Shanaz Safira

Salah satu kafe hits wajib dikunjungi di Bandung. Terakhir kesini, ramenya parah, jadi waiting listnya lama, akhirnya pindah. Kalau sekarang waiting list tapi lumayan cepat dapet tempat duduknya.
Untuk suasana dan desain interiornya bagus. Ide kolam di luar itu unik banget. Sayang pas kesini lagi hujan jadi minta tempat duduk indoor.
Untuk minuman pesan butterscotch chocolate dan kecewa. Butterscotch tidak terasa, cokelatnya dominan banget.
Pizzanya enak, saya lupa pesan rasa apa tapi. French fries sih so-so laaah. Enak buat dikunyah aja.

Sebagaimana jalan menuju hidden gem Bandung lainnya, akses kesini jalanannya di bbrp lokasi lumayan ekstrim. Ternyata Eugene The Goat terletak di dalam penginapan Clove Garden. Karena sudah lumayan di atas, anginnya dingin jadi adem walau mataharinya lumayan terik.
Tempatnya memang minimalis sekali. Tempat duduk semua di area luar shopnya. Shopnya kecil, dekor sederhana, memang khusus untuk mesan aja. Ada kue-kuenya didisplay. Menu minuman ada beberapa varian dari kopi dan nonkopi. Bagelnya kalau tidak salah ada 4 atau 5 macam.
Bagel yang saya pesan adalah omega bagel. Isinya smoke salmon. Bagelnya ga tebel, empuk, salmonnya asin-asin enak. Untuk minuman pesen chocolate dan cafe latte + ice cream. Chocolatenya enak. Ga terlalu manis dan kayaknya less milk atau mungkin non milk ya? Lupa tanya juga.

Temen-temen pasti sudah pada aware dengan makanan Lobster serta harganya yang mahal. Tapi kalau makan disini, siap-siap kaget karena makan lobster disini murah banget! Tapi rasanya enak. Ga hambar. Bumbunya enak. Sambalnya 3 macam enak semua. Aku suka banget sambal matahnya.
1 whole medium lobster + calamari + rice itu cuma Rp 119.000. Kalau yang + tuna aku lupa harganya maaf :( tapi ga beda jauh. Aku makan ini berdua nambah nasi 1 itu sudah sangat cukup. Karena cewe-cewe kali ya?
Ini lokasinya di pinggir jalan Dago. Ada signage berwarna merah bertuliskan Larry Fried & Grill. Ada alat grillnya di depan, keliatan dari jalan. Tempatnya kecil dan sederhana dekorasinya. Tersedia 4-5 meja saja. Untuk parkir mobil rada susah. Harus parkir di pinggir jalan.

Nemu ini karena banyak banget yang ngepost foto lagi makan disini. Terutama anak-anak unpad DU. Jadilah penasaran dan nyamperin tempat ini.
Katanya sih outlet yang disini lebih kecil dari yang di Anggrek. Tempat ini berada di dalam rumah dengan beberapa tempat duduk ditata di dalam rumah dan di luar tapi tetep indoor. Salah satu yang menarik dari tempat ini adalah mural history of ice creamnya. Kreatif dan informatif buat para pencinta es krim.
Untuk rasanya ga cuma yang unik, yang standar mereka juga jual kok. Pilihan saya waktu itu jatuh pada Earl Grey Ice Cream karena jarang banget nemu rasa ini. Toppingnya koko krunch dan meses warna warni. Untuk pilihan wadah es krim bisa di cup, cone, atau bun. Aku milih black cone. Kalau mau cone original dan ombre color (ini sebutan dr aku sendiri.ada nama conenya tapi aku lupa ) bisa juga tinggal minta ke teteh atau akangnya. Perlu diingat kalau ice cream, cone, serta bunnya itu HOME MADE :D
Rasanya enak, ga terlalu manis susu banget. Rasa earl greynya kuat, tapi tetep creamy. Cuma toppingnya kurang enak sih. Mungkin saya salah pilih topping.

Kesini karena nyari tempat ngopi di sekitar Marnat. Akhirnya mampir kesini. Masih tergolong baru juga tempat ini.
Pas sampe dari depan sih biasa aja, pas masuk ke dalem, interiornya lucu bgt. Ada pintu hits buat foto. Saya duduk-duduk sambil nugas disini lamaaa banget. Tapi ga kerasa karena tempatnya enak banget. Walau rame yang dateng, ga bising.
Untuk makanannya pesen acai berry bowl. Minumnya pesen cafe latte. Untuk minum sih enak-enak aja. Untuk acai berry bowlnya buatku enak banget komposisi buah dan toppingnya.
Kalau kesini lagi akan pesen strawberry watermelon pavlova yang katanya enak juga

Salah satu tempat makan yang ramai dikunjungi di daerah Progo. Terkenal akan makanannya yang berkelas dan suasana indoor dan outdoornya yang sama-sama nyaman. Didominasi oleh dekorasi kayu dan vintage. Selain restoran, tempat ini juga sebuah guesthouse. Harga untuk ukuran cafe bandung masih termasuk standar. Mungkin untuk anak kosan seperti saya waktu itu, lumayan mahal. Jadi untuk sesekali saja kesini.
Saya kesini karena mengincar salah satu dessert ternama mereka yaitu Banoffee Ice Cream. Sebagai pencinta es krim dan banoffee pie, saya penasaran.
Untuk rasa es krimnya menurut saya terlalu manis. Mungkin karena manis dari es krimnya juga sangat terasa, tapi saya senang porsi pisangnya tidak pelit. Overall saya bisa menikmati es krim ini.