DIDAGO Cafe

Udah agak lama ingin kesini. Ga sengaja liat penanda toko yang bentuk kubus dan super minimalis desainnya pas lagi macet di jalan Dago. Akhirnya kesampaian!

Halaman parkirnya luas, parkirnya menggunakan mesin parkir dengan kartu tanda parkir. Toiletnya nyaman. 

Didago memiliki area outdoor dan indoor. Dimana-mana banyak spot foto yang sangat eye catching! Oiya, saya dan teman saya memesan :

1. es kopi DIDAGO (22k)
Lumayan favorit sih. Kopinya pas, saya suka rasa yang agak strong. Pesannya, less ice aja.

2. Popcorn chicken (25k)
Mendapatkan seember ayam goreng terigu dengan saus tomat dan cabe (sausnya kurang banyak), Enak banget untuk cemal cemil. Cruchy, daging ayamnya menyerap bumbu, daginya juga lembut. Enak deh, harus coba, beneran!

3. Kencur Fried Rice (29k)
Nasi goreng berbumbu rempah yang nikmat. Porsinya lumayan besar. Bumbunya ga keasinan, ga kemanisan, ga kegurihan. Harus coba untuk sarapan! 

4. Bala - bala
Direkomendasikan oleh pegawai Didago, lalu teman saya membeli bala-bala. Enak sih, kriuk-kriuk garing mantap! Rasanya juga mantap. Ga salah tiap ada yang mau camilan, direkomendasikan Bala-bala ini. Disajikan diatas talenan kayu dengan cengek yang ga pelit. Kalau gasalah dapet 5 atau 6 Bala-bala nikmat.

Menurut saya kafe ini sangat unik. Kafe yang agak tersembunyi di belakangnya Under Armour Store Dago ini mengusung konsep abandoned building. Gedungnya sengaja tidak banyak dirombak untuk mempertegas konsep abandoned building-nya.  Seating area indoornya terdiri dari dua lantai, tempatnya sebenarnya lumayan nyaman. Tersedia juga seating area outdoor di sisi kiri dan kanan bangunan. Personally saya kurang suka seating area outdoornya yang dekat dengan parkiran karena tempatnya gerah, gersang, dan sedikit berdebu. Kelebihan dari kafe ini yang mungkin tidak dimiliki oleh kafe lain adalah parkirannya yang luas banget, dijamin gabakalan rebutan parkiran

- Kopi Didago 
Menu ini sebenarnya masih mirip dengan ek kopi kebanyakan, citarasa kopiya cenderung agak manis, sedikit creamy dan milky, namun dengan kopi yang masih cukup intens. Menu ini boleh lah dijadikan sebagai penyegar saat Bandung yang tengah terik di siang hari.

- Banana Berry Peanut Toast.
Sejujurnya saya ragu apakah roti yang pesan benar-benar di-toast atau tidak karena saat menu ini datang, rotinya dalam kondisi yang dingin serta tidak memiliki tanda-tanda gosong habis ditoast-nya. Tekstur rotinya juga agak melempem serta tidak crunchy seperti roti yang sudah ditoast. Selain itu, perpaduan antara selai berry sama kacangnya menurut saya agak aneh karena rasanya agak balap-balapan. 

Tempat nya agak sedikit berbeda, untuk indoor dengan nuansa rumah jadul, outdoor nya Instagramable banget. Parkiran luas dan untuk harga standar. Cocok buat hangout santai

Cukup penasaran sama cafe yang 1 ini, sejak awal-awal buka. Karena konsep bangunannya yang vintage, temboknya, suasananya, suka semua.
Table capacitynya cukup banyak sih, tersedia 2 lantai. Parkirannya juga lumayan luas, padahal dari depan pas masuk ga expect seluas ini.

Anw, bahas FnBnya..
Kopi Didagonya ena, pas di lidah. Creamy, kopinya masih berasa cuma agak kemanisan aja. Toasnya juga ena, ayamnya tebel dan well seasoning. Agak failed di Rice Bowls Popcorn Chickennya aja, too dry dan gak berasa bumbunya, disajikan dengan nasi tanpa ada sauce apapun. Kering banget tenggorokan, susah nelen. Dan komposisi nasinya terlalu banyak di banding lauknya.