Yima Yila merupakan restoran Chinese food yang gue rekomendasikan, di mana mereka menyajikan masakan yang digoreng kering dan berkuah dengan atau tanpa mala (bumbu pedas yang bisa membuat lidah menjadi kaku). Restoran ini terdiri dari dua lantai untuk makan di tempat. Ruangannya tidak terlalu besar dan kebanyakan selalu ramai, terutama di jam makan siang dan malam. Pertama kali gue ke sini untuk makan siang di hari Sabtu. Waktu itu lantai satu sudah penuh, tapi sayangnya gue dan konsumen lain yang masuk daftar tunggu ga bisa ke lantai dua karena di sana sedang dipakai untuk karyawan istirahat. Ini cukup mengecewakan sih karena akan lebih baik kalau di jam sibuk seperti itu, lantai dua dibuka untuk umum.
Oke, hal tersebut ga perlu dibahas lebih lanjut. Untungnya sih rasa makanan di sini memuaskan dan enak. Mereka menyediakan berbagai pilihan sayuran, beberapa bagian dari daging (sapi, ayam, seafood, babi), jamur, bakso, fishcake, crabstick, tahu, mie (mie telor, mie kentang, mie ubi, shirataki), bahkan termasuk nasi putih yang bisa kita pilih dan campur sesuai selera. Minimum pemesannya adalah 400 gram dengan harga Rp 25,000 / gram. Masakan ini sangat cocok untuk sharing. Setelah memilih topping, mereka akan menimbangnya, dan kita bayar sesuai berat di timbangannya. Kita bisa pilih penyajiannya mau digoreng kering atau berkuah. Lalu untuk level pedasnya ada Bumbu Wangi (gurih dan tidak pedas), Pedas Ringan (xiao ma), Pedas Garuk (zhong ma), dan Pedas Setan (chao ma).
Gue suka dengan penyajian digoreng kering. Topping yang sudah kita pilih tersebut akan disajikan di mangkuk besar dan lebar dengan kacang, bawang putih bakar, wijen putih.
Mereka menerapkan protokol kesehatan, di mana kita bisa lihat para karyawannya mengenakan masker dan face shield. Di setiap meja sudah disediakan air panas untuk merendam peralatan makan selama beberapa menit sebelum kita gunakan untuk menikmati makanan.