Darsehsri

Belum mampir ke kong djie di cibubur yang lebih dekat dari rumah, tapi saya malah pilih ngopi di kong djie cabang pajajaran bogor.

Tempatnya bersih, rukonya ngga spacious tapi tertata apik. Di bagian muka ruko ada open kitchen seolah-olah kaya warung kopi ala di belitung sana.
Pelayanan baik meskipun kasirnya agak cuek dan sibuk ngemil, Lol.

Saya pesan kopi susu, request krimnya sedikiit aja. Karena lagi ngurangin manis dan pahit kopinya dapat. Buat cemilannya pesan rajungan, jadi ini kulit luarnya pakai rajungan muda, isiannya daging rajungan juga tapi udah di olah. Selain itu pesan combro, seporsi isinya empat dan garing. Isinya oncom pedas, enaak.

Super excited sewaktu tau ada cafe yang menjual healthy food, saya dan teman mampir buat makan sore. Belum genap tiga bulan buka dan agak nyesel baru tau.
Tempatnya cukup nyaman, simple malah cenderung kosong ruangannya. Ngga terlalu spacious tapi lighting disini bagus, jadi pas foto-foto makanannya cakep.

Saya order Salmon Lover (32k), soup salmon dengan kuah bening. Diatasnya diberi garnish sekaligus vitamin, bayam merah segar yang kena kuah panas soup langsung layu. Surprisingly rasanya enak, kabarnya semua menu disini tanpa msg, penyedapnya dari sayuran yang mereka buat sendiri. Bayam merahnya juga fresh, saya request cabai rawit iris, makin sedap deh soupnya.

Cinqe Terre Platter (44k) jadi appetizer kami, isiannya cukup banyak. Tempura udang, cumi, oyster mushroom dan aneka vegie ini disajikan lengkap dengan organeed signature sauce yang asam manis, terasa sekali homemade-nya.

Ubud Feast (28k) berupa ayam suwir dengan bumbu iris, seperti cabai, sereh dan kecombrang. Kalau diaduk rasanya nikmat sekali, wangi kecombrangnya menambah sedap sajian ini. Sepertinya paling cocok di santap dengan nasi deh.

Nasi Kebuli jadi pilihan teman saya, nama menu ini belum terdaftar di buku menu. Menurut pelayannya menu masih akan mengalami revisi. Rasa kebulinya lebih mirip nasi kari, potongan dagingnya sedikit protes teman saya, tapi porsi nasinya segunung, mengenyangkan.

Juice Kale-kale (26) jadi pilihan saya, segar karena minta nanasnya dibanyakin, saya juga request tanpa gula. Sedangkan teman saya pesan Orange Carrot (26k), warnanya cantik tapi rasanya terlalu manis kata teman saya, mungkin sebaiknya pesan gula terpisah aja biar aman.

Next time saya pengen beli sayuran segarnya yang di jual disini, ada rak pendingin yang mendisplay sayurannya, tapi semoga ngga hanya berisi kale dan tomat saja.

Mas Deye, diambil dari nama ownernya yang sedikit diplesetin gegara kurang fasih dalam pelafalan namanya sendiri, itu menurut info staff disana.
Dari tampak luar aja bangunannya udah kelihatan artistik, unfinished wall dipilih buat dinding luar maupun dalam coffee shop. Supaya ngga monoton diberi tanaman hias dalam rak besi, memenuhi sebagian outdoor.
Jendela besi tanpa kaca juga menambah kesan ruangan jadi ngga biasa, kece lah pokoknya. Yang kurang hanya pendingin ruangan aja, pakai ac juga percuma karena jendelanya terbuka, jadi ngopinya agak gerah-gerah sedikit.

Saya pesan Mocha Mas Deye Hot harganya 25k saja, bahagia? Jelaas, selain murah rasanya juga mantap. Kopi dan coklatnya balance, hangatnya pas dan latte art-nya rapih. Saya suka dan menghargai niy kalau baristanya bikin serius kaya begini.
Ice Long Black (25k) dan Ice Latte Toffee Nut (28k) yang dipilih teman saya juga cukup enak.

Baik Pisang Bakar (17,5k) maupun Pisang Goreng Coklat (17.5k) sama-sama datang dengan porsi ngga di duga, segunung hahahah. Satu porsi ada sekitar enam biji dengan pisang masak pohon yang memang sudah manis. Disantap bertiga tetap ngga habis hahahaha

Berkunjung ke bumi sampireun rasanya seperti makan siang plus sedikit piknik. Melipir sedikit dari kota bogor, ada restoran sunda yang sangat layak di kunjungi. Posisinya ada di dalam area vimala hills, dari pintu masuk tinggal ikuti jalan yang sedikit menanjak, posisi resto agak jauh dari gerbang utama.

Area resto cukup berundak, selain tempat duduk di main lobby, juga ada lesehan dan private room di lantai bawah dengan anak tangga yang sedikit curam. Pemandangannya cukup memanjakan mata, banyak pepohonan hijau dan spot cantik bagi yang gemar berfoto, di tambah semilir angin perbukitan yang bikin suasana tambah adem.
Saat jam makan siang cukup ramai meskipun weekday, jadi sebaiknya reservasi dulu kalau mau datang baik weekday maupun weekend.

Makanan sundaannya enak sekali, kualitasnya juga oke. Kalau lagi rame harus agak sabar menunggu makanan datang. Pilihan menu sangat variatif, mulai dari lauk sampai dessertnya. Sejujurnya ngga cukup sekali deh kayanya kalau makan kesini, lol.

Beberapa menu yang saya coba ada :
Nasi Liwet (59k) yang memakai kastrol, cukup untuk 3-4 orang dengan topping ikan teri goreng, nasinya enak karena rempah-rempahnya juga banyak.

Untuk lauk sedikit agak kalap saya pesan Pecak Gurame (89k) yang disajikan dengan kuah asam pedas, sekilas mirip sambel yang dikuahin, ini recommended sekali. Lalu Pesan Udang Bakar Parape (129k) yang disajikan di atas hotplate, ukurannya cukup besar dan udangnya fresh, bumbunya juga tasty. Juga ngga mau melewatkan Lidah Sapi Cabe Ijo (79k) karena ternyata enak banget, lidahnya gurih dan cabe ijonya royal memenuhi potongan lidah sapinya.

Untuk sayuran, jujur ini kali pertama saya menjajal Tumis Daun Ubi Teri (29k) dan ternyata cukup enak, teksturnya mirip daun kangkung tapi sedikit bergetah lendir. Bunbunya juga enak dan osengnya ngga overcooked.
Selain Lalapan Mentah (12k) dan Pete Bakar (12k), rasanya ngga afdol kalau ngga menikmati Sambal Dadak (9k) disini yang raos pisan.

Menikmati menu sunda yang kaya rasa, harus di akhiri sama minuman yang segar. Cobain deh Es Barley yang asem seger, Es Cendol yang manis nangka dan gurih dari santan, juga Es Tape Ketan yang manis asem segar plus mengenyangkan, semuanya di bandrol 29k saja.