Fendy Heryanto

Tempat ini dari segi design mengambil konsep kopitiam pada umunya yaitu tempat untuk nongkrong-nongkrong yang memiliki banyak menu makanan. Tempatnya dibagi dua, indoor dan outdoor. Saat ini saya duduk di outdoor karena merasa sangat dingin sekali di dalam dan pemandangan laut yang indah juga merupakan salah satu alasannya. Menu yang saya pesan adalah kwetiau kuahnya, dari segi rasa sangat standar dan tidak ada specialnya. Karena merasa kurang puas saya memesan dimsum hakaw, oyster. Mungkin masalah terhadap penyimpanan membuatnya tidak fresh saat disajikan. Dengan harga yang bisa dibilang lumayan, rasa makanannya tidak dapat menandingi. 

Tempatnya yang sangat sederhana dengan tembok yang hanya di wallpaper dengan logo kkuldak. Musik yang disajikan selalu bernuansa K-Pop sehingga para pengunjung lebih merasakan aura korea. Saya memesan Original Honey Chicken ukuran Large, cocok untuk makan berdua. Isinya lebih banyak dari pada memesan yang ukuran small dua buah jadi lebih untung pastinya. Hehe. Selain terdapat fried chicken ball, tersedia juga tater tot yaitu sejenis kentang goring dan tteokbokki khas korea yang rasanya kenyal-kenyal. Menarik sekali untuk makan-makan iseng jika tidak terlalu lapar tapi ingin makan. Satu lagi yang membuat saya terkesan, saya adalah orang yang tidak menyukai madu, tapi komposisi madu dan bumbu yang ada di menu ini sangatlah membuat saya ketagihan. Wajib sekali dicoba!!

Suasana nyaman dan tenang sangat terasa ketika masuk kerestoran ini, nuansa jepang sangat kental terdapat dari banner kain bertuliskan kanji jepang dan kursi meja bernuansa hitam dengan design khas negeri bunga sakura. Disini sistemnya self service, jadi pesan dahulu, langsung dibuatkan menunya, diambil dan langsung dibayar dikasir. Saya memesan niku udon untuk menu kali ini, yaitu mie jepang besar dengan irisan daging sapi. Rasanya sangat pas antara kuahnya yang bening dan daging yang matang sempurna. Untuk penggemar udon pasti tidak salah untuk mencoba yang satu ini. Dinilai dari harga sih bisa dibilang standar untuk ukuran udon.

Tempatnya sangat biasa, benar-benar standar tanpa suasana bali yang kental. Hanya ada satu lukisan bali di bagian depan, sisa temboknya di gantung kaca besar. Cocok untuk makan tetapi tidak untuk berlama-lama karena bangkunya seperti bangku les sekolah, hanya dari kayu. Makanan yang dipesan adalah Ayam Betutu Goreng dan yang satu lagi yang orginal. Saya lebih suka yang Ayam betutu gorengnya karena memiliki tekstur lembut dan rasanya membuat ketagihan. Saya memilih menu paket nasinya, jadi tersedia kuah betutu, kacang, dan daun singkong serta cabai dan bawang merah sebagai tambahan rasa. Enak sekali rasanya. Harganya memang sedikit mahal jika dibandingkan menu ayam lainnya, tetapi worth it untuk dicoba.

Dengan konsep seperti kapal dibangunan bagian depan dan design bertema putih didalam membuatnya kurang begitu menarik. Wastafel dengan lobster kecil yang hidup berenang-renang dibawahnya merupakan satu nilai tambah dari kekurangan yang ada. Kali ini saya memesan lobster plate, yaitu lobster dengan butter rice, beberapa buah onion ring dan sayur pelengkap. Rasanya standar, daging nyater lalu sedikit dan bumbu dari saus kurang begitu menyerap. Saya juga memesan small bites calamari yaitu potongan bulat cumi goring tepung yang rasa garing dan lembutnya bersatupadu Nikmat sekali. Dari segi harga termasuk standar untuk lobster. Bagi yang suka lobster tapi tidak mau mengeluarkan budget selangit, ini boleh menjadi pilihan.