thomas muliawan

Saya bakal balik lg dan sangat rekomen soto di sini!
Tempatnya emang agak kecil dan tempat makannya sedikit, tp sotonya enak banget. Yg bikin enak adalah kuahnya, rasanya lekoh, rempahnya nendang dan bikin gurih. Porsinya juga banyak, mantap disantap selagi panas. Tempe gorengnya jadi pelengkap sebagai lauk tambahan.

Restoran ini menarik karena menu all you can eatnya. Paketnya termasuk steak dan shabu-shabu. Boleh nambah sepuasnya asal dihabiskan.
Paketnya ada 2 jenis, bedanya cuma di jenis dagingnya. All you can eat jg termasuk free flow minum dan dessert, mantap. Minumnya ada soda, teh, dan susu. Dessert ada matcha soft ice cream, buah, fondue, aneka cake dan pudding gelas.
Sistem all you can eatnya dibatesin 90 menit dan daging harus by order tapi sides bisa ambil sendiri. Daging steak atau shabu-shabu yg dipesan sebelumnya harus dihabiskan dulu sebelum dibolehkan order yg baru. Sidesnya byk pilihannya lho, mantap bener! Ada sushi, sashimi, rasanya sih kurang fresh. Ada ramen dan udon, rasanya lumayan. Ada yakemeshi jg, saya cuma coba dikit soalnya bikin kenyang. Ada katsu dan karage, rasa lumayan. Ada burger, yg ini enak, boleh ambil agak banyak. Saya suka saus bbq di burgernya, dagingnya jg empuk, gak alot. Ada daging semacam yakiniku, ini jg enak.
Untuk steak, 1 porsi ukurannya +/- 125gr. Ada beberapa pilihan saus, saya cuma coba demiglaus, onion dan soyu butter. Paling suka yg soyu butter, rasanya asin gurih seperti margarin, wanginya jg menggugah selera. Daging steak tidak alot tp cenderung tipis ya. Saus onion dan demiglaus jg enak sih. Jadi pengen makan steaknya lg nih. Oiya, order steak lumayan lama lho nunggunya, bisa makan menu lain sambil nunggu, atau share steaknya tp ordernya jgn berbarengan kalau makan berdua. Overall steak memuaskan.
Kuah utk shabu-shabu jg byk pilihannya. Saya coba yg sukiyaki dan suka rasanya. Pengen coba kuah yg lain jg sih. Kuah sukiyaki ini bikin dagingnya jadi ada rasa asin-asam. Dimakan lgsg tanpa pakai saus pontzu pun sudah enak. Saus shabu-shabunya ada 2: pontzu dan kacang. Pontzu rasanya asam seperti cuka. Saya lebih suka saus yg ini. Kalau yg kacang rasanya manis. Overall shabu-shabunya enak.
Selain itu, pelayan di sini juga ramah dan murah senyum. Mereka sabar menjawab semua pertanyaan kita. Di masing-masing meja ada bel utk panggil waiternya, ini cukup menyenangkan, kita ga usah angkat tangan atau teriak sampai waiternya lihat/dengar kita. Sangat mempermudah kalau kita perlu apa2.

Lestretto adalah mix ristretto (mild espresso / ringan) dengan lime soda. Unik idenya, mungkin kopi ini tidak bisa ditemukan di tempat lain. Kopinya hanya disajikan dingin karena sodanya bakal hilang kalau dipanasin [:

Karena saya sedang buru-buru, jadi kopi saya take away. Take away hanya pakai gelas plastik sederhana. Suasana kafe sepertinya menyenangkan, banyak ornamen dan pajangan, seperti di rumah sendiri. Sayang, saya tidak bisa berlama-lama.

Mengenai rasa, espresso di kopinya masih terasa. Rasa manis bukan dari gula melainkan dari lime sodanya. Rasanya unik sih, pahit kopi + segar soda. Beberapa kekurangannya menurut saya: isinya terlalu sedikit dan kalau dibiarkan terlalu lama sensasi sodanya hilang.

Saya baru pertama kali makan di sini. Restorannya rame, tapi mejanya banyak.

Cara pesannya kita datangin etalase dan minta bantuan sama waiter di sana. Kita pilih menu di sini, nanti kemudian makanan akan diantar ke meja makan. Waktu saya datang bagian etalase ini betul-betul rame, saya sampai bingung pilih-pilihnya. Jadi saya serahkan pilihan menu pada teman saya yg asli Manado, hehe.

Makanannya rata-rata pedas. Ayam kecap dan perkedel tentu gak pedas dan rasanya enak. Ikan Marlin dan Cakalang pedas tapi tetap enak. Ada menu khas lainnya, yg saya cicip ayam woku (pedas), juga Paniki (kelalawar) saya tidak cicip.

Pesanan cepat datang, soalnya kan masakan uda jadi makanya makanan tidak hangat. Pelayanan juga cepat, di sini pelayannya banyak jadi pelayanan bisa segera. Harga memang agak tinggi. 

 

Di Anomali, kita bisa pesan Creme Brulle untuk diseduh dingin atau panas. Karena saya datangnya malam, saya pilih seduh panas. Waktu itu cukup ramai sehingga harus antri lumayan lama, tempatnya memang kecil paling hanya sekitar 30 tempat duduk. Baristanya ramah juga, sabar menghadapi pertanyaan dari saya. Untuk rasa kopinya, saya rasa racikannya sudah pas, jadi tidak perlu tambah gula lagi, bisa langsung diseruput. Suasanya enak banget sih untuk ngobrol atau meeting santai.

Pepenero adalah chain resto, jadi mungkin menunya sama di semua tempat. Yang membedakan adalah suasananya aja. Pepenero Kemang gak terlalu besar sih tempatnya, cuman secara overall nyaman. Ruangannya remang, cukup romantis. Ada meja yg indoor, ada jg yg di balkon. Kebetulan waktu saya berkunjung ada acara arisan atau semacamnya, jadi cukup riuh / gaduh.

Di sini kita disuguhi welcome snack yg rasanya enak juga. Roti keras, cheese stick, sama tepung terigu kering yg saya gak tau apa namanya. Snack ini dimakan dengan dicelup ke dalam campuran olive oil + kecap. Sambil nunggu main course datang lumayan lah.

Untuk main course, saya pesan Pizza Capricciosa. Pizza roti tebal dengan saus tomat, potongan daging dan daun artichoke. Dagingnya bisa pilih halal atan non-halal, jadi waktu order jangan lupa bilang kalau makan/tidak makan daging babi. Tastes good! Kejunya tidak pelit jadi terasa di setiap gigitan. Kejunya pakai mozarella, jadi waktu pizza digigit menjauh dari mulut, kejunya melar seperti karet hehehe. Porsinya bisa utk 2 orang.

Pepenero burger adalah burger daging cincang dibungkus roti keras (bukan roti burger biasa). Porsinya sih banyak banget, dagingnya juga tebel. Mungkin bisa untuk 2 orang. Rasanya manis dan gurih. Burger dipasangkan dengan wedges. Wedgesnya digoreng dengan kulitnya. Rasanya asin, garing, dan tidak banyak minyak.

Untuk minum saya pesan milkshake vanilla, rasanya kurang sih kalau menurut saya. Serutan esnya kasar dan rasa es krimnya kurang muncul. Jadi terlalu banyak es (air) dari pada krimnya. Hanya manis aja.