Stallone Tjia (Instagram: @Stallonation)

Siapa yang sangka ada restoran baru di Bandung yang bernuansa Maroko/Turki yang majestic begini. Nama restonya Naima dan letaknya sih memang berada di permukiman warga tetapi untuk soal tempat bisa dibilang luas. Jika membawa kendaraan juga tak perlu khawatir karena tempat parkir di halaman belakang restonya juga cukup luas.

Karena termasuk restoran baru dan banyak ramai pengunjung, jadi sistem dine in juga seperti dibatesin dan diberi waktu cuma 2 jam. Datang pada hari Minggu dan sudah reservasi untuk jam 10 pagi saja rupanya sudah banyak meja yang direservasi. Perlahan-lahan tamu lain banyak yang datang. 

Megahnya arsitektur Naima menjadi daya pikat sendiri, bangunan bergaya Timur Tengah ini berwarna salem/salmon pucat di luarnya. Bagian luarnya juga ada seperti teras yang bisa kita pakai duduk untuk dine in layaknya makan di cabana dengan settingan semi outdoor. 

Untuk bagian dalamnya, ada air mancur sebagai centerpiece Naima. Semburat warna gradasi tosca dan ornamen-ornamen kayu dan tanah liat membuat bagian indoor Naima juga perfect banget buat foto-foto. Bagian tengah ruangan sengaja dibikin dibuka untuk air mancur dan kendi serta pot, lalu di pinggiran ada mezzanine/lantai dua yang membuat area dining menjadi lebih lapang dan luas. Apalagi dari lantai 2 pun bisa melihat ke bawah untuk menikmati ambiancenya. 

Sesuai konsep makanan yang disajikan pun kebanyakan Middle Eastern, ada juga menu yang fusion. Yang dipesan adalah Roasted Chicken IDR 48,000, sebuah hidangan nasi biryani yang rasanya manis gurih dengan ayam yang berukuran besar dan empuk enak banget. Bumbunya berasa sampai ke dalam daging, lalu ada lemon untuk diperas sehingga memberikan sensasi segar. Selain itu ada juga saus putih dari yogurt yang memberikan rasa menjadi lebih asam segar. Selain itu ada juga sambal yang sepertinya ga Middle Eastern banget soalnya lebih sambal cobek khas Sunda heheeee, tapi lumayan nampol pedasnya karena bisa sesuai dengan lidah orang Indonesia yang suka pedas.


Arabian Fried Rice IDR 48,000 juga enak. Nasi goreng dengan irisan daging kambing yang lumayan banyak porsinya lengkap dengan sambal, ketimun, tomat, dan cabe hijau yang besar. Nasinya sendiri gurih nikmat enak. 


Menu lain yang dipesan ada Beef Curry with Butter Rice IDR 46,000. Menu ini disajikan di dalam mangkok. Ada juga sayuran berupa selada dan ketimun. Untuk butter ricenya oke sih rasanya tapi karena disajikan bareng beef curry di atasnya jadi kayaknya sudah bakal kecampur rasanya ama kuah karinya, tapi overall enak juga. Porsi juga oke. 


Untuk minuman cobain Dates Milkshake IDR 25,000, rasanya manis khas kurma dan teksturnya bisa dibilang agak kental dengan ada beberapa bulir kurma di dalamnya jadi bisa sambil gigit-gigit kurma pas minum.

Ke Bandung kayaknya ga bakal bosan deh kalau makan makanan Sunda terus, tiap tempat selalu ada ciri khasnya dan rasanya dijamin enak-enak. Untuk makan malam berkunjung ke Nasi Bancakan, menjelang makan malam sih tepatnya dan sudah mulai agak ramai. Untuk dining areanya lumayan luas yang terbagi ke dalam beberapa ruangan.

Untuk memesan, kita cukup antri ke display makanan-makanan Sunda yang menggugah selera itu, ada beberapa yang sudah matang tinggal diambil, ada juga yang belum matang dan bisa dipilih untuk segera diproses atau digoreng untuk makan. Nah ada tipsnya nih kalau mau makanan gorengan yang sudah matang digoreng ulang biar lebih hangat dan garing bisa kok request digoreng ulang.

Overall untuk makan malam kali ini pesan lumayan banyak. Ada nasi putih yang pada saat itu sepertinya bagian bawahnya sudah agak kelembekan, jadi terpaksa ambilnya dikeruk dulu bagian pinggiran atas yang masih ada biar mendapati tekstur nasi yang pulen. Untuk sayur pesan Ayam Broiler Goreng bagian dada, Bakwan Jagung yang bisa request digoreng ulang, dan Sate Sosis. Untuk sayur ambil sayur hijau Caisim, dan Tumir Jamur Tiram beserta Cabe Hijau dan Ketimun untuk lalap.

Rasanya enak semua, deh suka, ayam gorengnya juga lembut dan ga keras overcooked pokoknya pas kematangannya. Sosisnya juga enak. Sayur dan Tumis Jamur Siramnya juga suka. Segar dan masih garing kriuk pas digigit. Cabe Ijo juga pedasnya dapet di mulut.

Untuk soal harga juga tak terlalu mahal. Untuk harga makanan segitu plus air mineral kena damage cost sekitar IDR 55,000-an.

Selalu menjadi tujuan utama beli oleh2 kalau misalnya lagi ke Bandung, dan wajib minimal kalau ada kerabat sedang ke sana mau saudara, saudara jauh atau teman paling gampang bawa oleh-olehnya dari sini.

Karena biasa selalu beli Bolen Pisang, kali ini sepertinya kehabisan, jadi beli Cheese Stick aja sama Apple Pie. Cheese Stick sih sudah sering beli, Apple Pie yang baru pertama kali dibeli sekalian buat cobain. 

Cheese Stick tetap favorit yah, ukurannya gede, kulit pastry luarnya juga crusty, asin gurihnya dapet pokoknya enak deh. 

Apple Pie nya pas dicoba rupanya enak juga. Isinya lumayan melimpah, apelnya berasa manis agak asam dengan jamnya. Lapisan pastry luarnya kurang crusty tapi masih oke lah.

Meski cuaca Bandung hari ini lagi ga begitu panas dan sedikit mendung berawan tapi yang namanya gelato mah hayuk aja makan tanpa pandang bulu cuaca mau gimana.

Massimo Gelato di sini letaknya di dalam District Cafe jadi jangan khawatir soal pikiran skeptis di mana kalau tempat gelato pasti sempit. Di sini spacenya luas sekali karena digabung jadi satu dengan District Cafe. Ada area outdoor dengan finding warna-warni berjendela serta lampion yang berwarna warni juga bikin suasana makin teduh.

Kalau ga mau di outdoor bisa dibagian dalam yang ada atapnya dengan konsep semi outdoor.

Untuk gelato pesan yang di cup besar dengan pilihan 4 rasa. Rasa yang dipilih Rum Raisin, Smurf, Sunset Paradise, dan White Nutella. Rum raisinnya oke enak juga dan ada kismisnua, Smurf lebih ke bubblegum, White Nutella juga oke tapi disarankan pas makan kalau bisa jangan kecampur soalnya bisa rasa nutellanya ga berasa. Mending scoop sendiri fokus White Nutella aja. Sedangkan untuk sunset paradise juga enak kombinasi mangga dam stroberi yang menyegarkan, manis, dan eksotis.

Coffee time di Tjimanoek43 yang terletak di area perumahan. Coffee shop ini letaknya berbarengan dengan toko sepeda jadi tak heran banyak bikers yang ngopi di sini apakah mereka yang sehabis sepedaan atau yang merupakan pengunjung toko sepeda tersebut.

Suasana Tjimanoek43 ini homey banget, spacenya berada di teras rumah yang didesain simpel dan minimalis. Ada tempat duduk yang berada di halaman terbuka dengan lantai berbatuan atau yang berada di teras bagi yang memilih suasana yang lebih teduh.

Untuk kopi pesan Koffie Susu Gula Aren dengan karakter gula aren merah yang manis dipadu dengan kopi. Rasa kopinya enak dan berasa, lalu rasa manisnya pas. Jika merasa kurang manis bisa dicoba untuk mencampur crystalized gula aren yang berada di pinggir bibir gelas.

Mencoba juga Kelepin Ice Koffie yang menawarkan sensasi aroma dan rasa pandan dengan kopi lokal yang pas manisnya. So delightful. Semua rasanya balance dan ga ada yang saling overpowered.

Untuk Camila mencoba Pisang Pasir yang merupakan hidanhan pisang goreng renyah yang ditabur degan keju dan juga bubuk gula merah. Pisangnya lembek manis dengan tekstur renyah di bagian luar. Tekstur garing juga didapat dari taburan keju dan bubuk gula merah di luar.