Micwengeneral B

Midori di Puri Indah ini dekat sekali dengan gedung Kawan Lama. Menempati ruko, restorannya tidak begitu besar, namun interiornya khas restoran jepang yang model beberapa tahun yang lalu. Lebih kuno.

Kami berempat ke sana waktu makan malam. Kami rata - rata memesan ramen, baik miso ramen maupun curry ramen. Miso ramennya asin enough, kari ramennya juga pekat namun sedikit manis.

Khusus kari ramennya, diatasnya ditempatkan chicken katsu, katsunya cukup garing. Sebetulnya bisa saja tidak diberi katsu, namun dari buku menunya yang saya lihat hanya menu kari udon yang tidak ditambah katsu. Isi sayuran di karinya sendiri juga agak terlalu banyak, terutama kolnya.

Nonetheless, kedua ramennya halus memang. Sushinya juga lumayan banyak, topping tempuranya juga renyah, sushinya sendiri tidak amis pula, ok sih.

Kita dapat complimentary semangka iris, waktu ke sana.

Starbucks di Puri Indah Mall luas juga ya tempatnya yang sekarang. Tapi tadi saya sendiri minum vanila lattenya saja. Vanila lattenya seperti biasa enak, hangat, tidak terlalu manis, kopinya juga tidak terlalu pekat.

Totalnya sama latte yang satu lagi (entah latte apa), smoked beef quiche, dan sandwich, 170 ribuan. Karena saya ke sana berdua siang tadi.

Mendengar komentar orang tua saya mengenai sapo urat sapi buatan Top Yammie, Hayam Wuruk/Mangga Besar ini enak, jadi kita bertiga kemarin lunch lagi di sana dan membeli menu tersebut yang dihargai 168 ribuan belum termasuk tax & servis.

Ternyata memang benar apa adanya. Uratnya lunak sekali. Sausnya juga lebih asin, wangi, dan banyak cerita daripada sapo urat sapi di suatu gerai di Muara Karang yang tawar dan boring.

Oh ya, lumpia udangnya juga gurih, memang enak sih. 6 buah lumpia sekitar 120 ribu belum nett, seingat saya. Pocai 2 rasanya 90 ribuan belum nett, phitan di pocainya tidak berasa langu, enak.

Pernah sekali di Mall Artha Gading, saya sedang keliling di lantai atas mal itu, dan saya haus. Dan selagi melangkah, saya melihat Re.Juve. Jadi saya beli saja jusnya yang Golden Apple.

Rasanya asam, sedikit manis, dan segar. Dingin, sama saja dengan cabang lain.

Saya sempat dibuat bingung mengenai kantor pusat Cimory Group Company, Meruya.

Pertama, dari peta penunjuk PergiKuliner. Saya mengecek Google Street View/Maps berdasarkan petunjuk pin dari PergiKuliner, nyatanya saya tidak menemukan apa - apa selain Kedai Kita, sebuah gerai bakmi, Makaroni Ngehe, dan Oma Seafood. Namun yang menarik, PergiKuliner menuliskan Ruko Taman Meruya, dimana ketika saya menginputnya di Maps, mengarah ke ruko - ruko dimana letak Cimory Group Company yang sebenarnya berada, dekat Ipeka Meruya.

Cimory ini sendiri juga menarik. Tadinya saya berpikir, mereka adalah ministore saja yang 'meminjam' pemilik ruko, nyatanya begitu saya melihat identitas mereka di Maps, mereka adalah kantor pusat Cimory. Itulah sebabnya saya menulis judul cerita ini sebagai Head Office Cimory Group Company.

Karena kantor pusat, quality control produk yang mereka sediakan di ministore mereka lebih terjamin. Hal ini tercemin dari susu murni dan susu cokelat kotakan yang saya beli dari ministore kantor pusat mereka. Susu murni di sana lebih creamy dan kental daripada Cimory yang biasa saya beli dari pasar swalayan lain, ya, tidak seperti kebanyakan air. Susu cokelatnya pun juga lebih pekat.

Di ministore sana, terdapat juga berbagai macam produk yang ditawarkan, yang mereknya konon berasal dari grup Cimory juga. Salah satunya, sosis Kanzler. Saya pernah juga membeli chicken gordon bleu beku mereka, enak.

Saya sendiri sempat juga membeli biskuit roombutter dari ministore kantor pusat tersebut. Namun, walaupun mirip biskuit Marie Regal, saya merasa biskuit roombutter mereka sedikit lebih gosong. Mungkin, biskuit roombutternya dibuat seperti itu, terlihat juga dari tampilannya yang sedikit gelap.

Di kantor pusat mereka itu sendiri juga ada lounge, beberapa meja dan tempat duduk. Mereka juga memiliki elevator (seingat saya), namun saya tidak terlalu melihat adanya toilet di sana, mungkin tersembunyi. Walaupun bisa saja tersembunyi, memang sebagai kantor, perlengkapan kantor di lounge Cimory Group Company tersebut terlihat sederhana saja, hanya monitor televisi yang digantung yang sempat saya lihat di sana.

Menurut saya, pertunjukan quality control Cimory lebih terlihat dari produk ministore di kantor pusatnya itu, apalagi status kantor pusat yang dipegangnya tersebut. Selebihnya, sebagai kantor pusat suasananya biasa saja walaupun cukup tenang, kebersihan kantornya pun juga termasuk standar saja.

All in all, kualitas produk menjadi aspek yang sangat krusial dalam membangun citra head office, untuk kali ini.

Saya belum tahu nama smoothies alpukat yang saya beli di Re.Juve cabang RSPI Puri Indah beberapa minggu yang lalu, yang pasti smoothies ini campuran alpukat dan cokelat.

Saya sih menyukai jus alpukat yang ditambah cokelat begini, cuma tekstur jusnya sedikit berpasir, kayak ada granola.

Ada juga nasi gemes buatan Bakmi Joss, Kedoya, di tangan saya beberapa waktu yang lalu. Saya terkejut : nasinya gurih, enak, empal pelengkapnya juga empuk, bahkan telur pindangnya juga lembut. Hanya sambalnya saja yang manis.

Saya memang me-requestnya tanpa teri sehingga lebih menggairahkan. Namun sekarang jelas : Bakmi Joss lebih berasa klop di menu nasi campurnya ketimbang, bahkan, bakminya sendiri (saya sempat mengomentarinya di update sebelumnya).

Agak janggal sebetulnya sebagai gerai bakmi, seharusnya sebaliknya.

Suasananya sepi.