Lydia Fatmawati

Ketika sedang jalan jalan melihat ada jualan apa di food plaza PIK, saya rasanya ingin loncat kegirangan begitu melihat ada yang berjualan Choi Pan. Setelah sekian lama saya belom makan choi pan, saya akhirnya bisa menemukan ada yang berjualan ini di tempat. Harganya juga terjangkau, hanya Rp. 15.000,- untuk 1 porsi Choi Pan yang berisikan 5 pcs. Sayang saya lupa bertanya apakah rasanya boleh di campur atau tidak. Choi Pan yang saya pesan adalah Choi Pan bengkuang. Ukurannya standart, tidak terlalu kecil tapi juga tidak terlalu tebal. Kulit Choi Pannya sangat lembut dan isi bengkuang di dalamnya juga tidak terlalu keras dan tidak terlalu berminyak.

Yamagoya Ramen adalah salah satu tempat yang wajib dikunjungi bagi pecinta ramen. Secara pendapat pribadi, taste yang disajikan Yamagoya Ramen jauh lebih enak dibanding toko toko lain yang sudah lebih terkenal. Kuahnya sangat gurih, dan adonan mie yang lembut dan tipis bikin nagih untuk nambah lagi. Recommended itemnya, tambah extra Kakuni chasu nya, dijamin maknyus maksimal. Eh, ternyata ada cabangnya loh di Menara UOB. Harganya masih sebanding dengan rasa yang didapat, dan masih terjangkau untuk 1 porsi ramen pada umumnya. Yummy!

Bubble tea yang terkenal di singapore ini akhirnya buka juga di jakarta. Saya yang sangat excited pun langsung mencoba minuman favorit saya disini yaitu green tea macchiato dengan topping jelly. Saya penasaran apakah rasanya seenak yang di singapore. Hasilnya? Im totally impressed. Rasa manis foamnya bener bener pas dan begitu kita meminum bagian green teanya itu seperti penawar untuk manis foam agar tidak terasa terlalu enek. Jellynya disini juga manisnya pas dan tekstur kenyalnya itu pas, ga terlalu lembek tapi juga ga terlalu keras. Minuman recommended lainnya adalah Ovaltine Macchiato yang juga ga terlalu manis padahal campurannya sama sama minuman manis.

Pelayanan di restoran ini tergolong baik sebab dari greeters sampai pelayannya semua sangat ramah. Saya memesan Bolognaise Potato Gratin sebagai appetizer dan untuk main coursenya Pizza Margherita & Aglio Olio Tuna. Bolognaise Potato Gratin nya terasa seperti lasagna menggunakan kentang sebab untuk penyajian dan bumbu cukup menyerupai. Untuk pizza margheritanya rasa keju dan tomatnya sudah menyatu namun sayangnya pizzanya kurang gurih sehingga terasa seperti sudah agak alot. Sedangkan untuk Aglio Olionya, rasanya sudah sangat pas karena rasa tunanya tidak terlalu menyengat, namun sayangnya signature “bawang putih” justru tidak ada sama sekali. Yang paling saya sukai disini adalah Hazelnut Dark Chocolatenya. Slice kue tart ini sangat padat dengan lapisan coklat yang tidak terlalu manis dan potongan kacangnya bener bener bikin after taste yang crunchy.

Pas saya lewat di depan Pan-Ya, saya langsung kaget karena ada roti tawar yang dijual dengan harga Rp. 100.000,- dan itu membuat saya langsung penasaran untuk mencoba rotinya. Tapi karena yang di display terlalu mahal, saya mencoba roti lainnya. Roti yang saya pilih adalah Banana Choco, roti dengan lapisan coklat di setengah rotinya dan berisikan pisang. Tekstur rotinya sangat lembut dan tetap mengembang, namun rasa coklatnya tidak menyatu dengan rotinya sehingga terasa agak lengket di mulut. Roti roti disini nampaknya hanya enak untuk dipandang.