Pintu masuk cukup menarik perhatian dengan menonjolkan kata Phoenix yang besar.
Walau menonjolkan shabu-shabu, tetapi kami kemarin juga menyicipi Gurame goreng. Saya suka saus dari gurame goreng, sehingga daging ikannya tidak terlalu kering saat kami menyicipinya.
Sajian utama tetaplah shabu-shabu. Tempat ini menggunakan kompor listrik, bukan gas.
Dapat dilihat pada foto beberapa penampakan makanannya. Saya akui penyajian untuk irisan dagingnya cantik. Untuk urusan rasa, saya rekomendasikan bakso-baksonya, rasanya tidak pasaran. Obrol-obrol selama menikmati hidangan, dapat info dari pihak resto, baksonya home made.
Penutupan dengan kulit tahu. Asin gurih dan garing jika dicicip kering. Ini malah jadi pengen nambah makan, haha.
RM Padang dgn sentuhan prasmanan. Agak unik penyajiannya. Selain itu juga menyediakan sate padang.
Untuk harga, agak di atas perkiraanku. Karena ambience agak kurang rapi. Tetapi ada beberapa yang lumayan, seperti sop iganya.
Menu makanan berat cukup beragam untuk sebuah cafe. Cafe ini memiliki beberapa signature menu yang patut kita coba.
Tempatnya luas dan parkiran di sebelahnya luas menjadi nilai tambah. Suasana cukup cozy, dan memisahkan smoking area dan non-smoking area.
Tempat hanging out yang boleh juga untuk dicoba.
Mencoba pertama kali kue sus yang menjadi favorit teman-temanku se-nusantara.
Menurutku, kue ini enaknya dimakan di tempat, karena ciri khas ada pada perbedaan temperatur antara rotinya dengan isi sus. Rotinya dibuat garing dan dijaga tetap hangat, sementara isi susnya dijaga tetap dingin. Pada saat kita memesan, baru pegawai toko mengisi roti dengan sus.
Sensasi panas-dingin ini yang menurutku khas.
Kalau take away dan sudah terlalu lama, perbedaan temperaturnya hilang. Walau dimasukkan ke lemari es dan susnya dingin lagi, tetap beda rasanya.
Untuk urusan kopi, tempat ini termasuk under appreciated. Tersedia manual brew, cold brew, dan berbagai kopi lainnya dengan barista yang cukup terampil. Saya coba sopnya, cukup enak dengan harga yang ditawarkan.
Lokasinya yang agak terpencil, masih belum banyak yang mengira tempat ini sebenarnya enak untuk hanging out atau sekedar melepas lelah.
Tempatnya kecil, hanya dijaga oleh 1 pegawai dan 1 pemilik. Sang pemiliknya kadang suka ngobrol dengan tamunya. Dan hobi memutar lagu tempo dulu.
Untuk sop, konon katanya soto susu lebih enak. Tetapi saya mrmang penyuka sop bening. Tapi kuakui soto susunya lebih enak daripada kebanyakan dan tidak membuat eneg.
Cuma harganya tidak semurah sangkaan semula. Untung enak.