Eliza Saliman

Taal ini berada di ruko Mall of Indonesia, tidak sulit ditemukan karena menghadap ke jalan besar. Ruko nya tidak terlalu besar dan waktu itu tidak terlalu banyak pengunjung juga.

Pilihan menu di sini sangat banyak, dan semua dalam bahasa India, saya sampai bingung mau memesan apa karena seperti nya semua ingin di coba. haha. Mereka juga menyediakan masakan Chinese. But, is there anyone order Chinese food from Indian Resto?

It's nom nom time!

Setiap pengunjung disediakan makanan kecil, seperti kulit pangsit goreng agar tidak bosan menunggu pesanan nya datang.

Dahii Chicken (IDR 70k)
Kari ayam yang menggunakan yogurt to thicken the soup. Enak! Bumbu nya nampol dan asam yogurt menimbulkan cita rasa tersendiri

Chicken Tikka (IDR 70k)
Ayam nya lembut dan bumbu nya sangat meresap, sayang nya terlalu asin. Tetapi di dalam makanan tersebut ada semacam acar sebagai pendamping, kalau dimakan bersamaan, asin nya jadi berkurang.

Indian Chicken Hakka Noodles (IDR 70k)
Porsi nya besar! Bisa di makan untuk 4 orang. Bentung bakmi nya kecil - kecil dan sedikit pedas. Rasa nya pas, lumayan lah.

Butter Naan dan Paneer Naan (IDR 27k/ea)
Ke restoran India belum lengkap tanpa memesan naan bread nya! Butter naan adalah roti naan biasa di panggang dengan butter. Sedangkan paneer naan itu merupakan naan yang isi nya cottage cheese. Sangat enak dimakan bersamaan dengan dahii chickennya.

There are a lot more to try here. Pasti balik lagi! Apalagi mereka sedang mengadakan promo diskon 30%. Namun, yang disayangkan adalah makanan nya sampai di meja saya lumayan lama. 

Restoran ini berada di cikini, tepat nya di deretan old skool ruko - ruko di daerah sana. Saat berjalan melintasi ruko - ruko tersebut, terasa sekali kesan jadul nya. Pengalaman baru yang menyenangkan!

Sudah lama Vietopia ini ada di waiting list must try resto saya dan akhirnya saya dapat kesempatan untuk mengunjungi nya. 

Makanan yang disajikan sangat otentik, dan bahasanya tentu saja memakan Vietnam, membuat saya harus membaca nya deskripsi nya baik - baik. Karena pho bo sudah sangat biasa, walaupun saya sudah dengar bahwa pho bo di sini sangat enak, saya memesan yang tidak pernah saya coba sebelumnya, yaitu Bun Bo Xao (IDR 50k). Porsinya besar juga dan semuanya ada di sana, dari sayur, karbohidrat (vermicelli noodle) sampai protein dari marinated beef nya lalu ada taburan kacang tanah di atasnya.

Selain itu juga Bun Bo Xao ini harus dimakan menggunakan saus yang disajikan terpisah. Rasa saus nya asam manis dan sedikit pedas. Kalau dilihat secara keseluruhan, bisa dibilang makanan ini menyerupai salad. 

Untuk rasa nya menurut saya sangat enak! There was a lot of flavours blended in my mouth! Rasa asam, manis dan pedas dari saus lalu ada asin dan manis dari marinated beef nya, crunchy dari sayur dan taburan kacangnya. Perfect! 

Namun, ada satu hal yang sedikit mengecewakan, yaitu irisan timun nya yang terasa pahit, sehingga mengganggu rasa yang rich itu. Namun, I will definitely be going back for more!!

Mama Malaka merupakan restoran yang menyajikan makanan khas peranakan, ada pratha, nasi lemak hingga chicken rice. Terdapat di Grand Indonesia, tempat nya besar sehingga terdapat jarak yang cukup antar meja dan bangku dan juga bisa menampung customer yang cukup banyak. Karena terletak di bagian pinggir, pengunjung bisa melihat langsung city view dari restoran ini yang menjadikannya pengalaman yang menarik.

It's nom nom time!

Saya memesan murtabak yang berisi daging ayam dan juga kuah kari sebagai pendampingnya. Murtabak yang disajikan beda dengan martabak yang biasa kita beli di kedai - kedai martabak, murtabak di sini diadaptasi dari martabak khas india atau malaysia. 

Ternyata porsi nya cukup banyak, namun daging nya terlalu kering dan juga kurang dibumbui dengan baik. Sedangkan kuah kari nya terlalu manis menurut saya.

Saya juga memesan ice honey lemon untuk minumanya, rasa nya segar, namun terlalu banyak madu nya sehingga kemanisan.

Sedikit susah untuk menemukan Tomio ini karena ruko nya yang tidak terlalu besar dan mencolok dan berada di ujung ruko - ruko boulevard raya. Namun, menjelang makan malam cukup banyak pengunjung lho.

Bagian dalam restoran Jepang ini kecil, dan konsep nya open kitchen. Jadi kita bisa melihat langsung proses pembuatannya dan seperti nya koki nya adalah sang pemilik sendiri.

Menu yang ditawarkan tidak banyak dan menurut saya straight to the point. Makanan yang khas di sini adalah yakitori dan donburi nya dan tidak terlalu banyak variasi. 

It's nom nom time!

Saya memesan 3 tusuk Kushiyaki, yaitu seperti sate - satean.

Chicken
Bisa dibilang ini adalah sate ayam ala Jepang. Kalau di Indonesia pakai bumbu kacang, tapi kalau khas Jepang ini menggunakan sejenis saus teriyaki. Saus nya kental dan terasa gurih, tapi mungkin untuk sebagian orang akan merasa sausnya terlalu asin.

King Brown
King Brown ini adalah oyster mushroom yang di grilled dan disajikan dengan skewer. Jamur nya lembut dan menggunakan saus yang sama dengan yakitori.

Shitake Mushroom
Menu yang ini unik! Sedikit fusion karena setiap mushroom nya di beri taburan keju. Untungnya keju nya tidak terlalu banyak dan asin, sehingga rasa nya tidak terlalu berlebihan. This was my favourite.

Another plus point makan di sini adalah air putih dan teh nya gratis! So kalau lagi di kelapa gading dan haus bisa mampir ke sini haha. Then next time will be donburi's turn!

Red & Co ini dulunya Red Tomato, cuma beda konsep aja, beda interior juga. Sekarang jadi lebih ke wine house, tapi makanan nya juga tetep ada kok. Waktu saya  masuk, tidak ada waiter yang tunggu diluar untuk persilahkan saya duduk dan karena bagian depan ketutupan sama wine rack, jadi nya mereka tidak lihat ada customer datang. Selain itu, saat saya masuk pun, waiters nya cuma liatin saya aja cari - cari tempat duduk yang enak. Akhir nya saya pilih tempat duduk sendiri deh.

Saya pesan dory meuniere (IDR 79k), jadi pan fried dory with veggie and mashed potato. Disajikannya menggunakan papan kayu gitu, bukan bentuk piring. Rasa nya lumayan, dory  nya lembut dan matang nya pas. Sayang mashed potato nya saya kurang suka, kurang smooth.

Mungkin pelayanan nya bisa ditingkatkan lagi next time.

Termasuk salah satu tempat kumpul - kumpul anak muda di Sunter, karena memang tidak banyak tempat seperti itu. Interior nya modern dan cocok untuk ngobrol - ngobrol karena tempatnya besar dan tidak terlalu berisik. 

It's nom nom time!

Bacon Beef Burger (IDR 68k) 
Burger nya di sajikan dengan french fries sebagai side dish dan porsi burger nya juga cukup besar. Sayang nya kalau soal rasa, tidak ada yang istimewa, walaupun daging nya tebal dan cukup juicy, namun rasa nya hambar. Bayangkan kalau tidak ada tambahan keju atau bacon nya, bisa jadi tidak ada rasa apa - apa.

Chicken Cordon Bleu (IDR 58k)
Untuk harga yang ditawarkan cukup worth it dengan porsi nya yang cukup besar, di tambah french fries dan salad sebagai side dish. Untuk rasa? Lebih baik dari burger yang saya pesan, keju nya meleleh dan rasa nya pas.

Selain kedua menu tersebut, carnivor menyajikan makanan khas barat lainnya juga and the range is quite wide, sampai saya bingung kalau ke sana memesan apa. Will try another dish next time!

Bakmi bule ini sudah lama ada di Mangga besar sejak saya SD dan selalu ramai. Dulu waktu pertama kali makan di sini, bakmi bule ini hanya memakai gerobak, sekarang kedai nya sudah ada tempat tertutup. Jadi buka tiap pagi di depan ruko di daerah Mangga Besar 4 dan masih saja ramai.

Bakmi nya handmade dan hanya ada 1 jenis yaitu bakmi karet. Jujur, saya kurang suka bakmi karet, karena kurang menyerap bumbu tapi bakmi karet di sini tidak terlalu tebal. Rasa bakmi nya sebenarnya oke, tidak ada yang terlalu istimewa dan seperti nya tidak halal.Di kedai bakmi ini juga menjual bakso goreng dan juga pangsit goreng. Rasa bakso goreng nya enak, tidak keras dan banyak dagingnya, terasa sekali rasa ebi nya dan wangi juga. Rasa pangsit goreng nya juga lumayan.

Untuk harga nya cukup reasonable dan juga porsi nya sepadan. 

Akhirnya saya bisa mencoba martabak yang selalu ramai pengunjung ini. Saya penasaran mengapa pelanggan rela antri ber jam - jam untuk membeli martabak dari kedai pelopor martabak toblerone dan nutella. Waktu saya memesan saja, masih sisa 40 antrian lagi sebelum saya. But anyway, tidak terlalu lama juga menunggu nya.

Saya memesan martabak pisang cokelat. Jadi pisangnya bukan menjadi topping, melainkan dimasukkan ke dalam adonan martabak nya sendiri. Mungkin karena kalau menjadi topping, pisangnya akan jadi lembek dan kurang enak. Setelah saya coba, rasa pisang nya kurang terasa, hanya terasa cokelatnya saja. Untuk rasa ya, menurut saya semua martabak yang pernah saya coba memang enak dan martabak pecenongan ini tidak ada beda nya dari yang lain.