Mitos atau Fakta, Makanan Fermentasi Lebih Sehat untuk Pencernaan
List Artikel 14 April 2016 | 0 KomentarFermentasi dalam dunia kuliner dikenal sebagai salah satu cara untuk mengawetkan makanan. Meski biasanya makanan yang difermentasikan tampilannya kurang menarik dan baunya agak menyengat, tapi makanan yang difermentasikan terbukti lebih awet dan terasa lebih sedap disantap apalagi dikreasikan dengan kuliner lainnya.
Biasanya jenis makanan
yang difermentasikan adalah buah dan sayuran. Sebut saja acar mentimun yang
sering kamu jumpai saat menyantap burger. Rasanya pasti akan terasa lebih
nikmat dibanding burger tanpa acar mentimun.
Makanan fermentasi membunuh bakteri
Proses fermentasi ini ternyata mampu membunuh bakteri berbahaya yang ada dalam makanan. Bakteri yang tersisa hanyalah bakteri Lactobacillus yang dapat mengubah gula dan karbohidrat menjadi asam laktat. Bakteri menyehatkan ini membuat pencernaan terutama usus kamu mampu mencerna makanan dengan lebih baik.
Selain itu juga dapat mengembalikan
keseimbangan sistem kekebalan tubuh, dan membantu tubuh bekerja lebih baik. Makanan
fermentasi juga bermanfaat bagi orang-orang yang memiliki iritasi usus,
penyakit inflamasi usus, serta ampuh mengatasi perut kembung (begah).
Beda negara beda jenisnya
Jika di Amerika, makanan fermentasi yang sangat terkenal adalah acar mentimun. Di Korea makanan fermentasi yang paling terkenal adalah kimchi. Kalau kamu penggemar drama Korea, kamu pasti sering melihat adegan makan daging BBQ yang dibarengi dengan daun selada dan kimchi.
Menambahkan makanan fermentasi saat menyantap daging ternyata mampu membuat kerja pencernaan kita menjadi lebih ringan sehingga daging yang sudah kita makan lebih mudah dicerna dalam tubuh. Di Indonesia sendiri, kamu bisa menemukan makanan fermentasi dalam bentuk asinan seperti asinan buah dan sayur yang difermentasikan dalam toples-toples kaca. Asinan yang paling terkenal di Indonesia adalah asinan Betawi dan asinan Bogor.