Ika Nurhayati

Karena rasa tidak pernah bohong. Karena Rasa bukan sekadar ikut-ikutan meluncurkan minuman kopi dalam kemasan 1 liter. Tapi rasa minuman yang ditawarkan, baik kopi maupun cokelat, memang premium. Enggak rugi deh saya pesan jauh-jauh dari lokasi kedai kopinya di Bekasi, apalagi suka ada promo.

Oke saya mau cerita soal rasa kopi susu bercerita keluarga dan cokelat bercerita keluarga, yang memang enak dinikmati bersama keluarga. Kopi susu bercerita keluarga ini termasuk kopi susu favorit saya. Kopi yang isinya perpaduan espresso, susu, dan gula aren ini rasa kopinya medium dengan rasa gula aren yang buat saya enak banget—jaranglah saya sampai memuji faktor gula—tapi tidak kelewat manis. Semua komponennya terasa tapi tidak beradu, menjadikan kopi susu ini ideal untuk menjembatani berbagai selera.

Lalu cokelat bercerita keluarga, ya maaf juga bukan bermaksud berlebihan kalau saya bilang ini juga enak banget. Cokelatnya terasa premium, tebal dan dominan dalam minuman ini. Saya suka karena rasa cokelatnya sangat menonjol, jadinya cokelat bercerita keluarga ini tidak bikin enek.

Ah sayang letak Karena Rasa lumayan jauh dari rumah saya. Untungnya zaman sekarang, kirim apa saja ke mana saja gampang. Minuman 1 liter/500 ml ala Kedai Kopi Karena Rasa bisa dipesan via beberapa aplikasi. Minuman tiba di rumah saya, yang jaraknya puluhan km dari kedai, dalam keadaan segar dan dengan kemasan aman plus rapi. Oh yaa Karena Rasa juga jual camilan kayak pastri, tapi belum saya coba.

 

Ada yang bilang kopi paling enak se-Bekasi ada di sini. Kebetulan lagi di Bekasi dan enggak ada ide mau ke mana, mampir deh ke sini dengan teman. Desain tempat maskulin banget, dengan warna dominan hitam dan cokelat. Tapi ada sih mural keren bertuliskan nama kafe dan menonjol sendiri dengan warna merah kuning, jadi latar sofa alias bangku paling pewe yang jadi incaran pengunjung. 

Mampir sebentar, saya dan teman pesan iced latte (25 ribu), hot mocha (lupa harga, pastinya enggak lebih dari 30 ribu), pisang goreng (lupa juga karena yang bayar teman, 18 atau 20 ribu karena seingat saya murah), dan kemudian bawa pulang es kopi susu yang namanya achtun9 (15 ribu). Latte-nya nendang, mocha-nya juga enaaak karena kopinya cukup pekat dan cokelatnya tidak milky rasanya.  

Kata adik saya yang saya bawakan achtun9, es kopi susu ini imbang antara kopi dan susunya. Dengan harga yang termasuk murah untuk kafe Jabodetabek, harga sudah termasuk tax dan service lagi, enggak heran pengunjung hilir mudik masuk ke area non-smoking--pas saya di sana area smoking kurang laku. Recommended deh San9a dikunjungi buat yang lagi di seputar Bekasi.

Untuk resto dim sum/masakan oriental, tempatnya baguuus. Dan luas. Pantas cukup ramai, khususnya di area bersofa di sisi kanan resto. Cuma agak gelap saja. Bagian dalamnya non-smoking, ruang smoking di teras juga cukup luas. Eh kayaknya lo, karena di dalam saya tidak melihat ada pengunjung yang merokok.

Sebenarnya di sini ada kopi tapi saya absen dulu mengopi. Pesan udang rambutan dan siomay ayam di tempat, plus bungkus pangsit panggang ayam dan siomay crab. Nah ternyata untuk pemesanan dim sum di tempat ada promo buy 1 get 1 sampai jam 5 sore (entah promo reguler atau musiman) jadi hadirlah 2 porsi udang rambutan + 2 porsi siomay ayam di meja. Lumayaaan, lumayan kenyang juga.

Rasa makanan, khusus dim sum ya karena saya tidak order yang lain, biasa saja sih. Tapi karena pramusaji sangat ramah dan helpful, juga tempatnya cakep, bolehlah datang ke sini lagi untuk mencicipi makanan lain juga kopinya.

Kafe ini letaknya masih di area terdepan Cibubur. Tempatnya tidak besar tapi berlantai 2. Saya duduk di lantai bawah pas menghadap pintu karena lagi menunggu suami. Di bawah sih biasa saja ambience-nya, mungkin di atas lebih bagus.

Melihat menu, yeay senangnya di sini ada sirup creme brulee juga buat perasa iced latte. Pertama cuma pesan iced latte creme brulee (38 ribu), bolehlah ya, gelasnya besar dan enak, kopinya terasa cukup pekat. Mata melirik papan menu di atas kassa, tergiur ovomaltine waffle (28 ribu). Pas lagi dibuatkan, duh wangi mentega memenuhi ruangan. Tersaji dua potong sedang mengapit es krim vanila, selai ovomaltine-nya cukup banyak. Waffle itu sendiri kelihatannya biasa, tapi ternyata enak!

Suami kemudian cuma pesan peppermint tea (22 ribu). Lucu sih disuguhkan di wadah berwarna hitam tapi pas difoto hampir enggak terlihat tehnya. Sebetulnya penginnya pesan mocktail karena suami enggak minum kopi, sayang sederet mocktail di menu itu enggak tersedia.

Definisi hidden gem terwakili oleh Thirtysix, kafe mungil dalam sebuah kompleks perumahan bernomor 36 di Cibubur. Bagaimana tidak tersembunyi, belum terlihat plang di depan kafe yang berbentuk kotak dan bermaterial batu bata. Saya dan teman celingak-celinguk sampai kemudian memutuskan menyusuri tangga semen di samping kotak batu bata, yang mengantar kami ke sebuah lorong yang menjembatani bagian depan dan ruang duduk kafe di baliknya.

Duh, betapa girang kami mendapati kafe ini cute, setidaknya berdasarkan sudut pandang kami ya. Dua ruang duduk luar ruangan mengadaptasi taman Zen, dengan batu kerikil dan lembaran kayu mengisi beberapa bagian lantai menggantikan tegel. Tanaman hias termasuk kaktus merias sisi-sisi ruangan yang kesemuanya beratap—menjamin pengunjung tidak kepanasan maupun kehujanan.

Kursi dan meja yang ditempatkan dalam dua ruang duduk itu hampir kesemuanya berbahan seng dengan warna kayu gelap. Satu bangku berbahan semen dan satu lagi yang masih berbentuk kayu batangan menguatkan nuansa Zen kafe ini. Sepertinya diperbolehkan merokok di salah satu area duduk, CMIIW. Namun saat kami berada di sana tidak tercium bau asap rokok dan semua area duduk terawat, tidak terlihat puntung di lantai termasuk di sela-sela batu kerikil.

Sementara transaksi dilakukan dalam sebuah ruangan tertutup berpintu kaca, yang dihuni bar kopi serta dua kursi tanpa sandaran dan sebuah meja. Thirtysix sedia minuman selain kopi dan juga camilan seperti french fries dan sosis. Hampir seperti biasanya saya pesan japanese iced coffee, kali ini dengan biji kopi Papua Dogiyai, yang kata baristanya mengandung rasa fruity. Teman saya pesan cappuccino karena tergoda cangkirnya yang berwarna pink.

Sebagaimana dijanjikan, kopi Papua Dogiyai ini tidak terlalu berat dengan note rasa buah dan juga rasa lain yang entah apa.... Yaaa saya tahunya cuma fruity, floral, dan cokelat. Kata teman saya, cappuccino ala Thirtysix Coffee juga terbilang tidak berat.

 

  

Me so happy karena semakin banyak pilihan kafe dekat kantor. Letak Meanwhile Coffee hanya sedikit keluar dari lingkaran Mega Kuningan dan meski kecil cukup nyaman buat mengobrol maupun laptopan, dengan nuansa dominan merah dan turkuois.

Dibanding kafe lain di sekitar, harga kopi dan makanan lebih affordable. Ada beberapa jenis camilan buat teman minum kopi, gurih maupun manis.

Saya dan teman sama-sama pesan iced latte, disajikan tanpa gula dan dalam cup plastik. Menurut kami, latte ini tergolong ringan, tapi rasa kopinya sendiri cukup enak dan harganya pun ringan, 25 ribu sudah termasuk tax-service. Harga ini bahkan separuhnya harga latte di beberapa kafe seputar Mega Kuningan.

Sembari mengobrol, kami juga mengudap cheese stick (yang langsung dikudap dan lupa difoto). Untuk 15 ribu cheese stick ini padat dan renyah, kejunya berasa, serta pas buat camilan berdua.

Sudah lama pengin datang ke sini tapi enggak paham daerah sekitarnya. Thanks kepada teman saya yang memfasilitasi, akhirnya sampai juga. Cakep deh Bantar Gebang punya kafe kekinian dan dilingkupi pepohonan kayak begini. Paling pas memang tiba di lokasi tidak jauh dari jam buka kafe, biar puas foto-foto. 

Little Talk ini terbilang luas, termasuk punya satu ruangan berkapasitas 8 orang yang bisa digunakan untuk meeting. Menu lumayan lengkap dan ikut tren, cuma sayang waktu itu roti nougat sedang kosong. Kami pesan chicken quesadillas (40 ribu belum tax-service), panna cotta (30 ribu), coffee ice cubes yang judulnya little talk coffee brick (33 ribu), dan teh (23 ribu). 

Chicken quesadillas lumayan enak, cuma isinya kebanyakan keju daripada ayam. Panna cotta tampil cantik dan teksturnya bagus, sayangnya manis banget, kayak kebanyakan susu kental manis. Little Talk Coffee Brick terhidang dalam 3 wadah: coffee ice cubes, susu, dan sirup karamel. Nah ini enak, walau tidak saya pakaikan sirup karamel sekalipun, coffee ice cube-nya tidak terlalu strong kok rasanya.

Cibubur's gem. Bagian dari studio yoga, kafe ini tidak besar tapi sudut-sudutnya cakep. Terutama sudut dekat jendela belakang, yang menampakkan pemandangan tanaman rimbun. Dreamy view, kayak lukisan! Damai rasanya menikmati kopi di sini ketika suasana lagi sepi. Yah sambil main ponsel juga sih, pakai WiFi yang lajunya lancar.

Selain minuman kopi, minuman andalan Jiwan Coffee adalah minuman kekinian dengan cheese. Tersedia juga camilan kebanyakan berupa camilan manis, kayak bolu gulung, roti, dan muffin.

Saya pesan iced long black (30 ribu) dan bolu vanila keju (20 ribu). Long black lumayan, tipe yang tidak asam. Bukan selera saya tapi oke kok. Bolunya juga oke, potongannya sedang, lalu bolu ini wangi dan lembut.