Darsehsri

Sedikit masuk dari area jalan Ahmad Yani, ET Al Coffee menempati sebuah rumah besar dengan backyard luas yang dimanfaatkan sebagai area tempat duduk outdoor bagi pengunjung.
Untuk tempat duduk indoor sendiri tersedia tapi ngga banyak.

Beli ET Al Coffee (25k) berupa kopi susu kekinian, enak, kental dan creamy, salah satu tipe kopi susu kesukaan saya.

Satu lagi pesan Klepon Latte (30k), ini rasanya yaa mirip klepon hehe, ada aroma pandan, legit dan kental, buat yang suka minuman manis pasti cocok sama menu yang satu ini.

Yang paling menonjol ketika melewati hofland adalah area tempat duduk semi outdoor yang sejajar sama pepohonan di tepi trotoar, tadinya saya kira letak coffee bar disitu juga, ternyata ada di bangunan sebrangnya yang bersebelahan sama bengkel aksesoris mobil.

Bangunan berlantai dua ini cukup luas, di lantai satu ada coffee bar dan beberapa meja kursi. Naik ke lantai dua, area tempat duduk lebih luas, di bagian teras luar dijadikan smoking area. Kalau dari sisi interior terkesan manly karena dominan warna hitam dan coklat.

Sebetulnya saya terkesan sama Es Kopi Susu Hofland (30k), meskipun harganya pricey tapi rasanya lumayan enak.

Tapi yang bikin jadi malas nongkrong karena pas mau order buku menunya di bawa pelanggan yang mungkin biasa nongkrong disitu, padahal konsepnya order di kasir. Ngga sabar nunggu, saya tinggalkan uang sesuai harga minuman, lalu saya tinggal buat foto foto ke lantai dua, 10 menit kemudian, pesanan saya dan pelanggan tadi sama sama selesai, lah pesannya sama juga cuma segelas aja.

Seharusnya bagian kasir berlaku adil sama pelanggan baru juga, pesan harus jelas, di meja atau di kasir.

Paling mencolok di antara bangunan lain yang ada di taman budaya ini, coffee contentner memanfaatkan kontainer bekas yang di sulap jadi coffee bar dan seating area. Kontainernya sendiri berwarna merah mencolok, bagian atas kontainer juga dimanfaatkan sebagai area duduk, ngga kalah nyaman dengan lantai satunya.

Saya lebih suka duduk di area outdoornya yang cukup luas dan rindang, pemandangan juga lebih asik, beberapa pohon pinus yang jadi pembatas antara coffee shop dan jalan raya lumayan menyejukkan mata.

Pesan V60 yang harganya sangat terjangkau tapi rasanya enak, paling mengejutkan ada menu siomay dan dimsum diantara menu makanan lainnya. Rasanya enak, ikannya terasa dan porsinya cukup banyak.

Sedikit mengubah tampilan exteriornya, Abdi's Koffiehuisje yang menempati bangunan ex maraca 2.0 ini terlihat lebih nyaman. Area indoor diisi beberapa pasang meja kursi, coffee bar dan musholla bersih.
Area parkir motor bisa menampung sekitar 10 kendaraan, sementara mobil hanya satu, itu pun di antara area pedestrian, kalau sudah terisi terpaksa parkir di tempat agak jauh karena jalanan cukup sempit di sekitar coffee shop ini.

Sesuai rekomendasi baristanya, saya pilih minuman mocktail coffee bernama Signature Drink, Hallo Buitenzorg (36k), disajikan dalam sampagne coupe glass. Rasanya ternyata sedikit berkarbonasi dan terlalu asam buat ukuran mocktail coffee.

Cold Drip, Arunika (43) tampil keren dalam botol gepeng, untuk urusan fotoable ini juara tapi soal rasa masih terbilang watery dan rasa caramelnya cukup manis menurut saya, memang lebih cocok di tambah es batu.

Pisang Pasir (22k) di pilih sebagai cemilan, tekstur kulit luarnya keras, pisangnya sedikit, lebih dominan tepungnya. Lalu diatasnya diberi taburan gula merah, supaya menempel dengan gulanya, disiram susu kental manis, bisa kebayang ngga rasanya gimana hehe.

Cafe Latte (32k)
Disajikan dalam mug cantik berlogo abdi's Koffiehuisje, cakep keramiknya. Untuk rasanya juga cukup enak.

Hanaca mengisi kekosongan ruko sebelah soes merdeka, coffee bar ditempatkan di area paling depan, jadi terlihat cukup jelas dari jalan.
Tempat duduk yang disediakan cukup banyak, lumayan luas, bahkan ada area semi outdoor di bagian belakang, kecil tapi cukup menarik perhatian.
Di sudut belakang coffee bar ada mini stage, sepertinya ada live music di waktu tertentu, saya ngga menanyakan lebih jauh.

Menu yang ditawarkan cukup menarik, tapi karena habis makan di kedai mie sebelah, jadi saya cuma pesan Japanese (25k), cukup segar meskipun aromanya kurang keluar. Staff disini juga cukup ramah terhadap pelanggan.

Sedikit masuk ke dalam perumahan dari jalan Sancang, disitulah letak coffee shop Arasbumi. Memanfaatkan taman depan rumah dan garasi, nyatanya Aarasbumi cukup nyaman buat nongkrong.
Pintu kayu berukuran besar bikin coffee shop ini terlihat sedikit berbeda, lalu di bagian dalam juga cukup keren dengan penambahan karya seni yang di gantung di dinding.

Pesan dua minuman dan tiga menu makanan,
Kopi Susu Bumi (23k)
Kopi susu gula aren yang menurut saya cukup watery, mungkin es batunya terlalu banyak. Rasa kopi hilang, lalu gula yang mengendap di bawah susah di aduk.

Kopi Susu Suasana (28k)
Info dari baristanya, kopi susu ini lebih creamy di banding kopi susu lain. Ini malah ngga bisa diaduk sama sekali bawahnya hahaha.
Sepertinya perlu improvement nih untuk urusan kopinya.

Mie Tek Tek (20k)
Cukup menarik, mie rebus dengan tambahan sayuran dan cabe iris, rasanya lumayan enak.

Nasi Goreng (23k)
Secara tampilan cukup meyakinkan, rasanya juga lumayan enak, terasa sekali pakai bumbu instan. Terhibur sama telor ceplok dan kerupuk udangnya yang melimpah.

Dimsum (30k)
Ini menu paling oke di banding yg lain, cukup enak dan seporsi isinya lima biji, berukuran sedang.

Udah lama dengar cerita dari suami, ini salah satu langganannya ngopi kalau lagi ke bogor barat, lokasinya bersebelahan sama rumah makan Sunda Bunut yang cukup ternama.

Btari cukup nyaman buat disinggahi, cat putih dengan aksen hijau membuat Btari terlihat bersih. Coffee bar berukuran besar bersebelahan dengan meja kasir, dekat showcase ada tumpukan koleksi buku yang bisa di baca di tempat saat berkunjung ke Btari.

Pesanan saya siang itu:
Es Kopi Susu Btari, ini salah satu signature-nya Btari, house blend dengan campuran susu dan gula aren. Saya request gulanya sedikit, cukup enak, kopinya bold tapi masih oke di lambung, ngga bikin mules.

French Earl Grey bikin saya pengen nangis, enak sesuai sama selera, aromanya cukup strong, segar di lidah dan tenggorokan. Sedikit foamy di bagian atasnya jadi bawaanya pengen nyeruput terus.

Piscok jadi pilihan snack saya, isinya cukup untuk sharing sama suami, kulit piscok renyah dengan isian pisang manis dan dark chocolate yang menyatu sama pisangnya, yummy.