Chibiy

Orang Kelapa Gading pasti tau coffee shop yang lagi hitzzz ini. Secara lokasi dan tempat memang dia sudah menang karena very spacious. Untuk desain interiornya pun memang kelihatan spesialisnya yang mengerjakan.

Karena masih dalam breakfast time, saya coba Gojira Breakfast. Merupakan salah satu menu yang direkomendasikan mereka. Ternyata benar, enak!! Ada 2 buah sosis yang cukup besar. Walaupun terlihat agak kering, tapi pas digigit moist juga. Lalu ada beef patty dengan ukuran yang tidak terlalu besar. Secara tekstur sangat lembut, cooked very well, jadi nggak terlalu keras. Smoked ham dan pork bacon very well seasoned, dan sama sekali tidak terlihat pucat. Dan favorite saya di piring ini adalah corned hashbrown-nya! Juara banget! Jadi ini seperti mashed potato tapi ada korned-nya, dan ada rasa cheesy-nya. Teksturnya juga unik, lengket-lengket, melted lah itu di mulut, enak banget! Ada seaweed salad juga yang ditaburi chilli powder (khas mereka ini), dan ini selalu enak. Komponen terakhir, yang menurut saya paling lemah dan disayangkan, adalah garlic breadnya. Keras banget hix... dipotong pake pisau udah jelas big effort banget. Padahal rasanya enak... Kesimpulannya untuk si Gojira Breakfast ini, semua komponen bener-bener well seasoned! Nggak ada satu pun elemennya yang luput dari seasoning. Well done!!

Untuk americano dan piccolo-nya, ini juga cocok banget untuk taste saya dan suami saya. Keduanya memiliki taste pahit yang dominan di awal, namun di akhir ada asam-nya. Enak!!

Service dan pelayanannya agak lelet aja sih. Kurang sigap dan cepat tanggap. Bisa diperbaiki lagi untuk ke depannya.

Akhirnya cobain juga soba yang lagi nge-trend ini. Untuk tempatnya agak sempit dan kurang nyaman. Apalagi kalo lagi bawa anak kecil, berasanya bakal rusuh banget deh. Untuk serving waiting time-nya, lama banget! Keburu laper... padahal lagi nggak terlalu rame saat itu. Jadi buat yang lagi kelaperan, jangan makan di sini deh... 

Nyoba yang original Abura Soba. Memang teskturnya beda dengan ramen ya, agak mirip udon. Kekenyalannya pas dan memang punya citra rasa tersendiri. Dagingnya saya pilih yang pork tentunya. Cara makannya ikutin yang ditunjukin di video, 2 putaran chilli oil, 2 putaran vinegar, kemudian diaduk-aduk semua sampai rata. Overall rasanya enak. Mild tapi enak. Lama kelamaan, dirasa-rasa, kok rasanya familiar ya... Lalu popped up in my mind, rasanya ini mirip salah satu bakmi Ujung Pandang yang cukup terkenal, hahaha... beneran mirip sih kalo menurut saya...

Karami Ontama Abura, rasanya lebih gurih daripada yang original. Lebih suka yang original sih... pesen yang karami ini karena ada telurnya. Jadi rasanya lebih creamy, kebanyakan jadi eneg jatohnya.

Untuk saya agak overpriced ya ini. Ditambah ocha, seorang jatohnya jadi hampir 100k. Belum tentu balik lagi, yang penting udah coba...

Makan di sini karena lagi cari restoran yang buka 24 jam di area Kelapa Gading. Yang keingetan cuman si Bun Ong ini, karena saya waktu itu makan jam 5 subuh.

Sebenernya yang terkenal dari Bun Ong ini adalah bubur saponya. Tapi karena saat itu saya harus mengejar waktu, kalau makan bubur kayanya bakal lama karena pasti panas banget kan... Jadilah pesan nasi campur hainamnya.

Overall, rasanya sebenernya biasa saja. Rasa dari tiap daging babinya tidak ada yang terlalu istimewa, begitu pula dengan ayam rebusnya. Sausnya juga standard. Kuahnya cukup enak karena gurih dan terasa segar asam-asam. Sisanya benar-benar standard. Masih banyak nasi campur hainam lain yang lebih enak dan istimewa, hanya menang di "Buka 24 Jam" saja...

Kunjungan saya yang kesekian kalinya ke Gerobak Betawi cabang Sunter ini.

Kali ini saya coba nasi kucing rasa yang lain, yakni nasi kucing teri. Isinya ada ikan teri, pete, dengan sambal hijau dan daun kemangi. Rasanya enak, hanya saja nasinya agak terlalu lembek ya.

Karena kabarnya ayam goreng sambal matahnya enak, jadi saya tertarik untuk mencobanya. Menurut saya, sambalnya lebih cocok disebut sambal bawang daripada sambal matah. Karena khas wangi dari sambal matahnya kurang terasa. Jadi kalau dinamakan sambal bawang,ini enak dan cocok. Sayang, daging ayamnya agak keras karena seperti digoreng terlalu kering.

Sebagai penyuka daging kambing, maka saya coba tongseng kambingnya. Wah, nggak pelit dagingnya, porsinya banyak. Isinya juga penuh, nggak kuah doang. Rasa kuahnya gurih, enak, tapi entah kaya ada kurang sedikit rasa khas tongsengnya.

Soto betawi daging oseng, sudah pernah coba sebenernya sebelumnya yang di cabang PIK. Sama enaknya. Dagingnya empuk dan banyak, kuah santannya pun berasa gurih dan enak. Recommended!

Terletak di deretan kedai penjual bakmi lainnya (alias Jalan Kopyor Raya), tertarik banget untuk coba karena melihat reviewan positif beberapa reviewer. Sebagai pecinta babi, wajib lah dicoba ini... Kapasitas tempat duduknya tidak terlalu banyak dan ruangannya full outdoor non-AC.

Sampai di sana, disambut sama satu mbak yang semangat banget deh ngelayaninnya. Lucu dan gesit dan informatif. Dia jelasin daging yang udah sold out hari itu apa aja, jadinya sisa apa aja. Terus kalo pesen yang special, daging ini diganti daging itu karena yang ini lagi sold out. Tapi porsi daging penggantinya itu nanti dibanyakin. Karena memang lagi banyak banget pesanan dari Gojek saat itu.

Kokinya ngko-ngko masih muda. Walaupun lagi banyak pesanan kaya gitu, plating di mangkoknya tetap tertata dengan rapi. Daging-daging babi disusun dengan rapi dan bikin mouth watering. Jenis bakmie-nya bakmi yang tipis halus.

So, untuk rasanya, TOP BANGET !! Daging babinya itu untuk semua jenis toppingnya berasa banget tapi gak bikin eneg, well seasoned! Bakminya juga enak. Gak perlu ditambahin bumbu apa-apa lagi juga udah enak.


Sebenarnya ada bakso goreng di sini, tapi mereka gak served itu di weekdays. Will be back again for sure buat dapetin topping pas lengkapnya...

Datang ke sini pas jam pagi-pagi baru buka, jadi sebenarnya mereka belum ready katanya. Kalau pesan menu kopi, nunggu sekitar setengah jam-an lah... Ya sudah, karena no place to go dan emang mau cobain aja, jadilah kami bersabar menunggu.

Yang hits di sini kabarnya flavored coffee mereka. Jadi waktu itu tanya langsung saja, yang recommended campuran / flavor untuk Ice Latte apa. Jadilah kami pesan Ice Latte dengan flavor Creme Brulee. Rasa kopinya kurang terasa, terlalu mild. Jadinya lebih terasa susunya. Untuk flavor creme brulee cukup terasa dan memang memberi taste unik tersendiri.

Satu lagi saya pesan Piccolo-nya. Sama, kurang berasa kopinya. Lebih dominan rasa susunya.

Jadi, buat penyuka kopi dengan rasa yang agak kenceng, kayanya kurang tepat disini. Tapi buat yang pengen eksplor berbagai macam rasa di kopi, ya boleh lah dicoba...

Kunjungan kesekian kalinya ke Portafilter. Yang jelas coffee shop ini cukup child friendly karena luas, jadi nggak sumpek di dalamnya.

Kali ini coba Affogato-nya. Enak. Es krim-nya tidak terlalu manis, jadi nggak bikin eneg. Espressonya juga enak, ada taste asamnya.

Iced White lumayan enak, tapi rasa kopinya tidak terlalu kencang. Jadi buat yang suka rasa lebih mild, boleh coba Iced White-nya ini.

Portato Wedges-nya enak. Tepatnya kali ini enak. Karena pernah ada satu kali kesempatan makan wedges-nya ini tapi agak bau. Rasanya dari cheese-nya, entah kenapa. Parmesannya bau. Jadi efek ke taste-nya dia. Tapi kali ini enak, cheese-nya juga nggak ada bau aneh seperti terdahulu. Semoga dipelihara kualitas dan dijaga konsistensinya ya...

Awalnya agak underestimate tempat ini karena kelihatannya sepi-sepi aja. Tapi membaca beberapa reviewan, katanya sop iga dan beberapa menu lainnya ternyata cukup enak. Jadi penasaran juga untuk coba.

Interiornya memang cukup homy dengan ada lemari di samping meja yang isinya peralatan makan yang bisa diambil sendiri. Kesannya jadi seperti di "rumah" atau "dapur" sendiri. Pelayanannya juga disambut dengan ramah.

Dapat compliment kulit pangsit yang kecil-kecil itu. Rasanya hambar sih. Jadi nggak tertarik buat habisin juga.

Untuk menu over rice-nya, coba Nasi Tahu Sambal Matah. Tahunya bisa dipilih mau digoreng garing atau ditumis saja. Saya pesan yang digoreng garing. Telornya pesan setengah matang. Tahunya ternyata tidak garing seperti yang diharapkan. Jadi lebih cenderung kaya ditumis biasa. Sedangkan untuk sambal matahnya, kok menurut saya kurang "matah" ya rasanya. Kurang harum khas sambal matah dan bawangnya juga kurang banyak. Yang melelahkannya, ada si kulit pangsit lagi di sana. Hahaha... jadinya kebanyakan deh itu kulit pangsit...

Sop Iganya really, recommended sih. Enak! Servingnya juga lucu kaya di panci gitu. Cita rasanya oldschool bener deh, kaya makan di rumahan. Iga-nya juga empuk dan nggak pelit dagingnya.

Jamur crispy-nya secara porsi lumayan banyak tapi untuk rasanya agak hambar. Walaupun diberi chilli powder, tapi tepung bumbunya itu hambar. Jadi nggak nolong juga...

Bakal balik lagi sih kalo lagi kangen sama sop iganya...

Coffee shop ini very spacious. Cocok banget buat kumpul-kumpul atau bikin event khusus di sini. Parkir pun gampang karena dia ada di dalam komplek Sports Mall. Bisa diakses dari luar gedung langsung maupun dari dalam gedung. Untuk desain interiornya agak "nanggung" menurut saya. Pemilihan furniture sudah cukup bagus, namun entah mengapa melihat warna cat tembok yang plain putih begitu saja jadi terkesan mati.

Suami saya pesan Espresso on Rocks. Jadi ini adalah shot espresso yang diberi es batu. Taste kopinya sangat asam. Jadi untuk suami saya, dia harus menambahkan sedikit gula supaya lebih bisa dinikmati.

Saya sendiri pesan Double Happiness. Awalnya agak bingung kenapa dikasih 2 cangkir. Ternyata maksudnya itu kita tuang sendiri si cangkir espresso ke latte di sebelahnya. Overall taste-nya jadi mirip Piccolo sih. Enak, kopinya berasa banget dan taste-nya asam yang diimbangi pas sama susunya. Tapi jadinya agak mahal ya, karena sebenarnya bisa mendapatkan rasa yang kurang lebih sama di coffee shop lain dengan memesan Piccolo mereka.

Untuk pisang gorengnya sendiri, rasanya enak. Garing dan manisnya pas.