Eliza Saliman

Ichibiru ini adalah restoran Jepang spesialis yakitori. Dekorasi nya didominasi oleh kayu dan sedikit gelap di bagian dalam. Hampir setiap malam juga ada live music nya jadi lumayan banyak yang nongkrong untuk minum bir sambil menikmati music. Sayang nya di bagian dalam restoran nya itu bisa smoking jadi sedikit terganggu dengan asap rokok nya, padahal tempat nya enak untuk ngobrol, kecuali kalau pas live music. haha.

Saya memesan gyudon (IDR 59k) dan bisa ditambah telur dengan extra charged IDR 5k, tetapi saya pesan tanpa telur nya. Jadi gyudon ini adalah sejenis beef bowl, ada irisan beef dengan saus teriyaki di atas nasi. Porsi nya kecil, apalagi untuk cowo - cowo. Beef slice nya kurang empuk dan tidak ada rasa. Mungkin kurang lama di marinate nya.

Untuk minuman saya memesan blue fujiama (IDR 26k), rasa nya asem - asem ada soda nya gitu, dan sesuai nama nya, minuman nya warna biru. Rasa nya lumayan segar namun tidak ada yang istimewa.

Ramen Hachimaki agak sulit ditemukan karena berada sedikit diujung, lebih tepatnya di lantai lower ground Central Park di seberang paradise dynasty. Ketika saya datang, tempatnya tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa orang saja selain saya menikmati makan malam. Salah satu waitress langsung mempersilahkan saya masuk dan memberikan list menu untuk saya bisa lihat - lihat dulu.

Menu nya cukup beragam dari ramen, gohan sampai donburi. Saya memesan Pork Katsu Curry Rice (IDR 48k) yang merupakan chef recommendation. Dilihat dari harga nya memang lebih murah dari nasi kari dari restoran Jepang lainnya, but you get what you have paid for. Porsi nya sebenarnya cukup untuk saya, namun pork katsu nya kecil, nasi nya kurang legit dan walaupun kari nya terasa dan kental, namun terlalu asin. 

Maybe next time I'll try their donburi set. 

Metta Vegetarian ini berada di ruko dutamas dan selain di sini juga beberapa ruko setelah nya ada saingan resto vegetarian juga. Tapi saya ingin coba Metta dulu, mungkin next time baru ke resto sebelah.

Resto ini menyajikan masakan homecooked. Jadi kita bisa pilih lauk langsung di tempat dan tidak hanya itu, ada menu - menu Chinese food lain seperti nasi hainam dan bakmi.

Saya memilih untuk memilih lauk, saya pesan "pork" char siew dan sayur seperti cap cai. Porsi lauk nya dikit sekali ya, jika dibandingkan dengan nasi nya. Rasa nya juga biasa saja. Char siew nya terlalu kenyal dan "tepung" banget. Harmoni Vegetarian does it better!

Akhir - akhir ini saya sedang lumayan banyak makan restoran vegetarian dan kali ini saya ke Harmoni Vegetarian bersama dengan teman saya yang vegetarian, jadi saya pikir pasti rasa makanan nya not bad.

Harmoni Vegetarian ini berada di ruko inkopal, sedikit sulit untuk ditemukan kalau yang belum familiar dengan wilayah Kelapa Gading. Rumah makan nya tidak terlalu besar hanya ada 5 meja panjang dan terasa sekali nuansa masakan rumahan yang kental. Variasi makanan nya pun cukup beragam dari pempek, nasi hainam sampai kwetiaw dan juga nasi dengan lauk yang hanya bisa dipesan di weekdays.

Saya mencoba nasi hainam, pempek telur dan lenjer. Jujur saya suka dengan nasi hainam walaupun memakai char siew "daging - dagingan" tapi bumbu nya sangat mirip dan juga tekstur nya tidak kenyal seperti terlalu banyak tepung. Begitu juga dengan satai yang ada di dalam nasi hainam tersebut rasa nya lumayan enak. Untuk pempeknya memang kurang gurih, still not bad, tapi saya kurang suka dengan saus cuka nya karena terlalu asam dan juga terasa ada yang kurang kalau tanpa taburan rebon. hehe

But overall my vegetarian friend said that the restaurant serve quite nice dishes.

Di Rumah Makan Amen ini disajikan aneka Chinese Food, dari bakmi, nasi campur, kwetiaw, dan tumis - tumisan ala Chinese sampai pisang goreng - semua notabene merupakan makanan non-halal, kecuali pisang goreng tentu saja.

Tempatnya berada di ruko yang lumayan cukup besar dan semi terbuka, jadi kurang nyaman berlama - lama di sana karena udaranya panas. Saya dengar kalau bakmi ayam (non-halal) di sini enak, tapi karena saya sedang ingin makan nasi, saya akhirnya memesan nasi campur dan pisang goreng. Porsi nasi campur nya cukup, isi nya cukup lengkap, ada daging ayam, samcan panggang, babi merah, sejenis otak - otak, beberapa potong samcan yang dimasak kecap (seperti nya babi hong yang dipotong kecil) dan juga setengah porsi telur. Secara keseluruhan mempunyai rasa  yang lumayan enak, terutama samcan panggang nya yang garing. But it didn't really blow me away. 

Sebenarnya kalau dilihat tidak ada yang istimewa dari roti bakar yang dijual di luar dengan buatan rumah sendiri. Namun, entah kenapa seperti nya roti bakar yang di Ibu Iis ini beda, mungkin karena di bakar nya di atas arang dan juga terasa lebih garing namun tidak kering atau keras. 

Kedai kaki lima ini sudah menjadi langganan saya sejak dulu sekolah dan sampai sekarang tak pernah sepi pengunjung. Tidak hanya menjual roti bakar, tetapi juga menyediakan masakan indomie dan juga pisang bakar. Menu yang selalu saya pesan dan tidak pernah berubah adalah roti bakar dengan srikaya, keju, cokelat dan juga susu kental manis. Memang campuran ini tidak ada di menu, tetapi kita bisa request apa saja yang ingin kita jadikan topping di atas roti bakar nya.

Its really good. Campuran nya pas sekali, walaupun banyak topping manis nya tetapi asin dari keju complement the oversweetness very well. Roti nya dipanggang dengan pas, rasa "bakar" nya terasa. Tidak kering dan juga tetap moist.

Restoran ini menyajikan makanan khas Indonesia banget. Ada jajanan pinggir jalannya juga, seperti kue cubit, kue rangi dan juga kue lekker. Tetapi tentu saja, menu utama nya bukan hanya makanan kecil saja, namun juga nasi dengan lauk pauk lengkap dari daging sampai sayur. 

Selain bisa memesan apa yang ada di buku menu, kita juga bisa langsung memilih makanan dari jejeran lauk pauk yang bisa dibilang sangat rumahan. Ada tumisan sayur, ayam goreng, telur balado dll. Namun, waktu itu saya memesan paket nasi yang ada di menu, nasi kuning jadoel (IDR 30k).

Lain hal nya dengan nasi kuning yang saya pesan, nasi nya sendiri sangat berbeda dengan nasi kuning yang pernah saya coba. Warna kuning nya lebih pekat, dan memang bumbu nya pun lebih terasa! Kalau nasi kuning lain, warna nya saja yang kuning, rasa rempah nya tidak kuat. Nasi kuning jadoel ini lauk nya adalah telur balado, kentang balado, tempe orek, sambal dan kerupuk. Karena tempe orek habis, saya boleh mengganti nya dengan sayur lain, dan saya memilih tumis buncis tempe (yeah, i am a hardcore fan of tempe). Rasa lauk nya cukup enak walaupun tidak ada yang istimewa.

Restoran ini ramai dikunjungi apalagi saat jam makan tiba. Suasana nya oke, cocok untuk makan keluarga.