Agnes

Volks salah satu kafe yang ada di ruko-ruko Vanya Park. Konsepnya industrial gitu, lumayan nyaman untuk duduk sambil bengong liat danau kalau mau.
I ordered take away untuk akses ke danau.
Salted Coconut Cold Brew: ini minuman dengan base kopi cold brew, jadi ga sekuat espresso based, pake susu kelapa yang rasanya salted kekinian gitu. Overall rasanya mild, masih dominan rasa susu, ga terlalu manis juga.

Resto ini lokasinya tergolong kurang rame ya, jadi ada di deretan ruko yang cenderung dekat sama perumahan daripada jalan raya. Dari luar terlihat humble, tapi dalemnya ternyata didekor ala jepang yang cakep dan lumayan banyak kapasitas duduknya.

Menu andalan mereka adalah Gyukatsu, jadi saya pesan itu. Terus untuk nyoba menu lain, saya pesen sashimi katsu dan tori katsu okonomiyaki style.
Panggangannya bagus, dari iron cast gitu yang udah di-mold nama tetsujin. Sayangnya tipe panggangannya tidak melindungi kita dari cipratan minyak yah.

Gyukatsu dan Sashimi katsunya enak, karena panggang sendiri, suka-suka kita mau seberapa matang. Sedangkan Tori Katsu-nya ini aku kurang suka, dibuat okonomiyaki style yang banyak cabbage dan mayones gitu kurang masuk aja buatku pribadi.

Sedikit catatan, ini kan panggang-panggang gitu yah, tapi penyedot asapnya agak kurang, jadi pas makan mungkin akan sedikit bau asap. 
Overall untuk harga segini masih oke. Recommended buat yang pengen gyukatsu :)

Ga terlalu nyangka kalau lihat dari nama dan warna papannya restoran ini menu rekomendasi utamanya adalah steak dan ribs. Maklum, warna biru biasanya cenderung untuk kafe dan eatery.
Sebagai orang yang suka warna biru, interiornya bikin aku betah hahaha
Karena mereka rekomen steak, aku pesen AUS Rib Eye. Good thing it's not meltique.
Dari segi rasa steaknya sih oke, matangnya pas (medium), empuk, tapi agak keasinan ya. Sausnya pun aku pake dikit-dikit aja karena udah asin. Side dishesnya juga oke, mashed potato bacon menu yang menarik.
Minumannya Blue Lemonade, well... it's lemonade, it just can't go wrong.

Udah lama banget ga kesini, jadi penasaran aja mau tau apa kabar. Setelah direnov, tempatnya jadi kerasa lebih warm dan nyaman sih. Waktu ke sini jam makan siang juga masih banyak pengunjungnya.
Menu-menunya masih mirip kayak dulu, potongan salmon sashiminya juga masih tebal kayak dulu. 
Terus ada nyobain sup miso salmonnya kali ini. Isinya generous banget, daun bawang dan potongan salmonnya banyak. Ada hint jahe juga jadi kerasa lebih enak. Felt nutritious lol

Kalau bilang chinese restaurant, yang kepikiran biasanya meja bulat besar yang cocok untuk makan keluarga ya. Nah HK Bay ini menawarkan suasana yang lebih modern tapi masih ada orientalismnya, dan masih cocok untuk makan cantik. 

Oolong Tea (30k): ini harga per teko, bisa minta sampai 4 cup dan bisa refill. Hopua banget bukan?

Herbal Chicken Soup (45K): Your comfort chicken soup, perut gw perih karena telat makan, makan ini anget-anget luar biasa enak huhuhu. Ini semangkok ada 3 potong ayam yang lembut banget, jadi sangat worth it. IMO, kalau makan sendirian ini pas lah jadi lauk, tinggal tambah nasi aja.

Amah Claypot (45k): Ini cukup polos dan perlu lauk lain ya. Nasi bakar di claypot yang di atasnya omelette yang fluffy. Gurih banget sih ngga, tapi ada rasanya tipis tipis dan potongan garlic goreng. Porsinya dijamin kenyang.

Mongolian Crispy Beef (75k): Wah ini ga ngerti beefnya diapain, tapi enak. Pedesnya mild, beefnya ada semacam coating sauce yang manis. Gampang dikunyah dan ga nyangkut di gigi.

Salted Egg Fried Rice (65k): Sebenernya mau coba HK Bay fried rice tapi sold out  Anw dari semua menu yang kupesen ini kurang nyambung ya dari segi rasa. Cocoknya dimakan sendiri aja gitu. Nasi gorengnya ada aroma daun jeruk, ayam salted egg-nya sendiri juga enak dan empuk.

Dari segi porsi, buat berdua ini kekenyangan sih. IMO tiap porsi makanan lauknya cocok untuk share 2 orang. Dari segi service, kesini pas minggu malam dan full house, jadi wajar agak hectic. Tapi semua service staffnya ramah dan oke kok. 
Will be back soon! 

Lokasinya jadi satu dengan Sakana karena satu grup, keliatannya dulu dipisah dengan Tontoki yang menunya serba babi, kalau Sakana yang protein lain. Nah berhubung menu dan ordernya bisa digital, jadi ga terlalu pusing milih-milihnya.

Sempet pesen edamame buat ngemil, ya gitu deh edamame. Gurih, empuk, enak, susah berenti sekali makan wkwk
Untuk order makan siang ada tonkatsu yang dalemnya ditambah cheese. Enak loh dagingnya empuk banget, mozarelanya ga overpowered dan ga bikin eneg. Enak pokoknya.

Oiya, set lunch ini ga termasuk ocha ya, jadi pilih sendiri mau minum apa. 

Waitressnya ramah-ramah dan sigap, makanan juga ga lama keluarnya.
Tapi kalau dari segi lunch set jejepangan, kurang satisfying sih hehe

Setting pretty high price for japanese restaurant around, Hiyoko certainly have set their own target market for this. I love the whole restaurant interior, sleek black and bright, and feel classy when night comes.
Menu-menu di Hiyoko ga terlalu asing, banyak gabungan western menu dan classic japanese dish. We ordered curry and pan fried tilapia.

Walau menunya common dan bisa ditemukan di resto lain, honestly I really impressed by how the result was. Daging ayam maupun ikannya garing di luar, golden crisp gitu, tapi gurih alami dan juicy di dalam. 
Side dishes di teishoku seperti miso soup dan chawan mushinya juga enak, tapi ga terlalu istimewa ya.
Ikannya disajikan dengan garlic butter, meleleh dan enak banget, kalau kelebihan di mix sama nasi juga enak.

Kekurangannya mungkin di tekstur nasi, berhubung gw kalau makan japanese dan chinese food suka pake sumpit. Jadi tipe nasi mereka kurang lengket untuk diambil dengan sumpit, kalau pake sumpit akan susah untuk digumpalin. Silakan pake sendok aja gaessss.
Dari segi service, mereka juga superb sekali, all nice and professional.

Kafe yang ownernya demen sepedaan haha
Kapasitas di dalemnya ga banyak dan sepertinya bukan tipe yang didesain untuk duduk terlalu lama. So just grab and go atau minum sampai habis lalu go hehe
Biji-biji yang dipakai sepertinya ada dua grade, grade 1 dan specialty, tapi jangan dianggap remeh karena roastingannya enak.
Beans untuk filter dirotasi setiap minggu, jadi kalau mau sering ke sini, ga akan bosan dan bisa icip icip beans dari berbagai origin.

Aku order v60 Flores peaberry, imo ini tipe daily coffee yang enak untuk nyantai. Aromanya kayak vanila dan rasanya seperti milk chocolate. Not too fruity dan nyaman disesap lama-lama. Excited untuk coba beans lainnya!

Fire Prawn ini belum lama buka di The Breeze dan lokasinya sebelahan dengan Croco. Tempatnya terang dan suasananya cocok untuk makan keluarga, bisnis, ataupun makan biasa aja.

Dari segi makanan, tergolong enak-enak walaupun no pork no lard. Porsi buburnya juga gede, bisa untuk sharing berdua. Cuma sayangnya lobak gorengnya asin banget.

Untuk service tergolong cepet yah, tapi ini aku makan weekday lunch, jadi bisa dibilang sepi banget.