Fannie Huang||IG:@fiehuang

Berkunjung ke South Kitchen buat lunch karena mau makan dessert di sekitar sini.

Saya berkunjung sekitar jam 11 siang dan tempatnya belum terlalu ramai. Seating areanya ada area indoor di lantai 1 yang ber-AC, outdoor bagian luar (akses dari indoor) dan lantai 2.

Di beberapa area tersedia stop kontak sehingga nyaman buat nongkrong. Untuk pemesanan bisa ke kasir.

Saya memesan :

1. Nasi Ramena Daun Jeruk (Rp. 30..000) + Cumi Cabe Ijo (Rp. 15.000)

Buat isiannya ada nasi daun jeruk dengan lalapan, kremesan, telur dadar, tempe orek. Buat protein bisa pilih berbagai opsi, saya pilih cumi cabe ijo.

Porsinya mengenyangkan. Sambal lumayan pedas dan sedikit asin. Kalau suka asin mungkin bakal suka sambalnya.

Kremesannya renyah dan gurih. Sedangkan telur dadarnya tidak berbay amis dan tenpe orek modelan agak kering.

Untuk nasi daun jeruk agak hambar dan hanya ada sedikit aroma daun jeruk.

Namun cumi cabe ijonya beneran enak. Cuminya pakai pete dan saya biasanya tidak suka pete namun saya nekat coba. Ternyata pete tidak bau dan cumi cukup segar.

Cabe ijonya pedas gurih. Saya suka karena cuminya tidak asin.

Bakmi Naga baru saja membuka cabang baru di Grand Paragon bulan ini. Lokasinya ada di sebelah Excelso, menempati area ex resto Taipan Kitchen. Beberapa bagian dari resto sebelumnya tidak diubah, misalnya partisi di area sofa.

Untuk menu di sini ada menu bakmi hingga menu masakan. Harganya termasuk affordable dibanding tempatnya.

Saya mencoba :

1. Bakmi Pangsit Goreng

Bakminya bertekstur agak keriting dan pipih. Saya suka tekstur mienya dan kenyal serta tidak overcook.

Rasa mienya cenderung gurih dan ayamnya menggunakan ayam putih yang cenderung gurih. Untuk sayurnya juga segar dan tidak pahit.

Sayang kuahnya cenderung hambar dengan rasa manis gurih yang sangat samar rasanya. Untungnya, kuahnya disajikan panas.

Untuk pangsit gorengnya renyah dan tidak berminyak namun isian dagingnya sangat sedikit. Isian dagingnya gurih dan ada rasa bawang putih.
.
.
Total pesanan saya 57 ribu include es teh tawar. Tidak ada service charge di sini dan pelayanan standar meski cukup responsif ketika dipanggil.

Hakon merupakan salah satu kedai matcha wishlist saya sejak cabangnya masih di Depok saja. Begitu buka di Jakarta, saya akhirnya visit ke sini.

Sesuai namanya, tempatnya berkonsep ethnic dan sejujurnya bukan preferensi saya karena terkesan penuh barang dengan banyak patung dan pernak-pernik jualan (saya prefer tempatnya yang di Depok yang lebih minimalist). Akses masuknya dari sejenis toko dan tempat duduknya ada 3 lantai yang untungnya tersedia elevator.

Seating area is mostly semi outdoor. Ada banyak tanaman dan hanya sekitar 20% areanya yang indoor ber-AC. Kalau siang sangat panas. Meja di area indoor lantai 1 dan 2 mostly untuk sharing dan lantai 3 katanya belum open for public.

Dari segi pelayanan cukup helpful namun ada miscomm. Pas saya masuk di depan diinfokan ada seating area lantai 2. Namun pas saya masuk awalnya diinfo cuma ada seating area outdoor atau meja sharing lantai 1 (saya kurang suka sharing table). Untung pas sekali di lantai 2 ada 1 meja kosong di pojokan untuk berdua. Di sini tidak disediakan tisu ketika pesanan diantar maupun di atas meja.

Namun kelebihannya di sini sistemnya rounding down meski menggunakan cashless payment.

Saya mencoba :

1. Matcha No. 75 Strong Usucha (IDR 55k)

Karena matcha no. 90 (dari segi harga ini yang termahal, jadi seharusnya kualitasnya juga berbeda) sedang habis, saya akhirnya pesan matcha no. 75 dan memilih usucha.

Opsinya ada usucha, hot latte, ice latte dan cold whisk.

Warnanya hijau pekat dan rasanya tidak begitu pahit dibanding no. 65 pesanan teman yang saya coba.

Sesuai deskripsinya, rasanya nutty dan ada sedikit hint floral. Harganya termasuk affordable karena ukuran gelas cukup besar.

2. Matcha Terrine (IDR 40k)

First time mencoba matcha terrine. Dessert disajikan dingin dan padat sedikit icy di beberapa bagian.

Tekstur creamy karena meupakan custard dan ada rasa matcha. Kalau suka dessert creamy mungkin bakal suka.

3. Matcha Cheese Cake (IDR 50k)

Ini pesanan teman yang nggak saya foto. Saya suka cheese cakenya karena rasa gurih cheese cake berpadu dengan matcha.

Preferensi pribadi, saya tidak suka dessert terlalu creamy jadi lebih cocok dengan matcha cheese cake.

Steak Banting baru buka cabang di Pasar Baru beberapa hari lalu. Mereka ada peomo buy 3 get 4 buat daging non meltique (harga 69 ribu) & meltique (79 ribu).

Seating areanya semi outdoor dan sharing bareng tenant lain. Namun boleh dine in di area ber-AC juga.

Mungkin karena baru buka, staff masih agak kebingungan sehingga penginputan makanan kami di sistem lebih dari 10 menit. Sistem di sini bayar terlebih dulu.

Saya mencoba :

1. Rib Eye Non Meltique (Rp. 69.000)

Buat sausnya saya pilih yang mushroom. Side dish ada kentang goreng dan mixed vegetables.

Saya suka kentang gorengnya karena empuk dan luarnya renyah serta berbumbu. Untuk dagingnya well done namun empuk. Entah kenapa meski katanya ini non meltique namun menurut saya tekstur daging agak mirip meltique. Di bagian yang seharusnya lemak rasanya agak asin gurih enpuknya gimana gitu (sulit dijelaskan).

Kebetulan saya kurang suka meltique. Jadi kalau someday saya revisit saya mau coba tenderloin. Namun buat harga segini termasuk oke.

Saus mushroomnya creamy dan agak kental sesuai namanya.

Ga/ga cabang Grand Indonesia terletak di dalam supermarket di West Mall, menempati ex Gulu Gulu.

Saya mencoba :

1. Thai Milk Tea Mousse (IDR 44k, L)

Menurur staff, standar manisnya 50%. Sayabpikih yang 25% dan menurut saya manisnya pas. Ada hint rasa dan aroma black tea thailand yang cukup kuat dan ada sedikit manis dari susu.

Di aatsnya ada mousse dengan sejenis crunch.