thomas muliawan

Yang suka pedes dan suka rujak mungkin suka menu ini.
Ayam dimasak dengan cara dibakar, kemudian dibaluri bumbu rujak. Bumbunya pekat dan menyerap. Ternyata makan ayam pake bumbu rujak nikmat jg ya. Pedesnya agak asam gitu. Bumbunya jg gak pelit. Daging ayamnya masi berasa. Makan ini bisa sampai keringetan hehe..

Saya pesan ayam geprek jumbo yaitu ayam tanpa tulang yg dipenyet sampai hampir ancur. Bumbunya pakai kremesan dan taburan kelapa. Kalau suka pedas boleh minta pakai cabai. Utk saya yg gak suka pedas, level 2 sudah terlalu pedas. Overall rasa ayam dan bumbunya enak, ayamnya empuk dan racikan bumbunya juga seimbang. Cuman menunya ini terlalu polos. Hanya ada ayam, nasi dan timun. Saya sih coba sekali cukup. Kalau ada variasi seperti telur atau tempe atau tahu kayaknya lebih mantap.

Saya datang utk makan malam, tempatnya sepi sih padahal pas jam makan malam. Waktu itu saya emang lg bosen sama tmpt makan laen dan nasi lemak ini jadi alternatif.
Tempatnya gak luas, hanya ada beberapa meja kecil. Pilihan menunya sebenarnya lumayan beragam, tapi kebanyakan gorengan sih. Saya pesen luncheon, fish cake sama chicken wing. Total 52rb :v
Seperti nasi lemak pada umumnya, di sini jg disuguhkan dgn ikan teri dan bumbunya yg seperti sambal. Rasanya gak terlalu pedas, tp enak. Daging ayamnya empuk, kulitnya garing, tp sebagian daging masih terlihat merah. Luncheon ini dagingnya terbuat dari ayam, jadi ya kurang berminyak, agak kering. 1 porsi fish cake dpt 2 potong, rasa ikanya masih kentara.

Baru pertama kali cobain steak di Outback. Kebetulan pas saya datang baby back ribs-nya kosong . Saya order New York Strip, sirloin dgn berat sekitar 225 gram. New York Strip ini ada bagian lemaknya di bagian sisi, kalau ga mau yg ada lemak bisa pilih Outback Special yg sama-sama sirloin tp ukurannya lebih kecil.
Sausnya hanya ada 1 macam, rasanya seperti saus barbeque, dominan manis, gak terlalu creamy, dan ada rasa tajam dari peppernya. Sidenya bisa pilih 2 dari 4: mashed potato, french fries, vegetables, jagung. Dagingnya empuk, saya minta grill dgn tingkat kematangan medium tp dari warna daging bagian dalam sepertinya masi medium rare. Waitress sempat nanya mengenai kematangan sudah pas atau belum, saya memutuskan utk lanjut saja dgn kematangan ini. Konsistensi kematangannya merata, tp walaupun dagingnya sendiri juicy, menurut saya bumbu di dagingnya kurang berasa.
Hal lain yg saya suka adalah kentang goreng dan rotinya. Kentang gorengnya enak, dia padat berisi dan digoreng dengan kulitnya, ada rasa asin-asin terutama di bagian kulit kentangnya. Satu lg adalah roti appetizernya. Rotinya empuk bagian dalam, crunchy di luarnya. Cocok dgn rasa butter. Pas dimakan sambil nunggu steak datang.

Hygge di sini sama seperti yg dulu ada di PIK. Tempatnya ada di lt. 1 bagian luar yg dkt Matahari, agak tersembunyi aksesnya, cara paling gampang naik lewat eskalator yg di luar dkt Bank Nobu.
Interiornya cozy. Enak utk ngobrol2 bareng temen, terutama di pagi hari yg masih agak sepi cafenya. Ruangannya spacious, smoking area jg terpisah.
Utk kopinya saya pesan Magic. Seingat saya dulu blm ada waktu masi di PIK. Saya minta yg keasamannya standard. Secara komposisi, Magic ini mirip flat white, kombinasi susu, foam dan kopi. Perbedaannya katanya di kopinya yg lebih strong. Waktu saya minum emang lebih dominan rasa pahit kopi daripada susunya. Boleh juga sih sebagai alternatif flat white.
Selain itu, saya dikasih infused water jg. Nice touch utk netralin after taste kopi di mulut.

Dibungkusin bakmi keriting siantar yg ternyata tempatnya sering saya lewatin. Jadi lokasinya ada di perempatan jalan kecil dan memang ga terlalu keliatan. Kedainya masuk di dalam pondok Santoso.
Bakmi siantarnya tebal, teksturnya agak keras namun masih kenyal. Dagingnya banyak, ampuk dan manis. Selain itu ada potongan samcan goreng garing. Perpaduan mie, daging, samcan, dan bawang goreng cukup berbaur, namun mienya agak kering dan kurang lembek.
Harganya 22rb utk porsi kecil tp porsinya cukup banyak sih utk saya karena mienya besar. Selain bakmi ada bihun dan kwetiau jg.

Daripada nunggu service hp di counternya, saya mampir ke food court di lantai 4. Waktu itu ud lewat jam makan siang jd food court tidak terlalu ramai. Saya pesan jus alpukat kerok. Bedanya dgn jus alpukat biasa adalah adanya daging buah alpukat yg tidak dijus sampe hancur. Rasanya segar, kental, tidak terlalu banyak airnya. Rasa manisnya pas, rasa susu coklatnya jg pas tidak terlalu dominan. Daging buahnya jg cukup banyak.

Pesan porsi jumbo sehingga dpt mie dan daging lebih banyak. Standardnya 26rb per porsi, utk jumbo harganya jd 34rb. Mienya kecil dan teksturnya kenyal. Minyaknya pas, ga terlalu banyak. Dagingnya manis dan empuk. Utk keseluruhan rasa sih ok, cukup nikmat terutama dagingnya.