Fannie Huang||IG:@fiehuang

Sore ini saya berkunjung ke Bakmi GM sekitar jam 4 sore. Saya datang sendiri & tempatnya nggak ramai. Buat pembayarannya bisa langsung di sistem kalau pakai e-wallet.

Saya mencoba :

1. Teh Tawar

Sayangnya saya lupa foto. Namun saya kaget karena rasa tehnya berbeda dibanding biasanya.

Biasanya teh di Bakmi GM selalu wangi dan segar meski tanpa gula. Namun teh yang hari ini disajikan ke saya tidak enak.

Rasanya mirip teh yang lama didiamkan dan sepertinya hampir basi. Aromanya juga tidak wangi.

Saya lumayan familiar sama rasanya karena saya sendiri kadang mendiamkan teh semalam dan kadang minum teh yang hampir basi atau bahkan sudah mulai basi (ini nggak recommend buat dilakukan).

Sepertinya ini perlu diperhatikan. Soalnya sebenranya ini nggak sehat. Bahkan buat saya yang kadanv minum teh basi, kalau ke restoran ya saya maunya teh yang bener.

2. Nikmat Hemat 4

Ini paket ramadhan yang harganya terjangkau. Harganya sekitar 28 ribuan udah dapet mie, sayur, ayam jamur special, otak-otak goreng & pangsit goreng.

Sayangnya pas saya datang nggak dikasih pangsit goreng. Saya harus complain dulu baru dikasih.

Namun rasanya tetap enak. Porsinya sama dengan yang nggak promo. Rasa pangsit gorengnya juga selalu enak.

Ayamnya empuk & lumayan besar. Rasanya manis gurih.

Belakangan ini lagi suka pesan es krim via delivery, namun lagi ga pengen M*xue. Aku akhirnya nemu tempat ini di Sh*pee Food & penasaran sama green tea sundaenya.

Di sini juga jual es krim vanilla & beberapa jenis minuman.

Aku mencoba :

1. Green Tea Sundae (Rp. 19.000)

Jujur aku nggak berharap ini bakal enak. Sebelumnya pernah makan es krim green tea murah & aslinya cuma es krim vanilla dilapis saus green tea atau warnanya doang yang hijau. Jadi kukira ini bakal sama.

Ternyata beneran enak, dong. Rasanya bitter sweet & aroma green teanya kerasa sejak gigitan pertama. Es krimnya juga 1 cup penuh & beneran worth sama harga.

Aku suka banget karena es nya ga pake topping macem-macem jadi puas.

2. Vanilla (Rp. 19.000)

Harganya sama kayak green tea. Namun aku kurang cocok sama rasanya. After tastenya creamy dan rasanya cenderung milky.

Ini kemanisan buatku.
.
.
Lain kali aku bakal pesan lagi buat rasa green teanya karena puas banget ♥️

Semoga es krim green tea bakal ada terus.

Setelah berkali-kali ngeliat brand kopi yang satu ini, aku akhirnya pesan via delivery di Shopee Food dari cabang Pancoran China Town Point.

Selain menjual kopi, di sini juga menjual croissant mulai dari 12 ribu aja.

Aku mencoba :

1. Chocolate Croissant (Rp. 12.000)

Harganya super affordable, bahkan lebih murah ketimbang butter croissant.

Isian coklatnya banyak dan terasa di setiap gigitan. Namun aku kurang suka sama croissantnya.

Tekstue agak keras dan teksturnya too flaky. Adonan beneran kering sampai berantakan gitu. Karena harganya murah, nggak ada rasa maupun aroma butter tapi masih dimaklumi.

2. Manuka Oat Latte

Aku pesan menu ini + iced latte & cuma 32 ribu aja. Rasa manisnya masih oke. Manukanya agak manis & ada oat tapi kopinya masih cukup berasa.

Namun perpaduan manuka & oat enak.

3. Iced Latte

Aku nggak request & disajikan tanpa gula, sesuai preferensiku. Perpaduan kopi & susunya pas. Aftee taste nggak too milky.

Sejak pertama kali cobain Mixue cabang ini, aku selalu delivery dari cabang ini setiap.mau pesan Mixue.

Setelah 3 bulan nggak delivery Mixue, kali ini aku order lagi.

Aku mencoba :

1. Oreo Sundae

Dari semua cabang Mixue yang aku coba, aku paling suka cabang ini. Es krimnya nggak telalu milky & less sweet dibanding beberapa cabang lain.

Dari awal buka rasa es krimnya masih konsisten. Namun kali ini ada saus coklat & jadi lebih manis. Lain kali bakal selalu order tanpa saus coklat aja.

2. Earl Grey Tea

Buat gulanya aku request 1/4 takaran gula normal. Rasa tehnya cenderung pahit & ada sedikit manisnya.

Namun dari rasanya lebih mirip teh biasa daripada earl grey.

Nggak sengaja nemu tenpat yang satu ini pas mampir ke East Mall. Lokasinya ada di lt. LG yang berhadapan dengan Farmers Market yang sekarang lagi renovasi.

Saya mampir sekitar jam 9 malam & pilihannya tinggal yang hot. Pilihan minumannya juga tinggal americano, latte & cappucino.

Kebetulan ada petugas yang standby buat ngasih info & kalau ada kendala. Untuk pemesanan bisa sendiri melalui layar & pembayaran pakai QR.

Saya mencoba :

1. Latte (IDR 15k)

Rasanya standar seperti latte pada umumnya yang lumayan milky meski kopi tetap terasa dan light. Meski baru disajikan, bagian atas lattenya sudah foamy duluan.

Saya nggak terlalu suka latte yang foamy banget di permukaan. Namun sangat dimaklumi karena ini dibuat pakai mesin.

Buat harga 15 ribu, menurut saya ini udah oke banget. Ada sensasi tersendiri menyaksikan proses pembuatan minuman yang cuma 1 menit.

Tahun 2020 lalu, saya mencoba magic untuk pertama kalinya di kedai kopi ini dan sangat suka rasanya.

Sejak saat itu, saya selalu pesan magic setiap ketemu di kedai kopi yang saya kunjungi. Namun rasanya nggak kayak di sini. Saya ingat sekali rasa kopinya beneran strong dan pahit, rasa susu pun lebih dominan.

Berhubung kemarin saya butuh tempat WFC, saya akhirnya mampir ke sini lagi sesudah hampir 3 tahun.

Tempat duduknya masih sama dibanding kunjungan saya sebelumnya. Hanya saja kali ini ada pilihan cake yang lebih banyak.

Saya mencoba :

1. Magic (IDR 35k)

Saya kaget pas liat harganya. Udah hampir 3 tahun, harganya masih sama, dong.

Kopinya nggak sekuat dulu, namun sesuai namanya, rasanya memang kompleks.

Rasanya sedikit gurih, namun ada rasa pahit dari kopinya. Mungkin karena saya kurang paham kopi yang proper, saya lebih suka cita rasa yang dulu.

2. Moccha Nougat Cake (IDR 38k)

Kue yang satu ini cocok buat kalian yang kurang suka krim. Bolunya cukup moist, namun krimnya hampir tidak terasa.

Rasanya dominan kacang dan surprisingly ternyata enak juga. Entah kenapa, saya merasakan rasa mirip rhum di setiap gigitan.

After tastenya ada rasa getir khas alkohol. Saya sendiri malah suka sama kuenya biarpun biasanya saya suka krim kue.

3. Loose Leaf Tea, Small (IDR 38k)

Tehnya ada beberapa pilihan dan bisa refill 1x. Saya pesan yang pakai cacao dan beberap bahan lainnya.

Sayangnya, rasa beneran nggak enak. Setelah minum teh di sini, akhirnya saya paham teh nggak enak itu kayak gimana.

Saya nggak ngerti apakah temperatur airnya salah, atau cara penyajiannya salah (misalnya teh ditaruh di atas air panas baru dipress pakai alat french press gitu).

Tehnya sama sekali tidak ada aroma tehnya. Saya pernah minum teh sejenis. Biasanya artisan tea begini punya aroma yang khas tergantung komposisinya.

Yang ini, rasa tehnya pun aneh. Agak ada rasa minyak (?) gitu, mungkin karena salah satu bahannya pakai oil?

Saya nggak paham, yang jelas saya sangat tidak recommend beli teh ini. Lebih baik beli ice tea saja. Atau sesuai namanya, tempat ini memang spesialis kopi dan kopinya jauh lebih oke.
.
.
Namun dari segi pelayanan memang termasuk cepat dan ramah. Salah satu kasir cowok super responsif.

Penasaran sama gerai minunan yang satu ini karena belakangan ini sering bersliweran di sosmed. Lokasinya ada di lantai 1 MOI, berseberangan dengan Imperial Kitchen.

Berhubung ini pertama kali berkunjung ke Teazzi dan saya terlihat bingung ingin memesan apa, staff merekomendasikan saya pesan Four Seasons Milk Tea.

Padahal saya mau pesan itu, namun masnya malah menawarkan tester sehingga saya bisa mempertimbangkan mau yang mana.

Ini beneran baik banget, lho. Malahan masnya menawarkan tester. Di tempat lain, malahan ada yang auto ga ramah begitu kita minta tester yang tersedia padahal udah fix mau beli, cuma bingung mau rasa apa.

Saya mencoba :

1. Four Seasons Mik Tea (IDR 33k)

Untuk gulanya saya pilih yang 30% karena 50% agak kemanisan buat saya. Menurut saya yang 30% lebih pas buat saya.

Rasanya milky, manis dan samar-samar masih ada rasa dan aroma tehnya. Mungkin karena saya prefer milk tea yang tehnya kenceng, lain kali saya mau coba yang 0% aja.

Namun after tastenya kerasa tehnya.