, dan waktu itu baru akan sampa inl di Jktnya siang sekitar jam 2an.

Saya hanya nyobain :

*Empal gentong - Penyajiannya cukup unik di rantang alumunium kecil susun 3.

Isinya : nasi putih, kerupuk dan bubuk cabe dan empal gentong.

Empal gentong ini enak banget, dagingnya banyak dan sama sekali tidak keras. Kuahnya cukup kental dan tasty. Recommended .Tapi sayang kerupuknya dikit banget, cuma ada dua kerupuk putih kecil.
*Mie Yamin Babat Kikil – Kurang suka. Mienya agak2 anyep tidak terasa fresh. Saya sengaja pesan potongan ayam, kikil dan babatnya terpisah. Kikilnya masih agak keras. Setelah di campur di mienya juga rasanya masih kurang ok menurut saya.Kuahnya juga rasanya biasa aja. Baso dan tahunya juga so so.
*Teh poci tubruk – Tadinya saya pikir akan disajikan dengan poci teh Jawa dari tanah liat, ternyata pocinya dari kaleng dengan motif vintage ala warung kopi / teh jaman dulu. Rasa Teh ini cukup pahit seperti teh2 Jawa lainnya tapi enak, saya suka banget taste teh lokal seperti ini. Gula batunya juga gula organic kualitas premium merk Javara yang saya biasa pakai di rumah.