Sumatera dikenal sebagai salah satu pulau di Indonesia yang sangat kaya akan keanekaragaman kulinernya. Pulau yang masuk dalam jajaran 10 besar pulau terbesar di dunia ini memiliki beberapa provinsi di dalamnya. Mulai dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung, dan Kepulauan Bangka Belitung. Masing-masing provinsi tersebut punya kuliner yang punya cita rasa kuat akan rempah-rempahnya. Sebut saja mie Aceh, rendang, pempek, dendeng balado, soto Medan, dan lain sebagainya. Meski cita rasa makanannya kuat, tapi ada satu makanan yang hanya memiliki rasa gurih saja, yakni lemang.
Lemang adalah salah satu kuliner khas Sumatera. Makanan ini sebenarnya tidak tidak diketahui secara pasti asal mulanya dari mana. Tapi ada sebuah buku sejarah yang menyatakan kalau metode memasak yang digunakan pada lemang ini ditemukan pada cara memasak nasi masyarakat Melayu yang ada di Malaysia pada tahun 1864. Berhubung di Sumatera ada banyak sekali keturunan masyarakat Melayu, maka lemang sangat dikenal dan kemudian menjadi kuliner khas Sumatera. Menurut buku An Encyclopedia of Gardening (Loudon and Loudon, 1871), budaya memasak dengan modifikasi bambu ditemukan oleh masyarakat Belanda di ranah Minangkabau dan Tanah Batak.
Lemang seringkali dijuluki sebagai
lontong khas Sumatera karena memang dibuat dari beras, bentuknya yang lonjong,
dan bagian dalamnya putih. Tapi lemang dan lontong sangat jauh berbeda
cita rasanya karena memang bahan pembuatannya berbeda. Jika lontong dibuat dari
bahan dasar beras nasi, lemang dibuat dari beras ketan yang dicampur dengan
santan kelapa sehingga ada rasa gurihnya. Selain itu, cara memasaknya juga
sangat jauh berbeda dari lontong. Jika lontong dibuat dengan cara dikukus atau
direbus dalam air mendidih, lemang dibakar menggunakan bambu hingga matang.
Inilah yang membuatnya memiliki aroma asap yang khas. Bambu yang digunakan
adalah bambu pilihan yang ketebalannya sedang. Setelah bambu dicuci bersih,
bagian dalamnya dilapisi daun pisang, barulah adonan beras ketan dan santan
kelapa dimasukkan. Untuk waktu pembakarannya ini hingga berjam-jam lamanya
sehingga kamu disarankan menggunakan cara tradisional yakni dengan menggunakan
kayu bakar.
Sumber: Infokyai.com
Kuliner ini sebenarnya bisa kamu
jumpai kapan saja di Sumatera, tapi keberadaannya akan lebih sering terlihat
pada saat perayaan Hari Lebaran karena masyarakat Sumatera menyajikan lemang
bersama dengan opor ayam, rendang, dan kuliner khas Lebaran lainnya. Jadi
mereka tidak menggunakan ketupat seperti masyarakat Jawa pada umumnya. Di hari
biasa, kamu bisa menemukan lemang yang dijual dengan pendamping tapai ketan
hitam. Nah, sekarang sudah tahu khan bagaimana asal usul dari Lemang khas
Sumatera? Semoga infomasi tersebut bisa menambah pengetahuan kulinermu ya!