Chibiy

Paling suka kalau melihat topping yang ada pada bihun Akiaw ini, penuh dan nggak pelit-pelit! Menurut saya, porsinya cukup banyak baik bihunnya maupun kuah dagingnya. Bihun di sini bisa disubtitusi dengan mie, kwetiauw, maupun nasi. Tapi saya paling suka bihunnya.

Dagingnya sangat empuk dan manis. Gurihnya pun pas. Untuk baso, saya biasanya request baso uratnya. Ukurannya tidak terlalu besar, dan enak! Makanya selalu berasa kurang puas makan basonya karena merasa kurang banyak  hanya ada 2 baso untuk 1 porsi kuah daging tersebut.

Sambalnya cukup pedas, jadi buat yang nggak kuat pedas, jangan terlalu banyak memberi sambalnya. Ada dua jenis sambal yang disediakan, sambal cair racikan mereka dan sambal botol Cap Jempol. Disediakan juga mulai dari kecap asin, kecap manis, sampai cuka, untuk dapat diracik sesuai selera. Kuahnya sendiri sebenarnya sudah gurih dan enak untuk dimakan polosan saja. Sayangnya saya lupa minta minyak bawang putih... pasti lebih enak lagi kalau dicampur itu! So far, Akiaw never fails me 

Pergi ke sini pas hari Jumat Malem jam 12-an. Pilih tempat duduk di lantai atas karena sengaja pilih yang ada live musicnya. Memang tempat ini full smoking room. Pertama kali masuk sih ya berasa banget bau dan asapnya, tapi lama-lama terbiasa juga. Cuman ya positif nggak akan pernah bawa anak lah ya ke sini, misalnya itu di weekend siang pun... Pas saya sampai, live music lagi break. Jadi di lantai atas yang sudah ramai beberapa grup, full dengan suara kencang mereka yang ngobrol. Saya yang datang cuman berdua, memilih duduk di pojok (karena ada disediakan 3 meja untuk 2 seating di bagian pojok sana).
Tidak lama, live music mulai berkumandang. Sound systemnya cukup baik, suara mereka terdengar jelas ditengah riuhnya suara obrolan para pengunjung. Lagu-lagu yang dibawakan juga lagu TOP 40 yang sedang populer dan familiar terdengar sehari-hari. Makin lama, sang performer mulai mencoba "menarik" crowd yang ada, jadi ada saja yang menyumbang lagu, request lagu, sampai akhirnya bernyanyi bersama. Saya akui, saat itu crowd-nya memang lagi cukup asik, walaupun makin akhir lagu yang dimainkan jadinya makin galau  (pengaruh pada tipsy juga kayanya).

Saya hanya pesan snack ringan saja di sini, karena memang sudah makan malam sebelumnya.
1. Chicken Wings Salted Egg
Jenis salted egg sauce yang di sautee dengan butter, enak. Chicken wings-nya teksturnya juga pas, tidak kering. Saya pesan yang 6 pcs. Dan baru sadar, harusny dapet 1 dipping sauce ya? Saya tidak terlalu teliti membaca menu dan baru sadar pas baca review-review lain. Sayangnya, waiter-nya saat itu tidak menawarkan dipping sauce-nya sama sekali.
2. French Fries
French fries merupakan menu tambahan saya, karena tadinya tidak berniat pesan. Namun karena masih ada minuman yang belum habis dan live music yang belum selesai, saya pesan tambahan ini. Rasanya cukup enak, at least dibuat dari the real potato ya, namun untuk saos tomat atau sambal harus minta lagi kepada waiter/waitress-nya. Dengan ramainya suasana yang ada, agak sulit memanggil waiter/waitress.
3. Slaughter (The Holy Jugs)
Untuk minuman, saya memesan salah satu dari Holy Jugs. Bisa untuk di share berdua. Enak! Manisnya pas, dan yang paling penting, lumayan kenceng alias nggak encer. Jadi nggak perlu terlalu kembung kalau cuman buat tipsy atau minum santai aja. Tapi kalau mau lebih pas lagi, saya rekomendasikan 1 jug ini untuk 1 orang saja sih  (kecuali kalau mau buka botol sendiri lagi ya). So, it's totally worth the price.
4. Smurf in Tusk
Saya pesan salah satu dari Holy Cocktail, hanya karena penasaran dengan cocktail mereka, apa se-oke yang ada di Holy Jugs. Ternyata tidak. Minuman yang saya pesan ini terlalu encer dan terlalu manis. So, next saya ke sini, saya tidak akan memesan cocktail mereka lagi.

Overall, saya sangat menikmati kunjungan pertama saya ke Holywings. Sure I will be back here untuk menikmati makanan dan minuman lainnya dan tentu saja live music-nya! 

Jl. Braga memang terkenal dengan nuansa jadulnya. Saya parkir mobil di Braga Citywalk, lalu berjalan kaki mengikuti petunjuk Google Maps. Karena ini kunjungan saya yang pertama kali, I have no idea at all kalau tidak ada papan nama di depan bangunannya. Membuat saya cukup kesulitan menemukan restoran ini pada awalnya.

Pada akhirnya, tidak heran kalau saya agak kesulitan karena papan nama ada di bagian dalam bangunan. Ditambah lagi penerangan yang sangat minim di dalam ruangan. Bangunan dibagi menjadi dua segmen kanan dan kiri. Bagian kiri bangunan merupakan toko roti dan kue yang sepertinya sudah memiliki pelanggan tetap dan setianya (banyak orang tua yang take away membeli roti dan kue-kue tersebut). Saya sendiri lebih ingin mencicipi es krim jadulnya. Jadi saya beralih ke bagian kanan bangunan yang tersedia meja dan kursi.

Interior bangunan sepertinya sudah lama tidak direnovasi. Banyak bagian tembok yang sudah terkelupas dan seperti bekas rembesan air. Lantai dari teraso membuat kesan jadul menjadi sangat kuat. Langit-langit bangunan dibuat sangat tinggi dengan lampu gantung. Karena penerangan cukup minim, saya memilih tempat duduk dekat pintu keluar supaya terasa lebih terang.

Menu yang saya pesan adalah es krim kopyor dan es krim kombinasi. Pelayananannya sebenarnya ramah, namun saya perlu menunggu waktu yang cukup lama sampai akhirnya kedua es krim saya keluar. Ada komplimentari segelas air putih untuk pemesanan es krim ini.

Seperti khas-nya es krim jadul dan homemade tanpa pengawet, tekstur es krim sangat lembut dan cepat cair. Tapi untuk soal rasa, enak! Khususnya es krim kombinasi (kombinasi 5 rasa, entah apa saja, seperti yang bisa dilihat di menunya kalau beberapa nama es krim nya sangat tidak familiar di telinga saya). Yang menarik dari es krim kombinasi adalah taburan kacang nougat-nya yang memberi tekstur menarik tersendiri. Rasanya pun overall memiliki manis yang pas, tidak terlalu manis.

Sure I will be back untuk es krim kombinasinya! Tapi nggak buat nongkrong lama-lama di sini.. gelappp...