thomas muliawan

Makan di sini seperti makan di Surabaya. Suasananya sederhana seperti resto rumahan di sana. Ragam makanannya pun, mengingatkan kita akan kuliner tradisional surabaya. Ada menu yg hanya tersedia di hari libur lho.
Untuk rasanya sih enak, autentik masakan surabaya. Saya pesan nasi rames, isinya terdiri dr daging ayam (sayap) yg diselimuti bumbu kari, gepuk, telur rebus, krecek, dan sayur waluh. Bumbu-bumbunya kaya rasa. Daging ayamnya empuk dan bumbu karinya pekat juga manis. Gepuknya enak, gak alot, gurih. Nasinya juga disajikan masih hangat.
Namun utk harganya cukup mahal ya, jd ga sering deh ke sini. Nasi rames yg saya pesan harganya 35ribu.

Pagi dingin agak mendung enaknya ngopi panas sebelum kerja. Kebetulan ada tempat kopi yg baru buka. Tempatnya kecil, cuma ada beberapa tempat duduk aja utk tunggu kopi di-brew. Jadi konsepnya sih emang coffee to go, sebelum brgkt kerja .
Selain kopi, kimton sedia roti jg. Tp saya cuma pesen kopinya, saya cobain kovaltine, kopi tubruk pakai bubuk ovaltine. Biji kopinya gatau apa karena waktu saya tanya baristanya pun kurang paham, mungkin karena baru. Tapi roast dan grind ga di coffeeshopnya, jadi di shop cuma brew aja.
Kopinya seperti kopi tubruk, jadi ada ampasnya. Baristanya ud saring sih, jadi sisanya tinggal dikit gitu. Kopi dibrew tanpa gula, sehingga overall rasanya pahit, rasa manis dari ovaltinenya tp itu ga dominan, hanya hint manis susu sedikit. Aftertastenya mild dan tingkat keasamannya rendah jg. Paling utk harga menurut saya terlalu tinggi ya karena cupnya kecil jg sekitar 330ml.

Setelah sempat bimbang utk pilih signature drinknya atau cobain macadamia yg jarang ada di coffeeshop lain, akhirnya saya memilih macadamia coffee. Macadamia ini ice blended, jd hanya ada versi dinginnya. Komposisinya sih kopi houseblend dan (sepertinya) sirup makadamia. Rasa kopinya tidak terlalu kentara, lebih dominan rasa kacang makadamia. Meskipun begitu, rasanya masih kurang manis, kayaknya karena terlalu banyak es-nya.

Akhirnya pilih bakmi spesial utk makan malam. Isinya lengkap banget ada daging cincang, chasiu, potongan lap chiong, dan siobak. Tekstur mienya kecil, rebusannya masih agak keras dan kekenyalannya cukup. Utk bumbunya kurang berasa, semua rasanya berasal dari dagingnya. Dari semua dagingnya, rasa paling muncul dari lap chiong, tp saya kurang suka dgn aromanya, terlalu amis utk saya.
Oya, lokasinya emang di green ville, tp ini lebih gampang kalo masuknya dari daan mogot. Utk menu bakmi dan nasi campur jg bisa pesan lebih pagi drpd jam buka restoran lho.

Lokasinya ada di dalam komplek THI, bagian ruko-ruko jadi ga masuk komplek terlalu dalam. Tempatnya sih kayak kedai gitu, ruangannya kecil sederhana hanya ada sekitar 5 atau 6 meja, dilengkapi dengan kipas angin. Mereka masak di bagian depan ruko. Tempat makannya gabung dengan sate taichan.
Saya pesan ayam gepuk, yaitu ayam goreng yg digeprek dan dikasih bumbu sambal bawang. Saya minta sambalnya dipisah (standarnya sambal dituang di atas ayamnya) dan dikurangi kepedasannya. Daging ayamnya cukup besar dan dagingnya empuk serta tidak berminyak. Bumbunya enak, wangi bawang merah dan ada sedikit rasa asam. Kepedasannya bisa minta karena mereka bikin bumbunya dadakan. Saya minta 1 cabe aja sudah berasa kok pedasnya. Harganya gak mahal, yah standard ayam goreng, 1 porsi nasi dan ayam 20rb rupiah.

Saya cukup excited dengan menu rice bowl ini karena lauknya khas indonesia. Ada rendang, udang, dan ayam. Saya pesan yg ayam panggang, isinya ayam yg sudah dipotong kecil kecil sehingga tinggal disendok aja. Ayamnya sih uda setengah jadi, sejak dari waktu saya pesan, gak lama sudah bisa dihidangkan. Ayam dimasak dengan bumbu kecap, rasanya manis dan gurih. Menurut saya bumbunya enak dan daging ayamnya juga empuk, cuma sayangnya secara keseluruhan menu ini terlalu polos. Mungkin bisa diatasi dengan tambahan variasi topping (ada sih pilihan toppingnya tp cuma telor aja, tambah +5 rb atau +7 rb) dan juga bumbunya dibanyakin, serta tambahin beberapa sayuran hijau.

Datang ke sini utk ngobrol santai bareng temen sambil nyari minuman yg seger. Saya pesan avocado rocksalt and cheese. Waktu pesan servernya nawarin utk tambah topping, padahal avocado ini cara minumnya gak pake sedotan. Untung saya uda baca review di sini, jd saya tolak aja ga usah pakai topping. Saya pesan yg ukuran besar karena emang rencana ngobrol agak lama, tp ternyata perut terlalu kecil utk minuman ukuran besar
avocado rocksalt ini unik sih rasanya. Manis rasa alpukat tapi ada asin2nya. Ternyata manis dan asin ini kombinasi yg enak, seperti caramel and salt. Minumannya agak kental dan ada foam susu yg manis di bagian atasnya. Kalau dilihat dari samping, minumannya terbagi jadi 3 segmen, ada yg hijau alpukat, coklat, dan putih foam. Cara minum yg paling pas yaitu tidak pakai sedotan tp diteguk dr gelasnya. Waktu gelas dimiringkan ke arah mulut, ketiganya bercampur jadi satu dalam satu tegukan, jadi gak usah diaduk dulu.
Tempatnya gak terlalu besar, tp tmpt duduknya nyaman. Paling yg agak mengganggu adalah musik yg dimainkan terlalu keras sehingga ngobrolnya jadi kurang santai.