Desi A.

Jadi ceritanya saya dan suami lagi dalam misi (duileh misi) pencarian wifi karena koneksi internet di rumah sedang kurang menyenangkan. Lalu, kemarin pas libur pilkada, kami cari-cari rekomendasi kedai kopi dengan rating bagus di daerah Rawamangun. Ketemulah De Facto ini. Lokasinya di seberang Holland Bakery, tepatnya di dalam area ruko sebelum Tiptop.
Waktu kami datang jam 2an, lantai 1 kafe ini sudah dipenuhi pengunjung. Lalu kami coba ke lantai 2, lebih luas dan lebih banyak seat sih, tapi kami mengurungkan niat karena lantai 2 itu smoking area, dan asapnya tercium muter-muter di dalam ruangan. Well, it's a bad idea for a preggo. 😅 Kami pun turun lagi dan tanya apa bisa waiting list untuk duduk di bawah. Lalu kami ditawarin untuk sharing table dengan pengunjung lain. Yasud kami ok aja, karena saat itu emang lagi ngejar wifinya sih, hehe.
Playlist yang diputar mostly lagu-lagu kekinian, untungnya dengan volume yang pas dan "gak ganggu". Di sini jarak antar seat berdekatan dan meja bulatnya cenderung kecil, jadi agak kurang nyaman menurut saya, khususnya kalau untuk tempat curhat, haha. Speed wifinya cepat dan stabil selama 1,5 jam kami di sana, jadi kalau untuk kerja atau ngerjain tugas sih lumayan enak, selama tetangga sebelah gak berisik.
Kami pesan menu berikut:
- Affogato (32k): Kopi mereka terasa bold dan ada chocolatey aftertaste. Tapi tingkat keasamannya lumayan greng, soalnya setelah itu perut kami langsung sebah. 😅 Tapi es krimnya enak, manisnya pas, lembut, dan serasi dengan si kopi. Berhubung kemarin lagi ada promo pilkada, kopi pesanan kami cuma dihargai 19k, yeay!
- Hot Chocolate (25k): Ini pesanan saya. Sizenya cukup besar dan memuaskan. Latte art-nya lumayan. Tapi sayang rasanya too milky, jadi rasa cokelatnya sendiri malah kalah.
- Potato Skin (23k): Ini adalah sajian kentang yang digoreng dengan kulitnya dan diberi topping saus bolognese dan lelehan mozzarella. Rasanya enaak dan bikin nagih.
Harga tersebut belum termasuk tax 10%. Harga menu mereka termasuk murah, tanpa service charge pula, padahal di sini sistemnya full service. Pelayanannya lumayan bagus walaupun di awal waitressnya terlihat jutek dan kurang responsif.

Saya dan suami memutuskan untuk makan siang di sini pas lagi ada perlu di sekitaran Blok M weekend lalu. Sempat mau coba pesan lewat gof*od sih sebelum2nya, tapi dengan pertimbangan lokasi yang cukup jauh dari rumah, jadi gak yakin juga makanannya masih enak sampai tujuan. 

Waktu kami datang sekitar jam 2an, antriannya cukup panjang, mostly para driver ojek online. Untung mereka menyediakan ruangan untuk dine-in di sebelah salon Cyberhair. Ruangan kecil itu bisa menampung 20 orang di dalam, dan 4 orang di luar. Di dalam ada AC dan hiburan musik kekinian di LCD TV, lumayan lah walaupun AC-nya gak begitu terasa dingin. 

Berhubung saat itu menu yang tersisa hanya Chicken Salted Egg (35k, incl. tax), kami pun pesan itu 2 porsi. Kami tinggal tunggu di dalam dan pesanan diantarkan sama stafnya. Mengingat antriannya ramai, jadi sabar aja ya nunggunya, kira-kira 15-20 menit lah. 

Menu yang kami pesan ini berisi nasi, ayam goreng tepung dengan saus telur asin, dan telur mata sapi di tengah (bisa request matang atau setengah matang). Rasanya enak dan gak terasa amis, bumbunya meresap, dan nasinya lumayan pulen. Kalau mau lebih enak lagi, bisa ditambah kecap asin & rawit sesuai selera. Kalau dilihat sekilas, porsinya memang kelihatan sedikit dan makannya agak ribet karena boxnya kecil. Tapi percayalah, makan satu porsi sendiri itu udah mengenyangkan. Potongan ayamnya banyak, nasinya udah abis pun ayamnya masih ada. Tapi kalau si suami sih makan yang porsi jumbo juga kuat, haha. 

Lain kali mau balik lagi ke sini deh, pesan dengan extra saus biar lebih gereget :D

Udah lama juga penasaran sama kedai bakso yang konon katanya enak banget ini. Pas banget Sabtu lalu abis belanja di ITC Kuningan, saya mampir ke sini sama suami. 

Letaknya ada setelah Lotte Avenue, persis di sebelah Sevel. Tempatnya cukup besar dan ruangannya terbuka, tapi sayang sirkulasi udaranya kurang bagus, jadi terasa gerah banget walaupun duduk di bawah kipas angin. Saat itu kami datang sekitar jam 4 sore, tapi pengunjungnya tetap ramai. Gak kebayang deh kalau datang pas jam makan siang/ malam. 

Kami pesan menu berikut: 

- Bakso Daging (34k): Isinya 1 bakso daging yang cukup besar, 3 bakso kecil (saya request bakso urat), mi (saya request bihun), dan 1 kerupuk pangsit. Baksonya memang terasa banget dagingnya, gak sekedar banyak tepung. Memang benar kata orang-orang, kuahnya itu yang spesial. Mereka pakai kaldu sapi, jadi terasa kental dan udah nikmat tanpa tambahan kecap+saus sambal. Aseli bikin kenyang banget & nagih! 

- Pangsit (4k/ pc): Suami suka banget ngemil pangsit, makanya dia pesan 2 pcs. Tapi sayang pangsit di sini biasa aja, agak gosong juga. Menurut saya sih not worth the price. 

- Es Pisang Ijo (23k): Ini juga primadona di sini. Mereka gak pakai bubur sumsum, tapi fla, jadi rasanya unik. Kulit pisang ijonya gak ketebelan, dan manisnya pas, jadi enak. Si suami sampai doyan dan ngabisin ini sendirian. 

- Teh Tawar (5k): Saya pesan hangat, tapi dikasihnya panas banget. Rasanya standar teh tawar. 

Waitressnya ramah dan cukup sigap, tapi waitersnya minim senyum & kebanyakan bengong selama melayani. Harga di daftar menu belum termasuk tax 10%. Termasuk pricey memang untuk harga makanan di kedai bakso, tapi kalau dibandingkan bakso yang ada di food court mall sih saya lebih pilih di sini.

Sebenarnya udah lama banget penasaran sama Paul karena naksir berat lihat foto Eclairnya yang suka bertebaran di medsos. Pas banget weekend lalu saya, suami, dan seorang teman lihat ada Paul udah buka di PS. Cuss lah kami mampir ke sana.

Paul ini posisinya ada di pojok lantai LG, dekat ATM BCA. Dulunya tempat yang dipakai ini adalah Coffee Bean. 

Seatnya lumayan banyak dan cukup berdekatan, dengan lighting yang bright tapi cukup hangat. Desain interior dan eksteriornya benar-benar Prancis banget.

Sewaktu kami datang, kami disambut dengan cukup ramah dan langsung diarahkan duduk di seat yang ada di pojok. Pengunjungnya saat itu cukup banyak, tapi suasananya gak begitu ramai, jadi cukup bikin betah berlama-lama. Kami sempat lihat-lihat display aneka cake & pastry-nya yang menggoda banget. Berhubung kami udah makan sebelumnya, jadi kami hanya pesan menu berikut: 

- Eclair Framboises (56k): Ini yang paling menggoda saya. Tampilannya simple tapi cantik. Rasanya juga enak bangeett! Eclair-nya sendiri aja udah enak. Dan chantilly creamnya itu loh… manisnya pas, lumer di mulut, dan bikin nagih! Raspberry-nya juga fresh. Patisserie Francaise memang juara banget sih menurut saya. 

- Mini Danish (25k for 4pcs): Mereka lagi ada promo take away aneka mini Danish 25k untuk 4pcs. Rasanya enak, ya standar rasa danish lah. 

Untuk take away dikenakan tax 10%, sedangkan kalau dine in kena tax + service charge 15,5%.
Overall, Paul ini adalah tempat yang recommended juga untuk nongkrong fancy di tanggal muda, hahaha. Ya sesekali gapapa lah ya…

Beberapa kali lihat orang beli mi yamin di sini setiap jajan di foodcourt PS, akhirnya saya tergoda juga buat cobain. Di sini ada lumayan banyak pilihan menu, dari aneka mi, bakso, somay, dan nasi juga ada.

Saya pesan mie yamin special (32k, incl. tax). Waktu tunggu sekitar 5-10 menit. Isinya ada mi yamin, ayam suwir, sawi+daun bawang, kerupuk pangsit, dan bakso 3 pcs beserta kaldunya.

Rasa mi-nya enak juga, tapi agak kemanisan, jadi memang enaknya dicampur saus sambal. Kaldunya aja sih yang keasinan, udah ditambah kecap & saus pun tetap gak bisa mengimbangi rasanya.

Overall lumayan lah untuk pilihan makan kenyang tapi pocket-friendly di daerah Senayan. Staffnya juga ramah dan cekatan.

Berawal dari lihat foto pisang nugget yang muncul di kolom explore di IG, saya dan suami pun jadi tergoda. Sebenarnya saat ini penjual pisang nugget dengan aneka topping kekinian ada banyak, tapi kayaknya di sini yang paling banyak ya pilihannya (cmiiw). Lokasinya dekat rumah pula. Lalu, setelah pulang kantor sekitar jam 8an malam, suami ngajak mampir ke sini untuk take away. Tempatnya berupa warung kecil di belakang terminal Rawamangun. 

Untuk percobaan, kami pilih topping yang paling “umum”, yaitu nutella keju (22k, incl. tax). Saat itu antrian gak begitu panjang, mostly yang antri di situ para driver ojek online. Staffnya ramah dan cekatan, jadi kami hanya perlu nunggu pesanan sekitar 5 menitan setelah order dan bayar di kasir. Di situ juga disediakan beberapa bangku untuk nunggu pesanan. 

Dalam satu box, isinya ada 7 pcs pisang yang dipotong tipis memanjang, digoreng tepung, lalu diberi topping sesuai pilihan. Toppingnya cukup generous, rasanya enak, dan gak terlalu berminyak. Cuma karena potongannya tipis-tipis jadi gak berasa, si suami aja sanggup ngabisin satu box sendiri. Untuk pencinta aneka olahan pisang kayak saya, cemilan ini berhasil membuat saya pengin balik lagi buat cobain topping lainnya. :D

Waktu itu dibawain nasi uduk ini sama mertua pas lagi ngidam nasi uduk pakai sambal kacang khas Betawi. Posisinya ada di seberang UNJ, sebelum Ghifari & Enhaii. Katanya sih tempatnya kecil dan kurang nyaman untuk makan di tempat. Ya standar warung makan pinggir jalan lah. 

Ini kali pertama saya coba nasi uduk yang terkenal ini. Saya coba nasi uduk (5500) + tahu goreng (3500) + ayam goreng (18k). Harganya sudah termasuk tax. Nasi uduknya dibungkus dengan daun pisang & kertas nasi. Rasanya enak-gurih, aromanya harum, bawang gorengnya pun banyak. Porsinya ternyata cukup banyak dan mengenyangkan buat saya. Tapi sayang sambal kacangnya di bawah ekspektasi saya. Teksturnya terlalu halus kayak diblender. Sambal kacangnya berwarna kemerahan, kayaknya sih dicampur sambal merah, jadi rasanya lumayan pedas. Ayam gorengnya berukuran cukup besar, kalau kata orang Jawa "mantesi" lah buat dihidangkan, dagingnya empuk legit dan enak khas ayam kampung. Rasa tahunya standar aja. 

Selain itu, ibu mertua juga iseng pesan semur jengkolnya. 8000 dapat 5 buah. Saya sempat coba sedikit. Bumbu semurnya medok dan meresap, jengkolnya juga empuk. 

Untuk rasa nasi uduknya boleh lah, walaupun harganya lumayan juga, mengingat mereka "udah punya nama". Tapi untuk sambal kacangnya, saya masih lebih suka di nasi uduk tenda di seberang Arion, hehe.

Sejak tahun lalu beberapa kali nyoba beli cheese tart yang lagi hype ini di Kokas, MKG, dan Sency pun batal karena malas nunggu sistem WL 2 jam yang mereka terapkan. Akhirnya sekitar akhir bulan Januari lalu, pas banget niat main lama di Sency, saya dan suami mau ikutan antri juga. Kalau beli satuan, harganya 20k. Kalau beli 1 dus isi 6 pcs, harganya jadi lebih murah, 100k aja. Kami pun beli 1 dus. Kalau beli 1 atau 2 pcs aja bisa langsung diambil setelah bayar, tapi kalau 1 dus harus nunggu 45 menit - 1 jam saat itu. 

Aromanya memang menggoda banget sih, dan begitu dicoba... yes, ini enak banget! Perpaduan "renyah di luar dan lembut di dalam" yang endess. Kejunya pun gak terasa too much, asin-manisnya pas. Tapi, berhubung teksturnya padat, menurut saya sekali makan sih satu aja cukup... sisanya bisa dimakan sejam kemudian :D

Malam-malam lagi pengen makan ayam penyet. Si suami akhirnya nyari yang jualan ayam penyet terdekat dari rumah, yaitu AKK Utan Kayu, buat take away nasi ayam penyet + tahu + tempe (24k). Selain itu, dia juga beli 1 toples kremes (20k). Harga tersebut belum termasuk tax 10%. Katanya, kalau makan di tempat, tiap paket ayam itu dapat free air mineral. Itu kali pertama gue makan AKK. Ayamnya kecil aja yhaa… Rasanya lumayan aja, tapi kremesannya enaakk. Sambalnya pedas banget buat gue, jadi gue cuma makan secuil.