Velvel

Dari bagian luar, cafe ini terlihat seperti coffee shop yang kecil dan sederhama. Tapi begitu masuk ke dalam, kami baru menyadari kalau Expatriate ini ga seperti coffee shop biasa. Malah lebih seperti fine dining restoran yang bisa dilihat dari jenis dan harga menu Italia dan Western yang dihidangkan.
Kami ke sini pada malam hari. Tempatnya memiliki penerangan yang gelap dengan dekorasi yang menggambarkan dapur, salah satunya pajangan seperti panci yang digantung. Kami ke sini untuk mencicipi dessert. Karena gelato adalah salah satu spesialisasi dari Expatriate, maka Kami mencoba Chocolate dan Hazelnut Gelato dengan tekstur yang lembut dan padat. Rasanya juga enak dan ga terlalu manis. Hazelnut gelato adalah favorit kami

Frozen yoghurt yang lagi terkenal dan nge-hitz banget saat ini menjadi kesukaan banyak orang. Hampir semua orang yang uda coba bilang kalau ini the best frozen yoghurt dan wajib dicoba! Makanya, aku jadi penasaran mau cobain.
Lokasinya di Central Park Mal lantai Lower Ground (LG). Ketika kami uda tiba di lantai LG, kami cukup kesulitan menemukan llaollao (baca : yaoyao) karena lokasinya di ujung banget dan jauh dari kebanyakan toko. Ketika kami uda sampai di sana, antrian uda lumayan panjang.
Llallao hanya menyediakan yoghurt rasa original dengan beberapa pilihan topping. Karena kami memesan large size, maka boleh pilih tiga topping. Kita memilih white chocolate sauce, chocorock sauce (coklat kacang), dan caramel cookies. Saus rekomendasi dadi llaollao adalah white chocolate dan caramel sauce. Rasanya enak dan segar. Kelebihan dari llaollao adalah mereka menyediakan variasi topping yang berbeda dari frozen yoghurt lainnya. Rasanya ga terlalu manis dan cocok banget dipadu padan sama si yoghurt

Banyak yang bilang dan rekomen kalau bakmie ayam ini enak. Dan biasanya bakmie Gocit ini antriannya paling rame dibanding gerai bakmie-bakmie lainnya di Pasar MOI. Jadi bikin penasaran pengen cobain
Saat kami ke sini, keadaan lagi ga begitu rame, dan ga usah ngantri juga. Di sini bakmie yang disajikan hanya menggunakan daging ayam. Aku mencoba Bakmie Special (Rp 25.000) yang isinya daging ayam cincang, jamur, kriuk kriuk kulit pangsit goreng, otak-otak ikan, dan juga daun bawang. Perpaduan isi dan bumbu dari bakmienya menghasilkan rasa yang enak dan pas. Sahabatku bilang kalau ayam rebus di sini juga enak. Next time, pasti aku akan cobain

Disebut sebagai kopi termahal di dunia membuatku tertarik untuk mencoba kopi luwak. Aku pernah mencoba kopi luwak sachet yang dijual dalam bentuk bubuk yang beredar di pasaran, tapi belum pernah cobain coffee shopnya. Kopi Luwak di Kelapa Gading uda ada sejak lama, dan sekarang ini mereka pindah di tempat yang baru setelah renovasi, namun tetap di Mal Kelapa Gading. Seperti cafe pada umumnya dengan pencahayaan yang remang-remang, tempat ini lumayan nyaman untuk hangout.
Kami puas dengan snack di sini, tapi cukup kecewa dengan minumannya. Kami meminta minuman disajikan hot, tetapi malah ga panas atau hangat sama sekali. Aku mencoba Kopi Luwak Gold Blend. Ini bukan kopi luwak original, namun dibuat dengan biji Arabian dengan sentuhan kopi luwak. Penampilan dan rasanya seperti kopi hitam pada umunya yang terasa aga pahit. Ginger Coffee Milk rasanya enak, namun sayangnya disajikan ga panas. Kalau panas pasti bakal perfect! Ini dia yang kami coba :
Kopi Luwak Gold Blend (Rp 30.500)

Ginger Coffee Milk (Rp 38.500)

Mix Loenpia Risols (Rp 42.500)

Aku mencoba all u can eat dimsum yang hanya berlaku di The Duck King Baywalk Mall. Promo ini hanya berlaku setiap Jumat dan Sabtu mulai pukul 11.00 sampai 17.00. Mereka memberikan kita waktu selama dua jam. Dengan pilihan 45 menu yang terdiri dari dimsum, bubur, mie, dan nasi goreng, paket all u can eat ini harganya Rp 116.000 nett tidak termasuk minum

Kami datang ke sini pada hari Jumat sekitar jam 12 siang. Pada waktu itu, restoran sangat ramai dan semua table full, sehingga kami didaftarkan ke dalam waiting list. Setelah menunggu selama satu jam, akhirnya kami mendapat meja. Promo all u can eat ini memang tidak termasuk minuman, sehingga waiter mewajibkan kita memesan minuman apa saja yang ada di daftar menu.

The Duck King yang memang sudah terkenal sebagai penyaji dimsum yang enak ini tentunya tidak mengecewakan melalui menu yang disajikan dalam all u can eat. Secara keseluruhan, kami merasa puas. Menu yang disajikan juga no pork alias halal.

Menu favoritku antara lain :


- Mie Pangsit Wonton


- Nasi Goreng Seafood dengan Saus X.O.


- Tim Siew Long Pao


- Tim Siew Mai


- Bakpao Goreng dengan Wijen dan Kacang

Sesuai dengan namanya, Tairyo Teppanyaki & Sushi cabang Baywalk ini hanya menyediakan varian menu teppanyaki dan sushi. Menu udon yang disediakan hanya ada teppanyaki udon. Hampir semua menu di cabang ini sama dengan menu all u can eat yang pernah kucoba di Tairyo Kelapa Gading (kamu bisa baca reviewku ya). Menurutku sih Tairyo Kelapa Gading lebih nyaman tempatnya. Di sini terasa aga panas. Mungkin karena lokasinya dekat dengan laut. Yuk intip apa aja yang kita coba!
Cheese Prawn Sushi Roll (Rp 45.000)

Sushi roll yang berisi tempura udang yang dibalut dengan keju mozarella. Rasanya lumayan walaupun tempuranya kurang berasa gurih.
Salmon Spicy Tempura Roll (Rp 32.000)

Salah satu menu all u can eat yang pernah kucoba. Salmon yang matang beserta rasa garing membuat sushi ini terasa enak.
Fried Salmon Skin (Rp 24.000)

Ini hampir mirip loh kriuk-kriuknya kayak kerupuk. Menu sampingan yang termasuk enak!
Teppanyaki Salmon Fried Rice (Rp 38.000)

Ini juga salah satu menu all u can eat. Namun, porsi untuk ala carte ini lebih banyak dan isi salmonnya juga lebih banyak. Rasanya lumayan enak.

Restoran Chinese food Tiociu ini memiliki tempat yang kecil. Menyerupai rumah makan yang sangat sederhana. Hampir setiap saat selalu ramai. Aku pertama kali ke sini karena direkomendasi sama omaku. Dia kadang-kadang makan di sini bersama teman-temannya. Oma bilang kalau makanan di sini rasanya lumayan enak dan harganya ga terlalu mahal.
Karena restoran ini termasuk kecil dan aga sempit, maka ketika lagi ramai dan semua meja penuh terutama saat jam makan, maka kamu harus sabar menunggu sambil berdiri. Mereka ga menyediakan kursi untuk waiting list. Bisa dimaklumi sih karena ruang restoran sangatlah kecil. Sesekali kamu akan ‘bertabrakan’ dengan pelayan yang berlalu lalang untuk menyediakan makanan dari dapur.

 Apa yang omaku bilang ternyata benar. Makanan di sini memang enak. Hampir mirip dengan masakan rumahan. Porsinya juga lumayan besar untuk makan bersama keluarga kecil, yang terdiri dari empat sampai lima orang. Menu favoritku adalah menu ikan, pangsit ikan, dan ngohiong goreng.

Salah satu gerai bakso Solo yang harganya lebih tinggi dibanding gerai lainnya. Biasanya kalau makan bakso Solo, harganya kisaran Rp 15.000 sampai Rp 20.000, tapi harga bakso di sini sekitar Rp 30.000 per porsi. Dengan harga tersebut, kita akan mendapatkan semangkuk bakso yang empuk dan lezat beserta kuahnya yang gurih. Dan satu lagi, kita juga akan langsung merasa kenyang.

Untuk bakso, kita bisa pilih yang campur, di mana kita pilih dua jenis bakso. Seperti yang aku pesan, yaitu bakso tenis (berisi telur), bakso urat, pangsit goreng, mie, dan bihun.
Ini adalah ketiga kalinya aku makan di sini. Sebenarnya untuk kunjungan kali ini aku merasa sedikit kecewa karena rasa kuahnya ga seenak dan segurih biasanya. Bisa dibilang kali ini rasanya tawar.
Untuk tempatnya sendiri termasuk sederhana seperti gerai bakso Solo pada umumnya. Tidak ada AC, biasanya sangat ramai, terutama di jam makan siang. Jadi kamu akan merasa kepanasan dan siap-siap berkeringat ya