Desi A.

Ray's Bottle of Joe buka island store di GI, merupakan kabar yang membuat si suami excited. Dia udah cukup lama tahu brand yang punya spesialisasi dalam bidang per-cold brew-an ini, tapi baru kesampaian coba belum lama ini. Pas banget saya juga lihat ada promo diskon RBoJ di app Deal*ka. Pucuk di cinta ulam pun tiba. Tanpa ragu si suami ngajak mampir ke sini. Lokasinya ada di lantai 3A West Mall, di sebelah ATM Center. Kami pilih Paket Promo 1 dengan harga 80k yang berisi Iced Milk Coffee & Iced Latte, masing-masing disajikan di dalam botol berukuran 250 ml. Staffnya merekomendasikan Iced Banana Chia Seeds Latte saat itu, karena menurutnya rasanya unik dan manisnya pas. Setahu kami 1 botol kopi ukuran 250 ml itu harga normalnya berkisar antara 40-65k (cmiiw). 

Berhubung saat itu mereka baru bekerja sama dengan Deal*ka, jadi mereka masih perlu konfirmasi sana-sini dengan pihak Deal*ka mengenai promonya, jadi proses verifikasinya agak lama. Untungnya selama menunggu itu kami dilayani dengan ramah dan informatif. Salah satu baristanya bahkan menawarkan kami untuk mencoba Nitro Coffe mereka secara cuma-cuma. Berhubung saya punya maag akut, saya mempersilakan suami aja yang coba. Dia coba varian Pangalengan & Lintong. Menurut dia kopinya terasa bold dan ada chocolatey aftertaste. Gak lama setelah itu dia sendawa, dan malamnya dia agak susah tidur, haha gak kebayang deh kalau saya ikutan nyoba. Selain itu, kami juga coba 1 pc donat yang dinamakan Bomba Nutella (25k). Rasanya enak, lembut, dan gak terlalu manis. Bikin nagih deh. Harga yang ada di daftar menu sudah termasuk tax yaa. 

Kalau dilihat dari harganya, memang cukup mahal ya. Tapi kalau lihat pengemasannya yang menggunakan botol kaca tebal dan pouch, kami jadi memaklumi harganya jadi lebih "premium". Mereka mengklaim produk yang mereka jual tanpa tambahan bahan pengawet, jadi kopinya hanya tahan 4 jam di suhu ruangan, dan beberapa hari saja di dalam kulkas. Setelah saya penasaran mencoba beberapa seruput... yes, kopinya terasa bold dan gak terlalu asam, sesuai selera saya. Banana Chia Seeds Latte-nya terasa unik, ada sensasi grenyel-grenyel "sehat" saat minum kopinya. Varian Latte satu ini terasa lebih manis daripada si Milk Coffee karena ditambahkan homemade banana syrup. Rasa pisangnya gak begitu terasa sih di lidah saya, tapi tetap enak dan semua perpaduan yang ada dalam sebotol kopi ini terasa seimbang. Sayangnya minum tiga seruput itu sudah lebih dari cukup buat saya. Hidung dan lidah saya suka kopi, tapi lambung saya gak, haha ironis yes. 

Overall, RBoJ ini recommended, Si suami pasti bakal balik lagi buat coba varian lainnya.

Awalnya gak pernah tertarik, sampai suatu saat lewat depan toko roti kecil ini lihat ada display roti bernama Spicy Tuna Wakame. Dari namanya sih kelihatannya menarik & enak. Berhubung saat itu mau makan siang, jadi si suami bilang coba 2 varian aja dulu buat appetizer, haha. Setelah lihat-lihat aneka pilihan rotinya, kami pilih: 

- Spicy Tuna Wakame (12k): Ukuran rotinya cenderung kecil menurut saya, Jadi lebih cocok buat cemilan aja. Teksturnya lembut banget. Isinya tumisan tuna dan bombay yang cukup tasty tapi kurang pedas. Tadinya saya pikir wakamenya itu berupa potongan rumput laut yang ditumis bareng tunanya, tapi ternyata hanya berupa irisan nori super tipis di bagian luar yang lebih mirip "pemanis" roti, haha syedih. 

- Blueberry Cheese (13k): Roti ini mengingatkan saya dengan varian topping yang sama dengan Ezo punya. Rasanya juga 11-12, enak, tapi yang ini lebih kecil dan lebih murah juga.

Harga tersebut sudah termasuk tax. Pelayanannya standar aja.

Kakak saya sudah lama merekomendasikan resto Korea yang affordable ini, tapi saya belum pernah sempat mampir. Pas banget mereka buka outlet di mall dekat rumah, yaitu GPS. Cuss lah saya mampir ke sini sama suami. Ternyata oh ternyata resto ini termasuk laris manis di GPS, sering waiting list kalau weekend, apalagi pas jam makan malam. Beruntung sekali saat itu kami bisa langsung dapat seat walaupun di bagian outdoor. Agak gerah sih, tapi lumayan juga dapat seat di pojok dekat kolam renang apartemen, jauh dari pengunjung lain, dan di dekat kami gak ada yang merokok saat itu. 

Jarak antar-seat di area indoor cukup berdekatan. Tapi lightingnya terang dan hangat, jadi lumayan bagus buat foto-foto. Seperti resto Korea pada umumnya, playlistnya lagu-lagu Korea. Saya bukan penggemar K-Pop, tapi terbiasa aja sih lama-lama, karena saya lebih fokus ke makanannya, haha. 

Di sini sistem pelayanannya efisien dan kekinian dengan adanya tablet yang disediakan di setiap meja. Jadi kalau mau pesan menu atau panggil staffnya tinggal manfaatin tablet tersebut. Dari aneka pilihan menu yang mereka tawarkan, yang menurut kami paling menarik dan ekonomis adalah paket Dosirak-nya (sejenis Bento di resto Jepang), jadi bisa coba beberapa menu dalam sekali makan. Inilah menu yang kami pesan:

- Paket Bulgogi 3 (45k): Ini pesanan si suami. Isinya Nasi yang pulen, Spicy Beef Bulgogi yang rasanya serupa dengan Beef Yakiniku-nya H*kben tapi gak ada pedas-pedasnya sama sekali buat saya yang gak doyan pedas, Korean Fried Chicken berupa ayam fillet goreng tepung yang dibumbui saus asam manis ala Korea, Japchae yang kenyal dan cukup enak, serta Kimchi yang rasanya standar aja. 

- Paket Chicken 1 (42k): Yang membedakan ini dengan paket Bulgogi 3 hanyalah Beef Bulgogi-nya diganti dengan Chicken Dakgalbi. Rasanya serupa dengan Chicken Teriyaki-nya H*kben. 

- Classic Topokki (32k): Ini topokki termurah yang pernah saya coba selama ini. Topokki-nya kenyal banget. Overall saya kurang suka dengan taste-nya, sausnya terasa agak tajam, kurang enak di lidah saya. Makanya saya cuma makan 3 potong. 

- Korean Hot Tea (9k): Ukuran gelasnya cukup besar, jadi cukup puas walaupun gak free refill. Rasanya juga gak terlalu jagung banget, jadi enak dan gak bikin makin haus. 

- Citrus Honey Tea (18k): Asam dan manisnya pas, segar dan cocok banget diminum setelah makan yang gurih-gurih. 

Harga tersebut belum termasuk tax 15,5%. Staffnya ramah dan sigap saat melayani. Pesanan kami datang cukup cepat, gak sampai 15 menit. Topokki-nya aja sih yang lama keluarnya, kami selesai makan baru dihidangkan. Untuk rasa makanan, menurut kami masih lumayan aja, bumbunya kurang nendang. Yaa “ono rego ono rupo” kalau kata Wong Jowo, hehe. Sepertinya mereka sudah menyesuaikan rasanya dengan selera lidah orang Indonesia yaa, jadi terasa kurang otentik. Tapi kalau mau makan makanan Korea dengan harga terjangkau, monggo dicobi~ :)

Waktu itu kakak saya bawain mi bangka Asan ini. Dia udah beberapa kali makan di cabangnya di Klender. Katanya sih tempatnya selalu rame, dan kalau sore udah abis. Porsinya buanyak banget, saking banyaknya saya sampe makan berdua sama suami. Rasanya cukup enak, ayamnya kayak ayam cincang gitu, halus tekturnya. Secara keseluruhan rasanya cukup enak, tapi sayang togenya kurang banyak menurut saya.

Lagi ngidam curry rice, dan setelah cari-cari rekomendasi, akhirnya saya dan suami memutuskan untuk ke sini. Memang sudah cukup lama penasaran juga sih sama resto ini karena mereka menawarkan banyak pilihan rice bowl. Kami datang Minggu sore, dan saat itu pengunjungnya cuma kami. Jadi berasa resto milik sendiri, hehe. Dekorasinya Jepang banget dan di setiap kolong meja di sisi pojok ada electric socket. Dibandingkan outlet lainnya, kayaknya Ichiya di PI ini yang paling pewe ya, soalnya ada bangku sofa dan lightingnya lebih terang. Dengar-dengar sih di outlet PI ini juga ada promo tertentu setiap harinya. 

Di sini sistemnya kurang lebih kayak M*rugame, pesan dan bayar di kasir, baru cari tempat duduk. Aneka peralatan makan dan condiment seperti shoyu, cabe bubuk, dan remah tempura disediakan di satu sudut di sebelah kasir. Sedangkan saus tempura dan saus sambal ada di setiap meja. Inilah yang kami pesan: 

- Curry Gyu Don Reguler with Melted Cheese (56,3k): Porsi regular ini mengenyangkan banget buat saya. Daging sapinya terasa lembut. Kuah kari dan kejunya cukup banyak. Sayang aja rasanya kurang tasty menurut saya. Tapi kalau udah ditambah dengan aneka condiment sesuai selera, rasanya jadi lebih enak.

- Curry Karaage Don Reguler with Melted Cheese (50k): Si suami pilih yang karaage. Karaagenya di bawah ekspektasi saya, agak terlalu kering, jadi kurang juicy.

- Chikuwa Cheese (14,5k): Tempuranya kurang hangat dan rasanya biasa aja menurut kami. Kejunya juga kurang terasa. 

- Ocha (9k): Rasanya light, jadi gak bikin makin haus. Asiknya ini free refill. 

Harga tersebut belum termasuk tax 10%. Secara keseluruhan pelayanannya bagus.

Salah satu brand gelato yang lagi hits ini cukup membuat saya penasaran. Pas banget di suatu weekend saya dan suami lagi main ke GI, kami pun mampir dan pesan 1 cup medium (3 scoop, 63k, incl. tax). Staffnya menawarkan kami untuk coba-coba dulu. Beruntung sekali saat itu kami dilayani mas waiternya dengan sangat baik. Kami coba hampir semua varian gelatonya biar gak salah pilih, dan si mas tersebut tetap sabar dan informatif. 

Ada beberapa rasa yang menurut saya kemanisan, termasuk pistachio. Akhirnya kami pilih varian yang paling sesuai dengan selera kami berikut ini: 

- Straciatella: Gelato rasa susu dengan potongan cokelat ini rasanya 11-12 dengan punya Ar*ma. Enak banget! 

- Ciocolato: Dark chocolate, tapi agak manis, tapi masih enak. 

- Mango Sorbet: Sorbetnya Gaya yang menurut saya paling enak karena manis-asamnya pas. Sorbet ini entah kenapa rasanya agak creamy dan lembut banget kayak ada campuran susu, gak seperti sorbet pada umumnya. 

Gaya Gelato ini harganya sedikit lebih mahal daripada Ar*ma, tapi overall recommended.

Ke sini untuk redeem coupon promo B6G6 dari official LINE accountnya Dunkin. Lumayaaann... Karena kebetulan lokasinya dekat rumah ibu saya, jadi saya dan suami datang sekitar jam 10 pagi sekalian cari sarapan di toko roti sebelah. Selain beli donat, saya juga beli minuman yang paling saya suka di sini, yaitu es cokelat. Es cokelatnya pekat dan gak terlalu manis walaupun udah request extra milk, jadi pas menurut saya. Dan saat itu juga lagi ada promo beli minuman apapun dapat member card gratis! Lumayan lah suka dapat promo kalau pakai member cardnya. 

Saya suka tekstur donatnya yang "old school", tapi entah kenapa makin ke sini makin manis ya rasa toppingnya, jadi agak blenek kalau makan lebih dari satu. Untuk tempat sih kurang lebih sama kayak cabang lain, cukup pewe dan kalau pagi cenderung sepi. Pelayanannya juga bagus.