Darsehsri

Ini salah satu resto sate recommended di daerah cipanas. Warung sate shinta sudah berdiri lama, lokasi strategis dan restonya cukup luas. Kalau di lihat dari bagian depan berupa bangunan kayu panjang, nyatanya setelah masuk ke dalam, bangunan berundak hingga ke taman bagian bawah.
Meski cuaca lagi gerah dan panas, tapi makan siang di daerah ini tetap nyaman dan sejuk.

Senang mampir kesini karena untuk olahan satenya komplit, ada sate kambing, sate ayam, sate Maranggi atau sapi.

Sate kambing adalah menu wajib order kalau kesini, potongan daging sedang, ngga kecil juga ngge besar, empuk, bumbu meresap dan ngga bau amis.

Tongseng Kambing porsinya sedang, potongan kolnya banyak, tapi dagingnya juga lumayan. Daging kambingnya muda, jadi agak licin dan ga berserat, enak. Bumbunya ngga medok tapi cukup enak buat pelengkap makan sate.

Sate Marangginya juga well marinated, empuk dan serundengnya ngga over, cuma sebagai pelengkap bumbu aja.

Pengen pizza tapi bosan sama brand yang itu itu aja, untung ada resto pizza baru di bogor. Tempatnya ex mas deye coffee, yang paling mencolok karena dindingnya yang unfinished hanya pakai batu bata merah nampak paling nyeni di banding bangunan sekitarnya.

Begitu masuk, pemandangan pertama yang di lihat, tumpukan kayu bakar, satu pasang meja kursi dan tungku pemanggang pizza.
Pengunjung bisa melihat langsung pembuatan pizza-nya karena berkonsep open kitchen, yang bikin asik karena ngga panas tempatnya, ruangan ber-AC tetap nyaman buat dine in.

Pesan Pepperoni dan Classico (150k) karena sedang ada promo, dua loyang pizza medium plus satu liter soft drink, worth it banget.
Pizza dough agak tipis tapi lembut, topping royal melimpah potongan pepperoni, kalau yang classico penuh potongan jamur, paprika dan smoked beef. Satu loyang berisi 8 potong pizza, puas banget.

Pesanan lainnya berupa pizza tutup atau Calzone (90k), ini wajib di order kalo ke brano. Hasil rekomendasi dari beberapa teman yang sudah lebih dulu kesini, calzone-nya beda sama pizza bakar kayu yang sudah lebih dulu hits di bogor. Ini royal banget isiannya, cheesy karena pakai 4 jenis keju kalau tidak salah, ricotta cheese, mozarella, parmesan dan cheddar cheese. Pelengkap lainnya ada jamur, daging asap dengan minyak zaitun, mantap.

Pelayanan juga cepat, ownernya ramah sama pengunjung.

Kalau hafal dengan area sini mungkin ngga susah menemukan es teh Indonesia karena menempati bangunan ex foresthree, karena kalau cari di maps bakal diarahkan ke booth kecil es teh Indonesia yang letaknya juga ngga jauh dari kafenya.

Bangunannya besar dan luas, bagian depan juga tampak kece tapi masih dalam tahap finishing jadi masih ada tukang dan agak acak acakan.
Pesan di jendela order, bayar lalu di beri nomor antrian. Pastikan dapat tempat duduk, karena meski weekday pengunjung cukup ramai.

Seating area fokus ke area pinggir kafe, sementara bagian tengah dibiarkan melompong, hanya ada bar besar di ujung. Warna putih menghiasi interiornya, semakin terkesan bersih dan luas.

Yang dijual sama dengan yang di booth, bedanya disini ada menu rotinya juga. Semua menu minuman di jual dalam satu ukuran, large.
Pesanan saya Orange Special Tea (42k), ini salah satu menu andalan disini, di dalam gelas ada sebuah kulit jeruk mandarin, minumannya segar, ada orange zest kecil kecil saat di seruput, bikin tambah segar.

Es Teh Susu Nusantara(20k) pesanan teman juga segar, manisnya pas dan Jasmine Green Milk Tea (20k) wangi sekali, rasanya juga ngga kalah segar. Untuk minumannya cukup recommended.

Untuk kudapan pilih Durian King (26.5k) roti berisi selai durian asli, enak, tekstur rotinya ngga biasa, agak chewy, kurang lebih mirip ciabatta.

Satu lagi pesan Peachapa (26.5k) kalau ini tampilannya lebih menarik, diatasnya diberi potongan peach segar, sementara dalamnya butter cream, enak juga.

Sore sore jajan shawarma/kebab di depan mini market, tapi yang ini beda sama kebab kebanyakan. Semuanya homemade, bahkan saucenya sekali pun, beda.
Meskipun mengklaim the non authentic shawarma kebab, tapi nyatanya rasanya seperti khas timur tengah. Awalnya saya pikir ownernya keturunan timur tengah seperti beberapa kebab yang lagi ramai diperbincangkan karena di buat langsung sama orang dari timur tengah.

Dari sisi harga juga worth it, bahkan ukuran jumbo sekalipun masih di bawah 50rb.
Pilihan daging ada dua macam, beef dan chicken. Beef sendiri terbagi lagi jadi dua, ada brisket yang berupa beef sliced dan kofta berupa daging giling.

Buat yang suka shawarma/kebab dengan daging gurih yang juicy, bisa pesan brisket. Sementara bagi yang suka daging aromatic dan meaty, coba yang varian kofta.

Sempat juga mencicipi varian chix, pakai ayam yang sudah di marinasi dan di grilled, bisa berupa kebab atau pun platter, sama sama enaknya.

Menjelang sore kepikiran pengen minum yang sgar segar sekalian ngemil, karena masih di kantor jadi order ramean bareng teman. Baru ingat sama es teler durian ini yang jaraknya cukup dekat tapi lebih pilih pesan lewat ojek online.

Saya pesan Es Alpukat Durian (19) enaak, duriannya cuma satu tapi cukup besar, alpukat keroknya juga matang dan bagus, kuahnya segar dan ngga kemanisan.

Bubur Kacang Ijo Durian (20k) juga oke, kondisinya hangat, wangi jahe dan gula merah, didalamnya pakai satu biji buah durian matang, porsi buburnya juga banyak.

Es Teler Durian Nangka (18.5k) tampil lebih meriah, warna warni buah berpadu potongan jelly dan sagu mutiara, ini juga segar, kurang lebih sama dengan es alpukat durian.

Pisang Goreng (7k) ngga disangka berjumlah cukup banyak, sekitar 6 potong, besar besar dan renyah, pisangnya manis karena matang.

Dari jalan utama pemda cibinong, posisi en three coffee sedikit berbelok dan masuk ke area pemukiman warga. Ngga disangka ternyata cukup luas tempatnya, dari tampak depan bangunan artistik dengan atap segitiga.

Indoornya juga ngga kalah kece, hiasan macrame dan kursi anyam menghiasi sudut area tempat duduk. Lalu di balik pintu dan jendela kaca besar, ada teras luas dan taman lengkap dengan tanaman peneduh dan ayunan.

Menu cukup komplit, ada makanan ringan, makanan berat, minuman kopi dan non kopi. Saya sendiri pesan es kopi susunya yang cukup enak, juga sepiring fish n chips dengan potongan ikan yang cukup lebar dan tipis.

Cisarua, identik dengan pemandangan indah, hawa sejuk bahkan dingin di waktu tertentu karena letaknya berdekatan sama puncak.

Stuco membuka cabang ketiganya di daerah cisarua, tepatnya di citeko, posisinya di belakang pasar cisarua. Sebetulnya jarak tempuh ngga jauh dari pasar cisarua, tapi karena aktivitas pasar baru mulai sepi saat menjelang sore dan biasanya macet, jadi disarankan lewat akses jalan hotel lembah nyiur kalau datang di pagi/siang hari. Arahan menggunakan Google maps menuju stuco juga cukup jelas kok.

Dari gerbang utama, setelah melewati tanjakan, sebuah bangunan ex villa berlantai dua dengan aksen rumah panggung dari kayu mengisi sudut area pertanian yang luas. Disana stuco mengisi area lantai satu yang berkonsep open space dengan coffee bar dan banyak tempat duduk, bebas deh pilih dimana. Spot paling asyik di area taman depan, sebuah kursi tembok panjang menghadap bukit pertanian.

Pemandangan bukit pertanian ini jadi perhatian yang menarik buat saya, yang tampak di hadapan mata, kebun daun bawang dan timun mulai tumbuh, di samping bangunan, ada juga tanaman markisa yang rimbun dan mulai berbuah, sempat juga menikmati hasil panen yang di kemas cantik sebagai bingkisan. Nantinya hasil panen pertanian akan di jual lewat booth di area stuco, begitu kabar dari pemiliknya.

Menu yang ditawarkan ngga jauh berbeda dengan cabang lainnya, tapi ada juga beberapa menu baru disini. Orderan saya tentu saja Shakera, cold brew dengan perpaduan orange segar dan menu berat Beef Sambal Matah yang sayang banget kalau dilewatkan. Menu lainnya di order juga bareng teman teman. Seperti pisang goreng madu, tahu, very berry, citexas.