Senang rasanya di daerah Manggarai - yang selama ini hampir tidak pernah dilirik oleh pengusaha kopi untuk membuka coffeeshop - kini terdapat sebuah kafe baru yang boleh dikatakan mampu bersaing dengan coffeeshop di daerah Jakarta yang lain. Mereka bernama Sae.bru.
Nama Sae.bru diambil dari kata sae dan bru. Sae sendiri merupakan kosakata dalam bahasa Sunda yang berarti bagus, sedangkan bru merupakan plesetan dari brew yang berarti seduh. Sesuai dengan namanya, Sae.bru tampil sebagus namanya. Sekali masuk, saya langsung jatuh cinta dengan ambience mereka meski keadaan sedang ramai sekalipun.
Sae.bru berada di Jalan Minangkabau tepat sebelum lampu merah yang mengarah ke Pasaraya Grande kalau dari arah Saharjo. Bangunannya bergaya desain semi industri yang berpadu dengan konsep modern minimalis. Suasana kafe yang berlapis dinding kaca sudah langsung dapat terlihat dari luar.
Sebelum masuk kedalam, pengunjung harus melalui smoking area yang memanfaatkan space kecil dibagian teras depan. Ruang dalam yang terkesan luas, langsung menjemput saya ke dalam suasana hangat dengan penyinaran yang teduh. Dua set kursi sofa berjok empuk serta meja kayu, menjadi spot terbaik untuk kamu mengambil beberapa foto OOTD.
Penempatan seating table yang dibuat berjarak, sukses menyajikan kesan kafe yang luas juga nyaman. Apalagi dengan pelayanan yang baik serta ramah, makin membuat saya merasa kerasan alias betah. Fasilitas berupa stop kontak, jaringan wi fi, ruang sholat di lantai dua dan beberapa buku bacaan, juga menjadi nilai tambah disini.
Kopi Susu Sae (Rp.20.000,-) jadi inilah es kopi susu, yang hampir tiap mampir ke coffeeshop baru selalu saya pesan, ala Sae.bru. Dalam segelas plastik ini menyuguhkan rasa minuman yang enak, creamy, kopinya kuat, milky, lembut dan engga terlalu manis. Mereka seolah ingin membangun karakter es kopi susu sendiri yang beda dari minuman sejenis di tempat lain.
Manual Brew (Rp.30.000,-) minuman favorit temen ngopi saya yang biasa dipanggil TanteNgopi. Sae.bru menawarkan beberapa jenis metode seduh serta pilihan biji kopi, tapi temen saya memutuskan untuk menggunakan metode Japanese cold brew, biji kopi Papua Wamena. Sejak seruputan pertama cita rasa asamnya kuat dengan after taste pahit. Enak dan nyegerin.
Apple Crumble (Rp.20.000,-) sebagai temen ngopi, saya memesan pastry homemade berbentuk bulat dengan isian yang terlihat jelas dibagian tengahnya. Rasa manisnya pas dilidah dengan tekstur adonan roti padat tapi empuk. Isian apple crumble hadir cukup sticky, manis dan mengeluarkan cita rasa yang khas...