Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan negara yang pernah dijajah bangsa Eropa seperti Portugis, Inggris, bahkan yang terlama adalah
Belanda. Selama menjajah, bangsa Eropa tak hanya
meninggalkan bangunan dengan arsitektur khas yang sekarang menjadi saksi biksu bersejarah,
namun turut membawa kuliner dan budaya bangsa mereka ke Indonesia.
Sehingga lahirlah banyak kuliner khas Eropa yang kini sudah melokal dan
beradaptasi dengan budaya Indonesia. Penasaran apa saja makanan tersebut?
Inilah 8 kuliner khas Indonesia yang ternyata dipengaruhi budaya Eropa!
1. Gado-Gado
Sumber: PergiKuliner.com
Gado-gado adalah salah satu makanan khas Betawi yang sudah
sangat merakyat dan banyak dijumpai di berbagai warung makan atau kedai kaki
lima. Makanan ini terdiri dari berbagai aneka sayuran segar yang disiram dengan
saus kacang. Sekilas rupanya mirip dengan salad, namun jenis sayuran dan saus
yang digunakan berbeda. Menurut sejarahnya, gado-gado berasal dari Bahasa
Portugis yang berarti campur-campur.
Kemudian orang-orang Portugis membawanya ke Kampung Tugu yang berada di Jakarta Utara. Sejak saat itulah gado-gado mulai diapdatasi oleh masyarakat sekitar dan menjadi
makanan khas Betawi yang ditinggalkan keturunan bangsa Portugis.
2. Semur
Sumber: Resepmembuatkue.com
Banyak orang mengira semur adalah salah satu makanan asli
Indonesia. Padahal faktanya semur sudah diapdatasi dari masakan Belanda yaitu
'smoor'. Dalam Bahasa Belanda sendiri smoor artinya rebusan. Di negara asalnya,
smoor adalah hidangan berupa daging yang direbus dengan tomat dan bawang
bombay. Namun, semur versi Indonesia telah mengalami banyak penyesuaian dan
variasi, sehingga semur yang kita kenal sekarang adalah semur dengan cita rasa
lokal yang bahkan menjadi kuliner khas dari berbagai daerah. Beberapa jenis
semur khas Indonesia yang populer diantaranya adalah semur ayam, semur daging
sapi, semur telur, semur tahu dan semur jengkol.
3. Rolade
Sumber: Salimahfood.com
Rolade merupakan istilah dari Bahasa Perancis yakni 'rouler'
yang berarti menggulung. Makanan ini sebenarnya banyak ditemukan di berbagai
masakan Eropa. Dimana hidangan ini berbahan dasar daging yang diolah dengan
tepung, garam, telur dan bumbu lainnya. Bentuknya unik menyerupai sosis
berukuran besar yang dibalut dengan kulit dari bahan telur. Rolade dapat diolah
dengan cara dikukus maupun digoreng. Namun bagi yang tidak suka daging sapi,
bisa juga menggantinya dengan daging ayam, ikan atau tahu. Makanan ini juga
mampu bertahan selama beberapa hari dalam freezer, sahingga cocok untuk
dijadikan bekal. Jika ingin menikmatinya tinggal digoreng dan sajikan bersama nasi
hangat.
4. Perkedel
Sumber: Cookpad.com
Perkedel adalah makanan yang terbuat dari kentang yang
dihaluskan kemudian digoreng. Tak ketinggalan perkedel bisa juga dicampur
dengan daging cincang, daun bawang dan aneka bahan lainnya. Sebelum digoreng
biasanya perkedel akan dibentuk bulat-bulat lalu dimasukkan ke dalam kocokan
telur. Perkedel sangat mudah dijumpai pada hampir seluruh rumah makan. Banyak
yang mengira jika makanan ini masakan rumahan ini adalah makanan asli
Indonesia. Namun sebenarnya perkedel itu makanan yang diadaptasi dari masakan
Belanda yakni 'frikadeller'.
5. Sup brenebon
Sumber: Inatoreport.com
Sup brenebon adalah sup peninggalan Belanda yang kini
populer menjadi hidangan khas Manado. Layaknya sup pada umumnya, sup brenebon
memiliki tekstur kuah yang yang bening namun sedikit kemerahan. Warna kuahnya
ini bergantung pada bahan dasar yang digunakan. Terdapat dua jenis sup brenebon
yang populer di Manado yaitu sup brenebon kacang merah dan sup brenebon daging
babi. Sup brenebon kacang merah memiliki rasa yang manis, sedangkan sup
brenebon babi memiliki rasa yang cenderung gurih. Biasanya untuk menguatkan
rasa sup brenebon yang aslinya hambar ini, diberi tambahan rempah-rempah
Indonesia seperti pala, cengkeh, bawang putih dan merica.
6. Selat Solo
Sumber: Pinterest.com
Selat solo merupakan hidangan khas Jawa berupa steak ala
Eropa yang sudah dimodifikasi. Hidangan ini berasal dari Solo, Jawa Tengah.
Hidangan ini terdiri dari potongan daging sapi yang direbus dengan kuah
kecokelatan yang terbuat dari bawang putih, cuka, kecap manis, pala, merica dan
kecap inggris. Hidangan ini kemudian disajikan dengan telur rebus dan sayuran
seperti buncis, kentang, salada, serta wortel. Hidangan ini identic dengan rasa
manis, tentunya untuk menyesuaikan rasa steak dengan selera raja-raja Solo
terdahulu. Selat solo merupakan perpaduan antara bistik dan salad.
7. Pindang Serani
Sumber: Inibaru.id
Pindang serani adalah makanan khas Jepara yang ternyata
dipengaruhi budaya Portugis. Makanan ini berupa sajian sup ikan laut segar. Untuk
membuat pindang seruni bisa menggunakan jenis ikan apa saja. Biasanya yang
digunakan adalah ikan bandeng, kerapu dan bawal. Rasa kuahnya merupakan
perpaduan antara asam, gurih dan sedikit pedas. Salah satu yang membuat kuah
pindang ini begitu segar karena pemakaian kunyit dan belimbing wuluh di
dalamnya. Makanan ini sangat cocok dijadikan lauk makan siang yang didampingi
dengan sepiring nasi hangat.
8. Galantin
Sumber: Resepkoki.id
Galantin merupakan makanan yang dipengaruhi oleh masakan
Prancis. Makanan ini berupa daging halus yang dimasak dengan kaldu dan
disajikan dalam bentuk potongan. Biasanya daging yang digunakan untuk membuat
galantin adalah daging ayam, ikan atau sapi. Tak ketinggalan galantin juga
diberi siraman saus yang menyerupai saus steak dan ditambahkan aneka sayuran
tumis yang lezat. Konon dulunya galantin adalah makanan yang disajikan untuk
raja dan para tamunya. Makanan ini kemudian sangat populer di Solo dan masih
tetap eksis hingga sekarang.
Itu dia 8 kuliner Indonesia yang dipengaruhi budaya Eropa. Kalau kamu pernah coba atau suka makanan yang mana nih?