Zelda Lupsita

Restoran ini adalah salah satu favorit gue buat makan kari. Nah kali ini gue ke sini untuk makan siang bareng teman-teman kantor. Ambiance restoran ini casual tapi rada-rada mellow gitu karena meski pun di siang hari, pencahayaannya agak redup dan di tiap mejanya dihiasi lilin. Untuk makanannya disini sedia beberapa macam kari, nasi, dan topping karinya (daging/sayur). Nah, kita tinggal pilih kombinasi yang kita mau juga level kepedasannya. Kali ini gue memilih extra hot chicken tikka red curry dengan cilantro butter rice. Rasanya? Level extra hot nya gak bohong... pedaaass! Sebagai pecinta pedas, gue suka banget. Daging ayamnya empuk dan karinya kaya bumbu, meski memang yang sangat terasa di lidah gue adalah pedasnya. Cilantro butter rice nya yang netral cukup membantu untuk meredakan pedasnya kari ini. Sayangnya pelayanan di sini agak lama, mungkin karena kita juga datang di saat lunchtime yang sibuk yaa jadi ya anggap aja latihan sabar. Well, overall Go! Curry is still one of my favorite place to go for curry 'cuz it's so yum!

Tempat ini sepertinya didesign untuk sushi ala fast food. Sushi-sushinya udah disiapin di dalam box, jadi kita bisa ambil sendiri. Ada juga menu panasnya seperti bento dan udon yang made-to-order. Interior tempatnya juga kasual dengan kursi-kursi berbantal dan meja yang didominasi warna hitam dan orange. Pas makan disini gue dan pacar cobain grilled saba donburi, fried california roll, dan futo maki. Fried sushinya lumayan, jadi california rollnya dibalut tepung roti trus digoreng. Futo makinya gede and cukup ngenyangin meski rasanya juga biasa aja. Sayangnya grilled sabanya mengecewakan. Kita berdua suka ikan tapi disini sabanya masih amis huhuhuu.. sayang banget deh. Anyway, disini suka diskon jadi kalau lagi pengen sushi yang gak nguras kantong, resto ini bisa dicoba.

Restoran bergaya kolonial ini bernuansa elegan dengan langit-langit yang tinggi dan chandelier tergantung di tengah ruangan. Gue dateng untuk makan siang bareng teman-teman kantor dan cukup banyak tamu juga di sana. Menu yang ditawarkan kebanyakan adalah menu nusantara dengan beberapa pilihan appetizer dan dessert a la Belanda. Gue pilih Iga Rawon Genjeran untuk main course. Rawon disajikan lengkap dengan nasi putih, telur asin, sambal, dan kerupuk. Untuk rasanya menurut gue enak, which is a nice surprise karena biasanya, for me, restoran mewah yang menyajikan menu lokal itu rasa masakannya kurang greget. Tapi rawon ini gurih, potongan dagingnya gak pelit dan empuk, dan sambalnya juga pedas. Untuk dessert kita agak kalap siiy, kita pesan poffertjes dan es kopyor durian. Poffertjesnya disajikan dengan saus butterscotch, lumayan sih tapi gue kurang suka sama sausnya yang agak pahit.. padahal butterscotch kan biasanya lemak-lemak buttery dan manis gitu ya. Es kopyor duriannya segar tapi gue heran sama harganya yang ngalahin harga rawon gue . Last but not least, my friends surprised me with a cheese cake. Kuenya ini dari Seroeni, which is bakery yang nempel sama Bunga Rampai. Kuenya juara banget.. lembut dan krim kejunya pas, gak bikin eneg.

Overall, it was a nice dining experience and it's definitely worth a visit.

Restoran ini berada berseberangan dengan bakery hotel Le Meridien dan menawarkan masakan Jepang dengan rasa dan harga yang cukup premium. Restorannya tidak terlalu besar dan interiornya didominasi perabot kayu. Malam itu gue datang bersama orang tua gue dan kita memesan nyumen. Kalau berdasarkan menu, nyumen sebenarnya disajikan polos, hanya mie halus dan kuah. Tetapi atas saran waitressnya, kami pesan dengan sayur dan daging. Begitu disajikan, nyumen terlihat sangat appetizing. Sayurannya melimpah dan berwarna cerah nan segar, irisan dagingnya juga cukup banyak. Kuahnya sendiri berupa clear soup yang segar dengan sentuhan gurih. Tekstur mie nya jugapas, tidak lembek dan tidak keras. Daging wagyunya diiris tipis dan sangat lembut. Overall, makanannya enak tapi price yang kurang ramah di kantong gak mengizinkan gue sering-sering kesini.

Restoran ini unik karena dia adalah suatu brand Italian food dari Jepang, jadi menunya juga fusion antara dua negara ini. Hal yang juga menarik adalah semua pasta dan pizzanya dibuat fresh di sini. Tempatnya cukup cozy, gue dan teman gue kebetulan duduk di dekat jendela jadi kita bisa lihat suasana Jakarta ketika senja. Kita pesan pizza diavolo, pasta yokubari aglio olio, dan chicken karaage. Makanannya enak-enak! Pizzanya pas, gak terlalu tebal dan gak terlalu tipis, dan toppingnya juga gurih. Pastanya juga enak, rasanya gurih dan isinya beragam: sosis, smoked beef, brocoli, Japanese mushroom, dan terung. Chicken karaagenya juga ok, gak berminyak dan renyah. Overall, restoran ini recommended untuk casual dining berkualitas.

Ini salah satu tempat ngopi favorit gue meskipun jam bukanya agak ajaib: Rabu-Sabtu, tutup jam 5:30. Letaknya di halaman belakang sebuah rumah yang diconvert jadi salon/spa gitu, persis di tengah jl. Surabaya, jadi abis lihat-lihat barang antik bisa sekalian mampir ke sini. Kita bisa duduk di luar yang bernuansa natural dengan meja, kursi kayu, dan air mancur buatan. Di dalem lebih sempit tapi homey banget; pilihannya antara kursi-kursi berbantal atau barstool. Buat gue overall suasananya hippie banget tapi musiknya hipster masa kini. Semua kopi disini diproses sendiri mulai dari roasting sampai penyajian di depan kita. Siang-siang gue suka banget iced lattenya, rasanya segar dan campuran susu dan kopinya pas. Gue dan temen-temen nyobain cheese browniesny juga and it's quite good. Browniesnya moist, gak kering. Diatasnya ada keju slice dan kacang pecans. Kalo weekend menjelang sore, dia suka rame banget, jadi kalau bisa datang lebih awal tapi sebenernya bisa juga nebeng duduk di Cali Deli yang tetanggaan sama Giyanti.

Tokyo Skipjack menyediakan ragam menu steak dengan harga yang lumayan terjangkau. Suasananya sangat casual dimana kita bisa pilih makan di dalam atau al fresco. Gue dan pacar memilih duduk di luar supaya bisa sekalian people watching. Kami memesan NZ tenderloin steak dengan mashed potato, spinach salad, dan chimicurri sauce. Steaknya cukup ok, lumayan empuk tp kematangannya kurang pas. Gue minta medium well tapi di beberapa sisi steaknya udah well done. Side dishesnya tapi enak-enak. Mashed potatonya super lembut dan seasoningnya pas, spinach saladnya segar dan chimichurri saucenya juga nendang rasa asam segarnya. 

Suatu kali gue ke sini bareng keluarga gue dan Ibu bilang restoran ini sudah ada sejak dia di bangku SMA. Suasananya memang klasik dengan perabot kayu dan jarak antar meja yang relatif dekat satu sama lain. Menu yang ditawarkan adalah chinese food dan kali itu kami memesan ayam goreng mentega, lumpia seafood, pu yung hai, dan cap cay (yang lupa difoto). Rasanya enak dan nostalgik. Favorit gue adalah ayam goreng mentega yang bersaus kental, gurih, dan sedikit masam yang khas. Lumpia seafoodnya juga enak, seafoodnya berasa dan tidak oiky, pu yung hai nya juga enak.. kulitnya crispy namun isinya lembut, sausnya juga pas paduan manis asamnya. Porsinya juga banyak banget. Pelayanan disini cukup baik dan gak lama. Overall, restoran ini recommended untuk didatangi rame-rame karena rasanya yang enak, porsinya yang besar, dan harganya yang kantong-friendly.