Chibiy

Gelato baru yang buka di dalam Mall Kelapa Gading (ada di tempat yang dulunya Heavenly Blush). Begitu datang, langsung disapa sama mbak-nya yang ramah dan informatif banget. Dia kasih tau rasa apa yang recommended dan boleh dicoba terlebih dahulu masing-masing rasanya. Untuk harga juga tergolong murah.

Akhirnya cobain rasa yang direkomendasi dan memang benar, sudah mau habis saat itu. Lupa nama persisnya apa, yang jelas intinya cheese cake cookies. Ada semacam potongan biskuit Regal gitu, yang bikin permainan tesktur jadi menyenangkan di sela-sela lembutnya gelato. Satu lagi saya coba rasa custard, seperti vanilla tapi ada campuran egg yolk dan lemon-nya. Enak juga! Semua rasa yang saya coba ini yang jelas, manisnya pas! Pasti bakal coba lagi varian rasa mereka yang lain next time!

Awalnya agak underestimate coffee shop ini, hanya karena saya agak "ilfil" melihat signage di depan ruko-nya yang hanya berupa spanduk warna hitam dengan tulisan putih "PAUL & ED". Namun karena membaca beberapa reviewnya yang positif, saya jadi penasaran juga akhirnya. Ternyata benar kata pepatah "don't judge the book by its cover". Kopinya enak!!

Dari segi interior, nyaman. Lantai dasar non-smoking, lantai atas bisa untuk smoking (lebih panas ya). Saya hari Sabtu pagi ke sana, masih sepi. Wangi kopi langsung tercium begitu memasuki ruangan. Barista yang melayani ramah dan pengetahuan tentang kopinya cukup baik. Karena saya baru saja makan, saya hanya memesan minumannya saja di sini.

1. Hot Americano
Suami saya sebagai pecinta Americano (dimanapun pasti pesanannya adalah black coffee ini), menilai Americano Paul & Ed ini enak. Tidak perlu gula untuk dapat menikmati kenikmatan kopi ini. Rasanya tidak terlalu asam, tidak terlalu pahit, pas! After taste-nya aman di tenggorokan.

2. Piccolo
Saya minta extra shot untuk Piccolo saya. Hasilnya, strong! Rasanya ada asam-nya, tapi after taste-nya juga aman di mulut. Salut!

3. Macchiato
Ini pesanan tambahan saya. Karena merasa belum puas dengan Piccolo, saya tambah pesan Macchiato-nya. Ah... ternyata si Macchiato shot ini sama enaknya dengan Piccolo! 

Sure I will be back to try their Grilled Panada and have another coffee here! Nagih!

Paling suka kalau melihat topping yang ada pada bihun Akiaw ini, penuh dan nggak pelit-pelit! Menurut saya, porsinya cukup banyak baik bihunnya maupun kuah dagingnya. Bihun di sini bisa disubtitusi dengan mie, kwetiauw, maupun nasi. Tapi saya paling suka bihunnya.

Dagingnya sangat empuk dan manis. Gurihnya pun pas. Untuk baso, saya biasanya request baso uratnya. Ukurannya tidak terlalu besar, dan enak! Makanya selalu berasa kurang puas makan basonya karena merasa kurang banyak  hanya ada 2 baso untuk 1 porsi kuah daging tersebut.

Sambalnya cukup pedas, jadi buat yang nggak kuat pedas, jangan terlalu banyak memberi sambalnya. Ada dua jenis sambal yang disediakan, sambal cair racikan mereka dan sambal botol Cap Jempol. Disediakan juga mulai dari kecap asin, kecap manis, sampai cuka, untuk dapat diracik sesuai selera. Kuahnya sendiri sebenarnya sudah gurih dan enak untuk dimakan polosan saja. Sayangnya saya lupa minta minyak bawang putih... pasti lebih enak lagi kalau dicampur itu! So far, Akiaw never fails me 

Setuju sama yang pada komen kalo owner-nya ramah... Yes, they are! Mereka sangat open dengan masukan dan komentar tentang makanan dan minuman yang mereka sajikan. Interiornya justru menurut saya sangat "pas", tidak over. So, it feels really like "home".

1. Irish Coffee
Kopi dengan campuran Baileys. However, takarannya pas, jadi antara rasa kopi dan Baileys sama-sama saling melengkapi. Manis-nya pun pas, tidak terlalu manis.

2. Piccolo
Tadinya saya mau pesan extra shot, tapi baristanya bilang nanti terlalu pahit karena sudah ada 2 shots di Piccolo-nya (maklum, ada pengalaman minum piccolo tanpa extra shot di salah satu cafe nearby, berasanya susu banget). Yaudah, jadi saya nurut coba yang standard Piccolo-nya mereka. Ternyata benar, sudah pahit. Mereka pakai jenis biji Arabika, tapi untuk lidah saya lebih cenderung kuat rasa pahitnya daripada asamnya (ada asamnya tapi hanya sedikit). After taste-nya aman di mulut. Malam itu biji Robusta mereka sedang habis, biasanya mereka akan tanya request kita apa ingin Robusta atau Arabika.

3. Pork Platter
Karena saya ingin makan sesuatu yang tidak terlalu berat seperti nasi, maka saya memutuskan untuk mencoba Pork Platter saja. Porsinya banyak, bisa untuk cemal-cemil 2-3 orang. Terdiri dari deep fried pork belly, spam, dan french fries yang dilengkapi dengan saus thousand island yang sepertinya memang mereka olah sendiri lagi sehingga rasa sausnya lebih enak. Pork belly-nya pada potongan di bagian daging agak sedikit keras, namun masih tolerable. Namun ketika tergigit di bagian lemak dan sekitarnya, very juicy and great. French fries bisa mengimbangi rasa asin yang ada pada spam.

4. Brownies Toffee Peanut
Dessert yang kata sang owner biasanya mereka produksi untuk hampers hari raya, mereka sajikan di sini. Enak! Tekstur browniesnya tidak berat dan tidak terlalu padat, jadi nggak bikin eneg. Dan yang penting, manisnya pas, tidak terlalu manis! Di atasnya ditaburi potongan kacang mede dan siraman saus caramel yang membuat permainan tekstur dan a dash of sweetness. Harus banget coba dessert lainnya lagi nanti karena mereka memang homebaking sendiri.

Overall, it's really one fine day I spent there and sure will be back for trying another menu! Buat yang suka sama babi sih boleh banget coba-coba menu mereka yang banyak babi-nya itu 

Jl. Braga memang terkenal dengan nuansa jadulnya. Saya parkir mobil di Braga Citywalk, lalu berjalan kaki mengikuti petunjuk Google Maps. Karena ini kunjungan saya yang pertama kali, I have no idea at all kalau tidak ada papan nama di depan bangunannya. Membuat saya cukup kesulitan menemukan restoran ini pada awalnya.

Pada akhirnya, tidak heran kalau saya agak kesulitan karena papan nama ada di bagian dalam bangunan. Ditambah lagi penerangan yang sangat minim di dalam ruangan. Bangunan dibagi menjadi dua segmen kanan dan kiri. Bagian kiri bangunan merupakan toko roti dan kue yang sepertinya sudah memiliki pelanggan tetap dan setianya (banyak orang tua yang take away membeli roti dan kue-kue tersebut). Saya sendiri lebih ingin mencicipi es krim jadulnya. Jadi saya beralih ke bagian kanan bangunan yang tersedia meja dan kursi.

Interior bangunan sepertinya sudah lama tidak direnovasi. Banyak bagian tembok yang sudah terkelupas dan seperti bekas rembesan air. Lantai dari teraso membuat kesan jadul menjadi sangat kuat. Langit-langit bangunan dibuat sangat tinggi dengan lampu gantung. Karena penerangan cukup minim, saya memilih tempat duduk dekat pintu keluar supaya terasa lebih terang.

Menu yang saya pesan adalah es krim kopyor dan es krim kombinasi. Pelayananannya sebenarnya ramah, namun saya perlu menunggu waktu yang cukup lama sampai akhirnya kedua es krim saya keluar. Ada komplimentari segelas air putih untuk pemesanan es krim ini.

Seperti khas-nya es krim jadul dan homemade tanpa pengawet, tekstur es krim sangat lembut dan cepat cair. Tapi untuk soal rasa, enak! Khususnya es krim kombinasi (kombinasi 5 rasa, entah apa saja, seperti yang bisa dilihat di menunya kalau beberapa nama es krim nya sangat tidak familiar di telinga saya). Yang menarik dari es krim kombinasi adalah taburan kacang nougat-nya yang memberi tekstur menarik tersendiri. Rasanya pun overall memiliki manis yang pas, tidak terlalu manis.

Sure I will be back untuk es krim kombinasinya! Tapi nggak buat nongkrong lama-lama di sini.. gelappp... 

Pergi ke sini pas hari Jumat Malem jam 12-an. Pilih tempat duduk di lantai atas karena sengaja pilih yang ada live musicnya. Memang tempat ini full smoking room. Pertama kali masuk sih ya berasa banget bau dan asapnya, tapi lama-lama terbiasa juga. Cuman ya positif nggak akan pernah bawa anak lah ya ke sini, misalnya itu di weekend siang pun... Pas saya sampai, live music lagi break. Jadi di lantai atas yang sudah ramai beberapa grup, full dengan suara kencang mereka yang ngobrol. Saya yang datang cuman berdua, memilih duduk di pojok (karena ada disediakan 3 meja untuk 2 seating di bagian pojok sana).
Tidak lama, live music mulai berkumandang. Sound systemnya cukup baik, suara mereka terdengar jelas ditengah riuhnya suara obrolan para pengunjung. Lagu-lagu yang dibawakan juga lagu TOP 40 yang sedang populer dan familiar terdengar sehari-hari. Makin lama, sang performer mulai mencoba "menarik" crowd yang ada, jadi ada saja yang menyumbang lagu, request lagu, sampai akhirnya bernyanyi bersama. Saya akui, saat itu crowd-nya memang lagi cukup asik, walaupun makin akhir lagu yang dimainkan jadinya makin galau  (pengaruh pada tipsy juga kayanya).

Saya hanya pesan snack ringan saja di sini, karena memang sudah makan malam sebelumnya.
1. Chicken Wings Salted Egg
Jenis salted egg sauce yang di sautee dengan butter, enak. Chicken wings-nya teksturnya juga pas, tidak kering. Saya pesan yang 6 pcs. Dan baru sadar, harusny dapet 1 dipping sauce ya? Saya tidak terlalu teliti membaca menu dan baru sadar pas baca review-review lain. Sayangnya, waiter-nya saat itu tidak menawarkan dipping sauce-nya sama sekali.
2. French Fries
French fries merupakan menu tambahan saya, karena tadinya tidak berniat pesan. Namun karena masih ada minuman yang belum habis dan live music yang belum selesai, saya pesan tambahan ini. Rasanya cukup enak, at least dibuat dari the real potato ya, namun untuk saos tomat atau sambal harus minta lagi kepada waiter/waitress-nya. Dengan ramainya suasana yang ada, agak sulit memanggil waiter/waitress.
3. Slaughter (The Holy Jugs)
Untuk minuman, saya memesan salah satu dari Holy Jugs. Bisa untuk di share berdua. Enak! Manisnya pas, dan yang paling penting, lumayan kenceng alias nggak encer. Jadi nggak perlu terlalu kembung kalau cuman buat tipsy atau minum santai aja. Tapi kalau mau lebih pas lagi, saya rekomendasikan 1 jug ini untuk 1 orang saja sih  (kecuali kalau mau buka botol sendiri lagi ya). So, it's totally worth the price.
4. Smurf in Tusk
Saya pesan salah satu dari Holy Cocktail, hanya karena penasaran dengan cocktail mereka, apa se-oke yang ada di Holy Jugs. Ternyata tidak. Minuman yang saya pesan ini terlalu encer dan terlalu manis. So, next saya ke sini, saya tidak akan memesan cocktail mereka lagi.

Overall, saya sangat menikmati kunjungan pertama saya ke Holywings. Sure I will be back here untuk menikmati makanan dan minuman lainnya dan tentu saja live music-nya! 

Siapa sih yang nggak napsu sama babi? Apalagi kalau nama restorannya sendiri udah ada unsur nama "Pork"-nya... penasaran lah! Awalnya sempat ragu karena kok sepi, tapi akhirnya tetep cobain juga (end up, itu restoran jadi rame setelah kita setengah jalan makan sih hahaha...). Interiornya cukup cozy, ambience-nya juga "dapet" dengan warna cat earth tone dan penerangan lampu gantung. Yang lucu sih ada pajangan kepala babi dari kain motif batik yang digantung di dinding, gemes, pengen dibawa pulang... 

Tadinya mau pesen nasi rendang babi, tapi sayangnya sold out (i will be back for this menu!). So, yang saya pesan :

1. Nasi Babi Panggang Sambal Matah
Nasi putih dengan babi panggang pakai sambal matah, dilengkapi dengan tumis buncis bawang putih dan telor mata sapi. Babi panggangnya crispy, gemuk-gemuk (lebih asik lagi kalo lebih banyak lagi porsi dagingnya haha), sambal matahnya juga pedas dan wangi. Tumis buncisnya sebenarnya rasanya enak, tapi sayang, sepertinya overcooked, jadi agak peyot buncisnya. Dan untuk telur mata sapi, saya request setengah matang, tapi yang datang malah 3/4 matang (sedih loh... menurut saya, tidak ada alasan untuk tidak bisa membuat the perfect "telur setengah matang", apalagi kalo uda punya restoran).

2. Crazy Pork Noodle
Bakmi dengan tekstur karet, toppingnya banyak : bakso goreng, babi panggang, daging ham (seneng banget kan ada ham gede gitu haha), dan pork slice. Sayangnya, rasa bakminya kurang kena di lidah saya. Bumbunya terlalu tajam rasa bawang putihnya (terlihat di dasar mangkuk ada potongan bawang putih cukup banyak), jadi agak annoying rasanya. Saya sebetulnya penyuka bawang putih, namun dalam porsi dan takaran yang pas ya... ini seperti rasa bawang putih tok, kurang flavor lain (saya gregetan untuk menambahkan kecap asin atau minyak wijen sendiri). Daging ham ya standard rasa daging ham biasa, porsinya besar.

3. Bakso Goreng
Cukup enak. Dagingnya berasa, bukan tepung doang.

4. Kerupuk Kulit Babi
Enak loh ini! Saya sebetulnya bukan penggemar kerupuk kulit, tapi karena ada tulisan "homemade"nya di kantongnya, jadi penasaran. Suami saya yang memang penggemar kerupuk kulit, bilang ini enak. So, ini enak! Tasty!

5. Ice Liang Teh
Aduh... kurang ketelen ya ini... manis banget!

6. Ice Vietnam Coffee
Standard lah ini...

Untuk dari segi harga, okelah, masih worthed. Pasti bakal balik lagi untuk nyoba si nasi babi rendang dan repeat order si sambel matah 

Untuk pelayanan, mas-masnya ramah. Pengetahuan mengenai menu-nya juga cukup oke. Satu hal yang lucu, di sini ada promo kalau ulang tahun bisa makan gratis beberapa menu (diinfokan lisan kembali oleh si mas tersebut, walaupun ada pengumumannya di meja). Tamu di meja sebelah, anak kecil (masih SD) ulang tahun. Tapi ya kok dimintain KTP atau SIM... ya mana ada. Trus mbak yang lain bilang, minta akte lahir. Lah ya kali orangtuanya kemana-mana bawa akte lahir, ga mungkin lah ya. Di kasir deket situ, kayanya ada ownernya (ini perkiraaan saya sih), tapi ya diem aja. Kalau saya jadi ownernya, mengingat restoran ini juga restoran baru, saya kasih gratis sih itu. Ya masa iya orangtuanya bohong anaknya ulang tahun... 

Kunjungan saya ke sekian kalinya ke Holywings Kelapa Gading ini... ga kapok karena live musicnya emang keren, minumannya asik, makanannya juga oke.

1. Stark Lager Beer
Cocok buat cewek karena rasanya tidak terlalu pahit dan lebih light.

2. Pork Skin Satay & Pork Belly Satay (Manado Sauce)
Ah enak ini buat yang suka pedes! Sate kulit babi & pork belly-nya juga empuk, nggak keras. Tapi bener-bener warning ya, ini cuman buat yang kuat pedes doang... perut bisa panas 

3. Pong Tofu
Sejenis tahu cabe garam gitu, nothing special, lumayan pedes juga. Cuman agak kurang garing ya, karena dia nggak pake bumbu tepung gitu.

4. Midori Illusion
Salah satu Holyjugs andalan Holywings. Rasanya enak, tapi saya masih lebih suka Slaughter.

5. Grandpa Chicken Wings
The best! Emang paling cocok pake dips yang kecap sambal.

Menyenangkan ya di sini! Tempatnya emang bener-bener bikin betah. Nyaman buat yang mau ngumpul rame-rame, berdua aja, atau emang mau sendirian juga. Tempatnya very spacious dan dibagi jadi dua bagian lantai (seperti ada mezannine floor). Coffee shop ini bisa diakses dari bagian dalam maupun luar PX Puri itu sendiri.

Waktu saya mau pesan piccolo, baristanya tanya, mau yang rasanya seperti apa. Saya request yang agak asam. Voila! Piccolo-nya enak, sesuai yang saya mau dan saya harapkan. After taste-nya juga aman... (saya sampai nambah lagi!). Selain piccolo, kami juga memesan Cappuccino dan Americano. Overall taste kopinya memang lebih ke asam daripada pahit, tapi asamnya masih pas. Enak!

Untuk makanan, saya pesan Croque Monsieur. Ini enak!! Roti, cheese, dan isiannya, enak semua! Ada bacon bits juga jadi permainan tekstur tersendiri lagi. Kentangnya habis jadi diganti dengan macaroni balls. Sayang rasanya agak hambar, kaya lupa dikasih garam. Untuk saladnya well seasoned.

Saya juga coba Fudge Brownie-nya. Untuk teksturnya sebenarnya tidak ada masalah. Tapi manis sekali! Kurang cocok untuk lidah saya yang tidak suka makanan terlalu manis.


Untuk harga juga masih reasonable dengan kualitas yang ditawarkan. Definitely will be back!

Tempatnya cukup besar, pelayanannya juga ramah dan sigap. Jadi walaupun kita rempong bawa anak-anak, mereka sigap mencarikan tempat duduk walaupun suasana cukup ramai saat itu.

Hainan Chicken Rice with Steamed Chicken
Porsi nasi hainamnya cukup banyak, sementara untuk rasanya tergolong standard (tapi masih okelah). Dilengkapi sayur tumis toge. Untuk dipping-nya, dikasihnya kenapa kecap manis, bukan kecap asin ya?

Nasi Lemak with Chicken Curry & Sambal Prawns
Nasi lemaknya rasanya cukup enak karena ada rasanya. Ayam karinya juga enak dan empuk. Sambalnya juga rasanya cukup enak walaupun tidak terlalu pedas.

French Beans with Minced Chicken
Ini enak, karena buncisnya terlihat fresh dan teksturya masih garing. Bumbunya sederhana hanya bawang putih dan minced chickennya cukup banyak. Porsinya juga cukup banyak untuk sharing 3-4 orang.

Iced Kopi
Rasa es kopinya khas kopitiam yang ada di Singapore. Enak, tidak terlalu manis.

Piccolo
Piccolonya enak. Jarang-jarang ada kopitiam served Piccolo. Kopinya cukup terasa. Pahit dan asamnya seimbang.