Inas

Ke sini gara-gara viral karena katanya ramen di sini resep asli dari Jepang, setiap masakan di awasin sama ownernya supaya rasanya otentik seperti ramen di Jepang.

Pas datang ke tempat, kebetulan lagi ada ownernya dan beneran orang Jepang.

Tempatnya menurutku lumayan nyaman. Sebelum pesan, kita bis lihat menu + harganya di dekat kasir. Abis gitu, pesennya pakai mesin ticketing yang touchscreen. Bayarnya langsung ke mbak yang nunggu di deket mesin tiket. Kalau kita kebingungan juga bakal dibantuin sama mbaknya.

Pelayanannya bagus. Ownernya ramah banget, sampai ikut nyambut pembeli dan ikut berishin piring bekas makan.

Oh iya, menu yang aku pesan saat itu black garlic (kanan bawah). Dua temenku pesen Original (kanan dan kiri atas), satu lagi pesan Curry (kiri bawah). Kalian bisa pesan menu selain ramen ya kalau mau. Ada semacam chicken wings dan dimsum gitu. Minumnya free refill ocha.

Aku suka sama ramennya. Kalau yang aku pesan, Black Garlic, agak pahit dan kerasa bawang putih yang digoreng. Masih cocok buat lidahku dan segar. Semangkuk dapat mie, telur setengah matang, daging ayam, sama jamur kuping. Kalian bisa tambahin bubuk cabe dan garlic cincang.

Hati-hati saat nambahin bumbu. Salah satu temanku ada yang ngga bisa ngehabisin ramennya (dia baru makan 3-5 suapan) entah karena nambahin bumbu kebanyakan atau memang kurang cocok aja sama masakan ini. But, kedua temenku yang lain cocok-cocok aja sampai habis.

Ini aku dan teman-teman minta foto bareng owner Sai Ramen dan bener-bener humble banget.

Overall, tempat ini cocok untuk nambah pengalaman kuliner khususnya kuliner Jepang.

Ke sini karena diajak teman. Pertama kali ke Cuankie Serayu pesan cuankie-nya. Rasa cuangkie-nya memurutku terlalu asin sampai aku susah agak nelannya.

Datang kedua kalinya, aku pesan batagor. Rasanya enak sih tapi bukan sampai yang pingin beli lagi.

Oh iya, di sini bisa pesan menu 1 porsi atau 1/2 porsi. Jadi, kalau mau icip2, mending pesan yang 1/2 porsi dulu. Harganya juga 1/2 dari harga 1 porsi.

Datang ke sini selalu antri. Harus pintar dan cepat cari tempat duduk.

Untuk pelayanan menurutku biasa saja.

Awal mau pesan, aku nggak expect apa-apa. Paling cuma seperti bakso goreng pada umumnya. Ternyata pas dirasain sendiri, bakso goreng ini enak banget. Pertama digigit kerasa ayam dan ikan tenggirinya. 

Pelayanannya juga ramah banget. Bapak yang goreng kasih tau cara pesennya gimana. Jadi, di sini sistemnya kita harus setor nama untuk antri dan kita mau pesan baksonya berapa biji. Kaya antri obat di apotek, hehehe. Nanti, setelah pesenan kita selesai, kita bakal dipanggil dan dikasih tau total harganya.

Sempet denger, waktu itu tetehnya selalu bilang ke pelanggannya, "Terima kasih sudah mau sabar menunggu." 

Rasa es krimnya khas banget. Bener-bener kerasa homemade dan natural. Cuma harganya agak pricey. But, worth lah sesuai dengan rasa. Porsi es krimnya juga gede. Lebih besar daripada W*lls C*rnett*. Pas dimakan juga kerasa padat.

Pelayanannya biasa aja. Waktu aku ke sana agak ramai, jadi mungkin itu yang nyebabin mbaknya agak judes.

Untuk interior, Rasa Bakery and Cafe bisa dibilang nggak begitu luas. Tapi, bagus untuk foto-foto. Konsepnya minimalis-elegan. Nggak rugi pernah datang ke sini.