5 Kuliner Pedas Jawa Timur yang Bisa Bikin Keringatan

17 Juni 2023 | 0 Komentar

Kuliner dengan rasa pedas sangat disukai oleh masyarakat Indonesia. Kuliner pedas bisa meningkatkan nafsu makan seseorang. Selain itu, kuliner pedas juga bisa meningkatkan hormon endorfin sehingga kita akan merasa senang setelah menyantapnya. Di Indonesia, ada banyak kuliner pedas yang tersebar di beberapa daerah, termasuk Jawa Timur. Tak sedikit orang yang menganggap bahwa kuliner Jawa Timur hanya memiliki kuliner dengan rasa yang manis saja, padahal Jawa Timur juga punya kuliner pedas yang bisa bikin lidah bergoyang. Yuk, jelajahi macam-macam kuliner pedas Jawa Timur di bawah ini!

 

1. Nasi Pecel



Sumber: pergikuliner.com


Kuliner pedas Jawa Timur yang pertama adalah nasi pecel. Nasi pecel adalah kuliner yang paling sering dijumpai di pagi hari karena kebanyakan masyarakat Jawa Timur menyantap kuliner ini sebagai menu sarapan pagi. Nasi pecel merupakan nasi yang disajikan bersama dengan isian pecel yang terdiri dari aneka sayuran kukus seperti kangkung, bayam, daun singkong, daun pepaya, taoge, kubis, hingga kacang panjang. Untuk penyajiannya, nasi akan diletakkan di atas piring lalu diberi aneka sayuran kukus dan disiram dengan sambal kacang. Sambal kacang inilah yang memiliki rasa cukup pedas. Nasi pecel terkadang dilengkapi dengan rempeyek kacang, kerupuk gendar, dan aneka gorengan. Nasi pecel yang paling populer di Jawa Timur adalah nasi pecel madiun.

 

2. Nasi Tumpang



Sumber: detik.net.id


Kalau tadi ada nasi pecel, sekarang ada nasi tumpang yang rasanya jauh lebih pedas dibanding nasi pecel. Nasi tumpang merupakan kuliner khas Kediri yang menyajikan nasi dengan aneka sayur kukus dan sambal tumpang. Sambal tumpang ini terbilang cukup unik karena dibuat dari bahan dasar tempe semangit lalu dicampur dengan santan, cabai rawit, cabai keriting, kencur, dan bahan rempah lainnya. Tak sedikit orang yang keliru mengenali nasi pecel dengan nasi tumpang karena sama-sama disajikan bersama dengan nasi dan sayur kukus, hanya saja perbedaannya dari saus sambal yang digunakan. Untuk sambal tumpang, warnanya jauh lebih pucat dibanding sambal pecel.

 

3. Menthok Pedas



Sumber: youtube.com


Menthok pedas menjadi kuliner pedas khas Jawa Timur yang terbuat dari bahan dasar menthok atau itik. Menthok dimasak dengan cara direbus sebentar bersama rempah hingga tidak berbau. Setelah direbus, itik akan ditumis atau dimasak kembali dengan bumbu pedas yang dibuat dengan banyak rempah. Kuliner khas Malang ini sangat disukai masyarakat setempat sebagai menu makan siang atau malam yang disantap dengan nasi putih hangat.

 

4. Ayam Lodho



Sumber: masakapahariini.com


Selanjutnya, ada ayam lodho yang berasal dari Tulungagung dan Trenggalek. Ayam lodho memiliki rasa pedas yang sangat cocok disantap dengan nasi putih hangat. Ayam lodho adalah ayam yang dibakar lalu dimasak kembali dengan bumbu pedas berkuah. Aroma dari kuliner ini sangat wangi karena dibuat dengan aneka bumbu rempah, mulai dari bawang merah, bawang putih, kemiri, jintan, ketumbar, cabai rawit, cabai keriting, dan masih banyak lagi.

 

5. Rujak Cingur



Sumber: pergikuliner.com


Kuliner pedas khas Jawa Timur yang terakhir adalah rujak cingur. Rujak cingur aslinya berasal dari Surabaya dan punya rasa serta aroma sangat khas karena menggunakan campuran cingur alias mulut sapi. Jadi tak heran kalau rujak cingur juga termasuk kuliner unik asal Surabaya. Rujak cingur merupakan kuliner yang dibuat dari bahan sayur-sayuran rebus, buah-buahan segar, dan potongan cingur yang disiram dengan saus petis. Saus petis ini dibuat dari bahan dasar kacang tanah sangrai, petis udang, bawang putih, dan sebagainya.

 

Ternyata, ada banyak kuliner pedas Jawa Timur yang bisa dicicip. Dari kelimanya, manakah yang kira-kira rasa pedasnya cocok dengan selera kamu? Buat pecinta kuliner pedas, di bawah ini ada beberapa rekomendasi kuliner pedas yang bisa kamu cicip!

Pecel Pincuk Ibu Ida

Pecel Ramidjan

Rujak Cingur Joko Dolog

Pecel Lodeh Oemik Ika

Lodho Warisan

Penulis : Merna Arini
Editor : Deva Norita


Topik artikel ini: