Guzzbun, nama ini baru viral akhir tahun karena burgernya yang enak. Gue, yang udah nyobain burger di Jakarta, sebut saja Byur dan Luber, merasa tertarik untuk mencoba Guzzbun ini. Guzzbun ini ada di PVJ, seinget gue ini dulunya Javana Bistro, gue ga mau banyak komen tempatnya karena gue belinya take away sih, tapi overall nyaman dan instagrammable. Gue pesen Guzzbun, yaitu ya burger signaturenya mereka, bun-patty-veggie dan mayo ditambah keju.
Untuk rasa, well, di gigitan pertama itu lovely sekali, kalau patty gue akui ya dibandingin sama "Tanpa Aturan" emang kalah dalam ukuran dan ketebalan tapi untuk keseluruhan burger, chemistrynya dapet. Untuk bun alias rotinya, ini truly ga ada yang bisa ngalahin. Guzzbun is ahead of others when it comes to the bun (hence the name), soft dan rasanya ga tawar, jadi manisnya memberi kontribusi ke keseluruhan burger ini. Kalau gue ranking, Guzzbun ini best burger in Bandung, and one, if not, the best burgers I've tried.
Kinokimi, inilah rekomendasi pertama dari temen kuliner gue kalau ngopi di Bandung. Gue sendiri ga terlalu sering ngopi di Bandung but I'll give it a try. Lokasinya ada di Ranggamalela, kayanya ini nyatu dengan beberapa tempat gitu.
Gue pesen Kinokimi Japanese, dan datang dengan foam. Okay untuk harga agak pricey, tapi untuk vibe dan rasanya agak justify sih. Manisnya dapet, dan suasananya pun cocok buat yg cari tenang.
Bakmie Tjo Kin ini lokasinya di Cihapit, kalau ngelihat dari plangnya sih ini dulu toko buku. Dan Bakmienya satu grup sama Kopi Toko Djawa yg femes itu.
Gue coba Yamin Manis Swikiaw dan Coffee Beer. Coffee Beernya beda dengan yg biasa dijual, yg ini ada hint of sarsaparilla-nya.
Yamin Manisnya datang dengan ayam dan swikiaw. Yg noteworthy disini adalah sayurannya yang halus banget, ayamnya yg ada aftertaste jahenya (must try!) dan kuah pendampingnya yg garlicky banget.
Untuk tempatnya sendiri Chinese vibenya udah dapet, kapasitasnya ga banyak tapi ga sempit juga.
Menu yang dipesan: Yamin Manis Ayam Swikiaw, Coffee Beer
Warung Wakaka, yes ini cabang dari yang di Muara Karang, ada di Jalan Terusan Pasirkoja. Tempatnya gede, gede banget dan bisa disesuaikan dengan keinginan. Maksud gue, mau smoking area? Ada di luar. Mau non-smoking? Masuk ke dalam. Mau private room? Ada. Tempat buat ngopi berdua sambil nikmatin malam? Adaa. Total bisa sampe 300 meja.
Gue sehabis dari stasiun ke sini karena sejalan dgn rumah, dan karena udah makan berat, makannya yg ringan aja. Grilled Cheese Sandwich dengan Teh Tarik Hot.
Teh Tariknya biasa aja, tapi grilled cheesenya lumer. Ini gue demen.
Menu yang dipesan: Grilled Cheese Sandwich, Teh Tarik Hot
Lumpia Semarang Badak Singa. Biasanya kalau weekday suka dipake buat lunch orang orang kantor.
Satu hal yang gue suka disini adalah suasananya yang homey old school sangat. Lumpianya juga otentik dan rassnya ga berubah dari zaman gue SD dong haha.
Justus disini beda dengan cabangnya yang lain. Kalau di PVJ kan minimalistic gitu, kalau disini lebih pake bangunan rumah tua yang disulap jadi resto, jadi serasa homy banget.
Gue dan bokap pesen Aussie Tenderloin Grain Fed, gue pesennya medium dan it turns out as expected. Kematangannya pas dan sangat edible!
Menu yang dipesan: Aussie Tenderloin Grain Fed 150g
As the title said, gue seneng ada cereal cafe kaya gini di Bandung. Bahkan di Jakarta aja ga ada. Disini lu bisa pilih cereal mulai dari lokal sampe impor punya. Harganya pun buat gue affordable dan pilihannya banyak. Dirotasi lagi per bulan.
Gue cuman pesen Koko Krunch Duo dan Pop Tarts buat take away. Rasanya ya gitu aja sereal tapi variasinya itu yg bikin seneng, tapi konsepnya asik aja.
Toko Sidodadi
[ Otto Iskandardinata, Toko Roti dan Kue ]
Murah, Lezat, Apalagi Ya?
Toko Sidodadi ini ada di Otista. Agak tricky karena sering kehalangan mobil dan gerobak dagang, tapi patokannya Kepatihan.
Karena protokol kesehatan, jadi take awaynya pake antrian di luar gitu. Gue pesen roti mocha, keju, sama susu buat dimakan sore. Dan rasanya pun bener-bener roti jadul gitu, manis. Murah lagi gue semuanya beli cuman habis 14.5 rb.
Menu yang dipesan: Roti Keju, roti mocha, Roti Susu
Burgertard ini lokasinya ada di Jalan Kalimantan, dekat sama Co. Choc. Begitu masuk ya tempatnya kecil tapi artsy gitu. Kalau dibandingin Guzzbun (gue benchmarknya pake Guzzbun karena nanti gue sebutin di bawah), Burgertard itu kaya versi yang lebih dark dan lebih nampolnya gitu.
Gue pesen Liberty 2.0, yang dimana presentasinya emang top sih unexpected. Patty ditambah ribs dan onion yang digoreng garing dengan saus yang lain dari yang lain. Mantap. Gigitan pertama pun gue kaget teksturnya kok ngingetin gue ke Guzzbun! Ya, Burgertard pake Potato Bun jadi rasa dan teksturnya pun mirip, namun Burgertard menawarkan isian yang lebih banyak (and it also comes with a higher price hoho) dan pengalaman yang beda.
Gooma sebenernya banyak (di Gading ada, Senayan ada) tapi kali ini gue coba yang di Sumbersari Junction.
Gue coba Matchata, yaitu Horchata (rice milk) dengan matcha khas Gooma. First impression sih rasanya cinnamon banget, karena mereka tambahin kayu manis ya. Tapi sayangnya kayu manis ini malah ngalahin rasa matchanya
