Warung Bogor

Bulan puasa kemaren aku belum sempat makan #mieglosor yang merupakan #takjil khas #kotabogor. Yaitu tumisan mie kuning dengan sayur sawi, kol, caisim, dan dimakan bersama #bakwan atau #balabala dan #sambalkacang. Kalau lagi di #bogor bisa ke @warungbogor_ Untuk coba yaa

Sudah cukup sering melewati warung bogor ini, tapi baru sekali ini mampir karena poisisinya di hoek pertokoan pasar bogor. Jadi kalau mau kesini dan bawa kendaraan, harus ambil jalur kiri dari arah tugu kujang, mengingat kendaraan di jalur ini cukup padat.

Warungnya bersih, decornya vintage khas pertokoan di bogor jaman dulu. Ada pula mural dengan gambar gapura vihara yang jadi ikon pecinan kota bogor. Didalam seating area juga ada warung-warungan, menarik decornya.

Aneka jajanan khas bogor di jual disini, sayangnya ngga ada asinan. Tapi saya happy karena disini jual jajanan waktu saya masih kecil, Mie Glosor (22k) jadi ini jajanan khas bogor berupa mie kuning basah pakai potongan kol, bakso, sampai telur kocok. Bumbunya umum tapi kalau kokinya pintar, rasanya jadi enak seperti yang di warung bogor ini. Saya request pedas dan yang bikin surprise ada sepotong bala-bala (bakwan) yang jadi pelengkap, digoreng kering tapi bagian tengahnya lembek, plus sepiring kecil sambal kacang khas bogor yang pedas, asin, sedap sekali.

Minumnya pesan Es Pala (20k) bisa request less sugar, palanya tipis-tipis, ngga terlalu bikin lidah kelu, buat saya aroma palanya kurang kuat.

V60 (25k) tampilannya kurang lebih mirip americano, kurang clear kalau untuk V60. Tapi rasanya cukup oke.

Warung Bogor merupakah salah satu dari sedikit resto/cafe yang layak diberikan apresiasi atas inisiatifnya mengumpulkan beragam makanan khas Bogor dalam satu atap.

Sebut saja soto mie Bogor, doclang, laksa, toge goreng, dan yang paling jarang ditemukan bahkan di Bogor sekalipun: mie glosor. Gak ketinggalan aneka minuman khas macam bir pletok, es pala, es kemang, dan the one and only, Kopi Bogor. Pokoknya, semua yang disajikan di sini, Bogor Banget.

Resto terletak di area yang agak kurang umum untuk jajanan kuliner, alias di daerah Otista atau Otto Iskandardinata. Umumnya pemburu kuliner malah lebih sering menyambangi daerah Surya Kencana. Bagaimanapun, daerah ini masih seperlemparan batu dari Surken, dan area parkir tersedia luas.

Desain eksterior cafe didesain ala kolonial dengan jendela dan pot bunga yang khas. Beranjak ke area interior, terdapat mural suasana kota Bogor jaman kiwari dan meja/kursi model warung, sesuai dengan image kafe ini yang menyediakan makanan khas dengan harga terjangkau.

Untuk rasa, tidak terlalu istimewa. Tapi untuk keberagaman menu makannya disini lengkap. Walaupun kadang untuk ketersediaan makanannya belum lengkap dan konsisten, beberapa kali kesini selalu ada makanan yang ingin saya pesan tapi tidak ready.