Kimchi
menjadi salah satu kuliner khas Korea yang sangat populer di dunia, termasuk di
Indonesia. Kuliner ini dibuat dari bahan dasar sayuran yang dibumbui lalu
difermentasikan dalam jangka waktu yang lama. Kuliner yang difermentasikan
memiliki aroma dan rasa yang sangat unik sehingga membuat orang penasaran dan
menjadi ketagihan. Selain itu, kuliner Korea yang difermentasikan juga memiliki banyak
manfaat bagi tubuh sehingga sangat bagus untuk dikonsumsi. Namun ternyata kuliner
fermentasi khas Korea tidak hanya kimchi saja, melainkan ada banyak. Dari sekian
banyaknya kuliner fermentasi khas Korea, ada yang paling populer karena sering
dikonsumsi oleh masyarakat lokal. Berikut uraiannya.
1. Ganjang Gaejang
Sumber: wikimedia.org
Kuliner
fermentasi khas Korea yang pertama adalah ganjang gaejang. Kuliner ini dibuat
dari bahan dasar kepiting yang difermentasikan dengan kecap asin atau ganjang
selama 4-7 hari. Uniknya, kepiting yang digunakan adalah kepiting mentah dengan
ukuran kecil hingga sedang. Meski dibuat dari kepiting mentah, kuliner ini
sama sekali tidak berbau amis karena di dalamnya juga ada campuran irisan cabai
sehingga rasanya menjadi cukup pedas. Ganjang gaejang sangat cocok dijadikan
lauk untuk disantap dengan nasi putih hangat.
2. Yangnyeom Gaejang
Sumber: thingoolmarket.com
Masih dengan kuliner
fermentasi khas Korea, ada yangnyeom gaejang yang juga sama-sama dibuat dari
bahan dasar kepiting mentah. Perbedaannya adalah pada yangnyeom gaejang, bumbu
yang digunakan adalah bumbu merah, bukan kecap asin. Bumbu merah dibuat dari
bahan dasar bubuk cabai, pasta cabai merah Korea, bawang, dan sebagainya.
Rasanya jauh lebih pedas dibanding ganjang gaejang dan juga cocok dinikmati
sebagai lauk pendamping nasi putih hangat.
3. Jeotgal
Sumber: wikimedia.org
Jeotgal merupakan salah satu
kuliner fermentasi khas Korea yang paling sering dijadikan sebagai campuran di
setiap masakan Korea. Jeotgal dibuat dari bahan dasar ikan, udang, dan kerang
yang difermentasikan selama minimal satu minggu hingga lebih kaya rasa dan aroma. Jeotgal secara
umum terbagi menjadi dua jenis, yakni yang diberi bubuk cabai dan tidak. Selain
dijadikan sebagai campuran masakan, jeotgal juga bisa disantap sebagai lauk
pauk untuk disantap bersama dengan nasi putih hangat.
4. Jangjorim
Sumber: meitli.com
Selanjutnya ada jangjorim
yang kerap muncul di drama-drama Korea. Kuliner ini dibuat dari bahan dasar daging
dan telur puyuh. Keduanya akan dimasak bersama dengan aneka bumbu rempah dan
kecap asin hingga matang, lalu didinginkan dan disimpan dalam jangka waktu yang
lama. Minimal jangjorim ini disimpan selama satu minggu, tapi semakin lama masa
penyimpanannya, maka semakin enak rasanya. Jangjorim bisa ditambahkan dengan
irisan cabai jika ingin rasa yang agak pedas. Kuliner fermentasi khas Korea ini
sangat cocok untuk dijadikan sebagai lauk makan siang atau makan malam.
5. Hongeohoe
Sumber: wikimedia.org
Kuliner fermentasi khas Korea
yang terakhir adalah hongeohoe yang dibuat dari bahan dasar ikan pari. Ikan
pari yang sudah dibersihkan dari kulit dan durinya akan disimpan dalam wadah guci berbahan tanah liat untuk difermentasi selama minimal 10 hari lebih. Aroma
dari kuliner fermentasi ini paling menyengat jika dibanding kuliner fermentasi
lainnya. Meski demikian, rasanya sangat lezat dan teksturnya cenderung lembut
saat disantap. Nantinya hongeohoe ini akan disajikan bersama dengan kimchi dan
irisan tahu sebagai teman minum soju atau makeolli.
Itulah beberapa kuliner fermentasi khas Korea selain kimchi. Dari kelimanya, manakah yang sudah pernah kamu cicip? Kalau kamu ingin menyantap kuliner Korea, di bawah ini ialah rekomendasi restoran Korea yang bisa kamu cobain kulinernya!