Darsehsri

Pengalaman makan di Obwoon cabang cibubur sedikit lucu buat saya, karena masuk ke area resto, alunan musik padang ngga berhenti sampai acara makan saya selesai, padahal saya lagi makan di thai resto ya, lol.
Pelayanan cepat tapi sepertinya staff belum menguasai informasi soal menu, jadi cukup lihat foto di buku menu saja ketimbang banyak nanya.

Saya suka sama Red Tom Yum (68k) di Obwoon, kuahnya sesuai request saya, pedas sekali. Kuahnya medok, kelihatan sekali pakai bumbunya banyak, daun dan potongan rempahnya juga banyak dan seafoodnya enak, fresh apalagi jamurnya, isinya pas lah sesuai harga.

Drunkards Prawns (68k) juga ngga kalah enak, bumbunya tebal dengan rasa manis pedas, ngga jauh beda dengan rasa bumbu balado ala resto padang tapi ini lebih kecium aroma daun jeruknya.

Untuk minum pesan Thai Tea (26k), lebih mirip teh pahit, agak clear dan wangi tea roastednya tercium tajam.

Suasana penang bistro cabang kokas ini seperti bukan di dalam mall, tapi seperti suasana rumah peranakan. Tanaman hijau dalam pot di area teras, aksen jendela kayu berwarna putih, juga perabot dan lampu-lampu gantung ala peranakan.

Saya makan siang bareng keluarga, pesan beberapa menu , ada yang enak juga ada yang biasa saja.
Roti Canai Beef (53k) datang paling pertama, roti canainya renyah, gurih dan di bentuk kerucut, sayang kuah karinya sedikit dan kurang nendang rasanya.

Penang Char Kway Teo (68k) cukup enak, bumbunya terasa medok, kwetiawnya juga lembut.

Hainanese Rice Steam (75k) harganya cukup pricey, sayang rasanya kurang sesuai dengan harganya. Nasinya hambar dan ayamnya ngga gurih, tapi hanya terasa asin garam saja.

Fried Tofu Peranakan (68k) enak sebagai cemilan, lebih mirip bitterballen, gurih dan saus cocolannya enak, sedikit pedas dan manis.

Durian Cendol (49k) tadinya sebagai dessert yang dinanti-nantikan, tapi ternyata agak mengecewakan. Cendolnya keras, kaku seperti baru keluar dari freezer, jadi ada sebagian yang bisa dimakan tapi ada juga yang masih seperti es batu. Duriannya juga berupa kinca aja, beda sama cendol durian resto sebelah.

Merah Delima (42k) juga biasa aja, ngga istimewa karena mutiaranya ngga kenyal bagian luarnya, justru lengket.

Lychee Orange Tea (36k) cukup segar, bisa menghilangkan dahaga dan sedikit kecewa karena dessert yang diidamkan ngga sesuai ekspektasi.

Tempat yang cukup hits di area jakarta timur, tempatnya kece baik area lantai satu maupun lantai dua, bahkan smoking areanya lebih kece lagi, simple dengan dinding unfinished bersebelahan dengan musholla.

Datang siang hari dan cukup ramai, ngga ada sapaan apapun dari barista yang berdiri di balik coffee bar, cuma tatapan biasa, ngga tau deh dalam hatinya apa karena dengerin orderan saya aja ogah-ogahan, baiikk.

Pesan Burger Original (55k) cukup enak meski setelah 45menit baru ready di meja, beef patty-nya tasty, sedikit asin tapi masih okelah. French friesnya renyah, seasoningnya juga terasa gurih.

Chicken Wing (30k) justru juara karena pedas banget, cocok sama udara yang lagi hot. Sepertinya di goreng dulu baru ditumis pakai bumbu, jadi tepungnya mekar kerendam sedikit kuah pedasnya, yummy.

Mocha Hot (30k) tampil dengan latte art rapih, hati-hati baristanya membawa ke meja saya, makasih lho. Sayang rasanya nanggung, watery tepatnya.

Lime Mint Tea (28k) segar dalam gelas kaca yang cukup besar, aroma mint-nya kurang terasa, pun sama halnya dengan aroma lime-nya, nanggung abis.

Cukup penasaran sama The Grill House yang letaknya ada di bawah jajaran kaki bukit sentul, apalagi signagenya di antara pohon tinggi dan rindang, dari luar terkesan keren. Tapi sepertinya ekspektasi saya terlalu tinggi, pas masuk ke dalam interiornya biasa saja, lebih mirip foodcourt ketimbang steak house. Hanya tamannya cukup bagus, toilet dan musholla juga bersih, tapi saran saya pakai perlengkapan shalat sendiri aja meski disini disediakan.

Menunya tidak banyak dan ada beberapa menu dengan harga yang ditawarkan cukup pricey. Staff disini ramah-ramah, tapi sedikit kerepotan dengan orderan, sepertinya belum ready kalau kedatangan customer dalam jumlah banyak.

Sop Buntut Bakar (99k)
Satu set nasi plus dua potong buntut berukuran kecil dan satu mangkuk sup sebagai pelengkapnya. Buntutnya terlalu kering, jadi ada bagian yang lumayan keras. Kuah supnya standar aja, sambalny cukup pedas.

Tenderloin Steak (105k)
Ukuran dagingnya cukup besar, lupa nanya, sepertinya 200gr. Saya minta medium well, dagingnya cukup empuk, sausnya request black pepper tapi lebih mirip mushroom, lol.

Nasi Goreng Buntut (80k)
Untuk menu ini saya request pedas sekali, pas datang, ya okay ngga pedas sama sekali. Rasa nasi gorengnya lumayan enak, potongan buntutnya cukup banyak plus satu telur mata sapi tersaji disana tapi karena saya suka pedas jadi berasa anak kecil makan nasi goreng, no cabe sama sekali hahahaha.

Hot Lemon (26k)
Asem segar enak, pakai lemon asli plus madu.

Fresh Squeezed Orange (37k)
Ini jug segar tapi sepertinya pakai tambahan orange syrup.