Fakta Nasi Kabaka yang Kalah Pamor dari Nasi Padang dan Nasi Kapau
Bagi masyarakat Indonesia, nama nasi kabaka mungkin terdengar cukup asing jika dibandingkan dengan nasi Padang dan nasi kapau. Nasi kabaka memang tidak setenar nasi Padang dan nasi kapau, tapi bukan berarti nasi ini kalah rasa dari kedua nasi khas Minangkabau tersebut. Nasi kabaka merupakan salah satu jenis nasi campur dan juga nasi bungkus khas Minangkabau. Berhubung kepopulerannya tidak setenar dua nasi khas Minangkabau lainnya, nasi kabaka ini sudah mulai dilupakan. Padahal nasi kabaka menyimpan banyak sejarah dan budaya dari masyarakat Minangkabau. Untuk lebih mengenal nasi kabaka, di bawah ini ada beberapa fakta nasi kabaka yang perlu Teman Kuliner ketahui!
Sumber: Wikimedia.org
Jadi Bekal Masyarakat Minang Zaman Dulu
Fakta nasi kabaka yang pertama adalah nasi ini ternyata dulunya menjadi bekal masyarakat Minangkabau yang akan berangkat bekerja dan bersekolah. Para ibu akan mebawakan nasi dengan lauk pauk yang kemudian dibungkus dengan daun pisang. Biasanya suami yang bekerja dan anak-anak yang bersekolah akan menggantungkan nasi kabaka ini dengan menggunakan tali di pinggang mereka dan menyantapnya di siang hari. Nantinya mereka akan menyantap nasi kabaka ini dengan menggunakan tangan sehingga kelezatannya akan lebih terasa. Kebiasaan masyarakat Minangkabau yang membawa bekal nasi kabaka inilah yang membuat banyak penjual warung makan kemudian mulai menjual nasi kabaka dalam dagangan mereka.
Pembungkusnya Harus Diasapi Dulu
Tahukah Teman Kuliner kalau nasi kabaka ini diambil dari kata ‘baka’ yang dalam bahasa Minang memiliki arti bakar. Lantas apakah nasi kabaka ini dibuat dengan cara dibakar? Jawabannya adalah tidak. Nama baka ini mengacu pada pembungkus nasi kabaka yakni daun pisang yang harus dibakar atau diasapi terlebih dahulu sebelum digunakan. Alasannya ada dua, yakni supaya daun pisang bisa lebi lemas sehingga memudahkan untuk membungkus nasi. Sedangkan alasan kedua adalah supaya aroma dari nasi kabaka bisa menjadi lebih wangi. Sebenarnya dengan melakukan pengasapan atau pembakaran juga bisa mengurangi bakteri pada daun pisang sehingga nasi yang dibungkus bisa tidak mudah basi.
Sumber: instagram.com/disporaparpadangpanjang.com
Lauk yang Digunakan Haruslah Lauk Kering
Saat Teman Kuliner membuka pembungkus nasi kabaka akan terlihat seperti nasi campur pada umumnya, tapi sebenarnya ada yang membuatnya berbeda dari nasi campur khas Minangkabau lainnya. Nasi kabaka hanya menggunakan lauk pauk yang kering tanpa kuah. Misalkan saja seperti ikan balado atau dendeng lado ijo, lalu ada telu goreng, tumis buncis atau kacang, dan lain sebagainya. Selain menggunakan lauk yang kering, nasi kabaka juga tidak menggunakan lauk yang bersantan. Dengan begitu, nasi kabaka yang dibawa sebagai bekal makan siang akan menjadi lebih awet dan tahan lama.
Nasi Kabaka Bisa Bertahan hingga 10 Jam Lebih
Berhubung tidak menggunakan kuah dan santan, nasi kabaka ini bisa bertahan hingga 10 jam lebih. Ditambah lagi penggunaan daun pisang yang sudah dipanaskan atau diasapi bisa membuat nasi tidak mudah basi. Inilah yang menjadi alasan mengapa nasi kabaka tidak hanya disantap sebagai makan siang, tapi juga bisa disantap di sore hari bagi orang-orang yang sedang melakukan perjalanan jauh seperti berladang atau berlayar. Sayangnya, di zaman sekarang masyarakat sudah mulai meninggalkan kebiasaan membawa nasi kabaka sebagai bekal makan.
Bagaimana menurut Teman Kuliner setelah melihat sekilas penjelasan mengenai nasi kabaka yang ada di atas? Berhubung nasi kabaka terbilang langka, Teman Kuliner bisa mencicip saudara dari nasi kabaka yakni nasi Padang dan nasi Kapau yang ada di bawah ini!