Desi A.

Di suatu malam di akhir pekan, setelah belanja di carr*four, gue dan si pacar penasaran juga untuk mampir ngobrol sambil ngemil di sini. Posisinya ada di sebelah XXI. Tempatnya gak begitu besar dan jarak antar seatnya agak berdekatan. Walaupun begitu, gue perhatiin kafe ini cukup sepi dan gak banyak pengunjung, jadi buat ngobrol private masih cukup nyaman. 

Di sini sistemnya setelah pilih menu di meja, bayar dulu di kasir, baru pesanan diantar. Menu yang disajikan di sini mostly adalah makanan lokal, aneka kudapan, dan aneka kreasi teh tong tji. Kami pesan menu berikut ini: 

- Lemon tea (10k): Rasanya standar teh tong tji yang light, tapi perpaduan asam-manisnya pas. 
- Teh uwuh (13k): Teh hangat disajikan dengan jahe, lengkuas, sereh, daun salam, dan gula batu. Rasanya enak dan menghangatkan. Sayang aja kurang tambahan secang biar lebih berasa wedang uwuhnya. 
- Tempe mendoan (20k): Tempe mendoan yang cukup garing, dipotong kecil-kecil dan disajikan dengan sambal kecap yang pedas banget ini pas banget buat menemani ngobrol. Aku suka!

Semua harga yang tertera di daftar menu belum termasuk tax 10%. Pelayanannya bagus dan cepat, staffnya ramah-ramah. Overall ok banget nih buat pilihan tempat ngobrol sambil ngemil murah sebelum nonton, dekat rumah pula.

Hari Minggu tanggal 14 Agustus lalu gue dan teman-teman @kelasbahasaid organize acara meet & greet dan launching buku di sini. Kita bisa pakai satu ruangan di Reading Room (khususnya di lantai 2) untuk acara gathering dan sejenisnya tanpa perlu bayar sewa tempat, cukup bayar makanannya aja. Gue cukup merasa nyaman dengan suasana yang tenang, pencahayaan yang hangat, dan jejeran buku yang memanjakan mata di sini. Tempat ini asik juga untuk ngobrol private, ngerjain tugas, atau sekedar makan sambil baca-baca. Wajar sih banyak seleb yang suka nongkrong di sini. 

Untuk hidangan selama acara berlangsung, kami pesan snack seperti fried banana, toast, bread roll, dan iced tea. Rasa snacknya lumayan enak. Iced tea yang disajikan pertama manisnya pas buat gue, tapi pas gue minta tambah malah kemanisan. 

Sejam sebelum acara dimulai, sambil setting table untuk acara, gue sempat pesan hot chocolate (37k) & hot tea (15k). Harga tersebut belum termasuk tax & service charge 15%. Sistemnya di sini adalah cash & carry, bayar dulu baru pesanan diantar. Sebelumnya, gue udah sebut 2x pesanan hot chocolate gue, tapi yang diantar malah ice chocolate, tapi untungnya langsung cepat diganti. Ekspektasi gue cukup tinggi untuk hot chocolate-nya. Dengan harga segitu, minimal ada latte art lah. Tapi, ternyata gak ada sama sekali. Dan, rasanya 11-12 sama cokelat panas sachetan. Kemanisan pula. Huft bangets. 

Toilet ada 1 di bawah, tapi becek dan kurang bersih. Untuk pelayanan, staffnya sebenarnya ramah dan sopan, tapi kurang cepat tanggap dan kurang fokus saat bicara sama customer.

Hari Minggu 7 Agustus lalu gue janjian sama Andara & 3 teman PerKul lainnya untuk makan di sini. Ini adalah cabang baru Double Pots selain di Citos. Berhubung itu weekend, jadi mereka gak menerima reservasi. Tempatnya gak begitu besar, terbagi jadi 2 area dengan pencahayaan yang cukup bagus. Kami pilih duduk di area dalam. 

Di sini kita bisa pilih personal pot atau double pot (satu porsi hotpot ukuran sedang + satu porsi side dish). Semua menu disajikan dengan nasi yang pulen banget. Kalau terbiasa makan sedikit, personal pot itu bisa dimakan berdua. Berhubung gue lagi kelaperan, jadi gue pesan satu personal pot untuk sendiri, hehe. Kurang lebih, setiap hotpot itu berisi aneka bakso ikan, beef, jamur, sayuran, dan noodle (bihun atau mi kuning). Saat dihidangkan, hotpot itu udah setengah matang, jadi kita gak perlu nunggu waktu lama untuk masaknya. Dalam waktu 5 menit apinya akan mati sendiri. Inilah aneka menu yang kami pesan: 

1. Korean spicy hot soup (70k): Ini adalah menu favorit di sini. Kuahnya kental banget, rasanya pedas dan sedikit asam layaknya rasa kimchi. Ada topping 1 slice keju yang bikin rasanya jadi sedikit lebih asin. Ditambah sambal wijen yang disajikan di meja, rasanya jadi maknyus. Kuahnya dimakan bareng nasi yang pulen jadi mantap. Aku suka! 

2. Double pot - Japanese seafood hot soup + Salty egg yolk prawn (90k): Kalau dilihat sekilas, hotpot yang satu ini mirip sayur asam karena kuahnya berwarna cokelat bening dan sayurannya banyak, dan ada jagungnya pula. Rasa kuahnya mengingatkan gue akan kuah niku udon-nya Marugame yang segar dan gurih. Salty egg yolk prawn-nya kecil-kecil, gak sesuai dengan gambar. Tapi rasanya enak juga, udangnya termarinasi dengan baik. 

3. Taiwanese bbq hot soup (68k): Yang membedakan ini dengan yang lain adalah adanya topping cakwe yang sepertinya jadi kekhasan hidangan ala Taiwan. Rasa kuahnya pedas banget, rempahnya kuat. Aku kurang suka. 

4. Sukiyaki hot soup (70k): Seperti rasa kuah sukiyaki pada umumnya, rasanya agak manis dan so-so. 

5. Ice lemon tea (18k): Rasa asamnya cukup greng. 

6. Ice peach tea (19k): Sayang sekali rasa peachnya berasal dari sirup, dan sudah bisa ditebak rasanya kemanisan. 

7. Ice thai tea: Agak keenceran dan agak kemanisan buat gue. 

8. Fried ice cream (15k): Ini adalah es krim yang dibungkus dengan bola-bola goreng dan diberi topping susu cokelat. Sayang sekali pas dipecahin, esnya sudah mencair ke mana-mana. Tapi rasanya enak juga. 

Harga yang tertera di daftar menu belum termasuk tax & service charge 15,5%. Yang disayangkan di sini adalah pelayanannya lama banget. Sepertinya staffnya belum benar-benar siap untuk menghandle pengunjung yang cukup banyak.
Anw, makasih yaa PerKul undangan meet up-nya 

Jadi ceritanya gue dan 3 teman PerKul masih pengen ngunyah yang manis-manis setelah makan siang di Gancit. Setelah muter-muter, kami tergoda juga dengan gambar dessert ala Korea yang dipajang di depan kafe ini, dan akhirnya kami memutuskan untuk melipir ke sini. Kafe ini terbagi jadi 2 area: indoor & outdoor. Seatnya gak begitu banyak tapi cukup pewe, dan lightingnya bagus untuk foto-foto. 2 teman gue makin betah duduk di sini karena ada hiburan video clip lagu Korea kesukaan mereka :)) 

Semua menu bingsoo-nya disajikan dengan condensed milk terpisah. Kami pilih 2 menu best sellernya untuk dinikmati berempat: 

1. Green tea bing go (40k): Ukurannya sedang. Toppingnya matcha powder, red bean cake, dan matcha ice cream. Kombinasi rasa pahit-manis matcha-nya pas dan enak. 

2. Summer special (75k): Ukurannya besar, kalau diaduk rentan buyar. Es serut yang super halus ini diberi topping mangga, blueberry, cheesecake, dan es krim vanilla. Mangganya ada yang manis, ada juga yang asam. Blueberry-nya terasa manis, sepertinya direndam di air gula dulu. Nah yang bikin es serut ini enak adalah cheesecake-nya, sayang aja cuma ada 4 potong kecil. 

Harga yang tertera di daftar menu belum termasuk tax & service charge 15,5%. Pelayanannya bagus.

Setelah berkali-kali dikomporin si pacar untuk makan nasgor kambing Kebon Sirih, akhirnya gue tergoda juga. Pas banget habis nonton di DjakThet, kami pun melipir makan malam di sini. Tempat ini rame banget pas weekend, tapi kayaknya gak perlu khawatir gak dapat tempat duduk karena rata-rata orang selesai makan langsung pulang. Begitu dapat bangku, staffnya langsung sigap menghampiri kami dan mencatat pesanan kami. Kami pesan 2 nasi goreng kambing (35k) dan 2 air mineral. Dalam waktu 5 menit, nasgor pun datang dengan side dish acar kol-timun yang asam & pedas banget buat gue. Porsinya lumayan mengenyangkan (buat gue yang gak banyak makan), rasa rempahnya cukup kuat dan ada sedikit rasa manis, jadi masih “wajar” kalau untuk dimakan anak-anak. Daging kambingnya buanyak, tapi sayang kurang empuk, mungkin karena masaknya sekaligus banyak ya. Walaupun ada beberapa bagian nasi yang bumbunya kurang merata, tapi gue akuin nasgor ini rasanya enak. Sempat tergoda juga untuk pesan satenya, tapi pas lihat meja sebelah pesan sate tapi warna dagingnya masih putih, gue pun gak jadi pesan. Kayaknya emang mereka jagonya di nasgor kambing aja ya. Overall, ini salah satu makanan kaki lima yang recommended.

Salah satu food stall favorit kalau lagi pengen makan di Food Louver GI, apalagi pas kelaperan. Di sini menyajikan makanan korea dengan porsi yang besar. Gue sering makan family set A sama pacar, dan makannya berduaan aja, hahaha. Dari menu yang ada di family set, yang paling enak menurut gue si chicken gochujang, noodle, dan salad dressing-nya, selebihnya biasa aja sih.

Untuk harga termasuk affordable. Pelayanannya cepat, walaupun suka dilayani sama kasir yang rada jutek. Masih lebih enak Mr. Park di Area 51 PIM sih somehow~

Bulan lalu setelah muter-muter belanja di Tanah Abang, gue, si pacar, dan keluarga memutuskan untuk makan siang di food court-nya. Mengingat orang tua gue pencinta masakan Indonesia, akhirnya kami pilih Lalaban karena pilihan makanan lokalnya (khususnya Sunda) cukup variatif. 

Gue pesan paket nasi tutug oncom + ikan bawal bakar + tahu tempe. Ibu gue pesan nasi + ikan bakar. Yang lain pesan paket nasi ayam penyet + tahu tempe + sayur asem. Harga makanannya berkisar antara 30k – 45k. Staffnya ramah dan informatif. Waktu tunggu sampai pesanan diantar cukup lama, sekitar 20-30 menit. Gue sempat mengintip dapurnya sambil numpang cuci tangan. Dapurnya bersih dan cara penyajian makanannya rapi. 

Sayang sekali rasa makanannya biasa aja. Kurang berani bumbu sih menurut kami. Sambal terasinya gak terasa pedas. Sayur asemnya sekilas terlihat pedas karena warna kuahnya merah, tapi ternyata gak pedas sama sekali, cenderung hambar bahkan. Kayaknya warna merahnya itu dari saus sambal. Overall kurang worth it sih menurut kami.