Dony Jevindo @doniculinary

Kedai Ramen yang berada diseberang hotel mahakam ini mungkin jarang diketahui orang. Karena selain Neon Sign sederhana, dari luar tidak akan tampak adanya kedai Ramen di dalam bangunan yang agak tua dan berlantai 4 ini.
Tapi seperti kata pepatah, jangan menilai buku dari sampulnya. Dibalik kesederhaan kedai Ramen ini tersimpan sebuah kenikmatan Ramen yang tersaji pada setiap mangkuk yang keluar dari dapur kedai ini.
Hari itu saya pesan Shoyu Ramen Ayam (Medium), Curry Ramen Level 1, dan Goma Tonkotsu Ramen.

Dari semua yang saya pesan, menurutsaya Shoyu Ramen yang terbaik. Kuahnya sedap sekali. Teksturnya ringan namun tetap kaya rasa. Curry Ramennya juga sedap, tapi pedasnya agak mengganggu padahal saya pesan level 1. Goma Tonkotsu-nya sebenarnya enak, tapi untuk saya kuahnya terlalu berat.
Menu Ramen di Yoiko Ramen dibandrol mulai dari 50.000 sampai 60.000 satu mangkok. Tapi harga tersebut jadi terasa murah ketika melihat porsi ramen yang disajikan dalam satu mangkoknya terbilang cukup besar. Saya menghabiskan satu prosi Shoyu Ramen Medium saja sudah begah banget. Jadi untuk yang ga bisa makan banyak, usahakan untuk memesan porsi kecil / small.
Selain Ramennya, saya harus memberikan credit untuk Karage-nya yang super enak. Ini jadi menu wajib saya kalau berkunjung kesini.
Oh iya saran untuk kedai ini mungkin dari segi pelayanan. Kedai ini memakan waktu agak lama untuk memasak dan menyajikan pesanan para tamu. Beberapa kali makan disini, pesanan saya selalu lama keluar dari dapur.

Gondangdia memang terkenal sama beberapa tempat makan yang enak. Mulai dari Street Food, Rumah Makan, Sampai Restoran. Salah satu Rumah Makan yang terkenal adalah Rumah Makan Ibu Ida yang terletak persis diperempatan Stasiun Gondangdia & Masjid Cut Meutia.
Saya sudah beberapa kali makan siang disini, dan setiap siang selalu ramai. Mengusung Warung Makan Prasmanan dimana kita bisa memilih lauk sendiri sesuai keinginan kita wajar kalau banyak yang menjadikan Rumah Makan Ibu Ida sebagai alternatif tempat makan siang. Menu khas Jawa Barat mendimominasi di jejeran prasmanan mulai dari Ayam Goreng, Berbagai Jenis Ikan Goreng, aneka jenis tumis-tumisan, hingga gorengan seperti Bakwan Jagung dan tempe goreng.
Favorit saya disini Ikan Mujair Goreng kering dan Bakwan Jagungnya. Ikan Mujair disini tersaji sudah digoreng tapi kita bisa minta tolong agar pesanan kita digoreng lagi untuk sekedar untuk menghangatkan atau digoreng lebih kering. Ikan mujair disini dimasak dengan cara yang baik sehingga tidak terasa aroma lumpur atau tanah yang biasa ditemukan kalau saya makan Ikan Mujair goreng ditempat lain.
Selain pilihan menu yang beragam, Nasi dan Sambal yang bisa kita ambil sesuai keinginan kita juga jadi nilai plus tempat ini. Selain itu mereka juga menyediakan Nasi Merah sebagai alternatif Nasi Putih. Jarang loh ada warung makan yang nyediain Nasi Merah.
Namun sayang pelayan yang di rumah makan ini saya rasa kurang memperhatikan konsumennya, mereka cenderung asik mengobrol satu sama lain ketimbang membantu tamu memilih pesanannya. Bahkan untuk memesan minum saja agak sulit. Setidaknya itu yang saya alami sih.

Udah jarang banget ada Restoran yang mengusung tema Masakan Betawi apalagi yang masakan rumahan. Hari minggu lalu kebeneran lagi pengen banget makan masakan betawi, dan kebetulan warung ini deket banget sama rumah saya jadi mampir lah saya untuk makan siang.
Saya pesan Gabus Pucung, Tutut Ngibrit sama Jengkol Nampol, dan surprisingly semuanya sangat cocok sama lidah saya. Gabus Pucungnya terasa sekali nikmat dan gurihnya. Ikan gabusnya juga empuk dan terasa manis daging ikannya.
Tutut Ngibritnya juga enak. Kuah kuningnya kaya rasa banget. Menyerap sampai ke daging yang ada dibalik cangkang tutut. Dan juaranya buat saya adalah Jengkol Nampol. Ini saya rekomendasikan banget untuk penggemar pedas dan jengkol. Bumbu pedasnya bukan sekedar pedas, tapi terasa sekali racikan bumbu khas rumahan yang nikmat dimakan walau hanya dengan nasi hangat. Jengkolnya pub diolah dengan baik, empuk dan sangat legit. Pokoknya ini jadi menu wajib saya kalo nanti makan disini lagi.
Sayang kondisi tempatnya untuk saya agak kurang nyaman. Entah disengaja atau tidak interior terasa sedikit kotor. Andai tempat ini tampilannya diperbaiki pasti nyaman banget makan disini. Keluar uang agak mahal untuk makanan enak & tempat yang nyaman untuk saya sih tidak akan menjadi masalah.

Saya adalah penggemar bebek. Dan menu olahan bebek dari Kedai Bebek Mak Isa ini adalah salah satu  olahan bebek terbaik menurut saya selain Bebek Sinjay di Jawa Timur.
Nasi Bebek Mak Isa yang sudah berjualan dari tahun 1991 ini membuat olahan bebek goreng yang disiram menggunakan sambal yang mirip bumbu rendang, tapi dengan rasa pedasnya yang luar biasa. Harga per porsi yang hanys 17.000 rupiah terasa sangat murah dikantor mengingat cita rasa yang dihadirkan sangatlah nikmat.
Bebek yang empuk disajikan dengan sepiring nasi hangat dan sepasang ati ampela lalu disiram sambal khas Bebek Mak Isa. Dijamin sekali nyobain pasti pengen balik lagi dan lagi.
Sayang tempatnya menurut saya kurang nyaman karena berjualan di kaki lima. Saya sih lebih sering memilih untuk dibungkus / dibawa pulang untuk dimakan di rumah. Lebih nyaman.