Manatea ini lokasinya di Lippo Mall Puri, di depan Primo Supermarket pas di bawahnya Sogo.
Specialty mereka di softserve ice cream yang difuse sama teh. Pas gue kesana pilihannya ada Rose Tea sama Oolong Milk Tea, so gue pesen Oolong Milk Tea dengan Softserve dengan topping Milk Crumbs dan olala rasanya ngeteh sekali. Love it. Harganya 35rb, dibawah froyo dengan harga yang mirip, gue rasa ini worth.
(PS: Awalnya mau ke cabangnya yang di TA tapi masih temporarily closed. Might review soon with their seasonal menu after it reopens!)
Happy Lemon. Dulu gue pernah coba di Neo Soho tahun lalu tapi sekarang tutup karena habis kontrak disana. Dan ternyataa oh ternyataa Happylemon pindahnya ke Green Sedayu Mall! Karena masih masa opening jadi diskon 30% buat minumannya. Dan gue pesen Oreo Milk Tea with Puff Cream, and it's still lovely as their cheese tea! Manisnya gue recommend di 70% karena 100% bakal kemanisan, tapi milk teanya sendiri udah enak.
R&B Tea ini ada di Emporium Pluit, ya kalau naik busway bisa turun di halte Penjaringan pake koridor 12, 9, atau 1A. Memang selling pointnya boba, tapi berhubung gue ga fans banget sama boba, gue pesen yang lain.
No. 23 Oolong Macchiato with Tea Cream. Tea Creamnya memang manis dan ada aftertaste tehnya, but that's it. Udah itu aja, tehnya sendiri ga memberikan taste yang wow banget. Tapi gelasnya unik sih, I love it.
Menu yang dipesan: No. 23 Oolong Macchiato with Tea Cream
Jadi gini, coba kalau turun di MRT Fatmawati exit melalui pintu yang barat, seberangan sama Koi, dan turun ke Jalan Taman Cilandak. Jalan sekitar 200m, ada gang kecil, and you won't know inside this tiny alley lies one of, if not the best Mie Ayam in Jakarta. Mie Ayam RR.
Mie Ayam RR ini humble banget di presentasi, namun gue menemukan rasa yang sangat kuat di campuran mienya. Manisnya sangat pas, ga medhok, ga over, just perfect. Walau sayang, kuah yamiennya polos banget ga asin, tapi mienya sangat juara. Harganya pun ga mahal, beneran ga mahal, cuman 15 ribu untuk Yamien Ayam Bakso. Kalau gue main ke daerah Fatmawati, gue pengennya ke sini lagi sih.
Lumpia Semarang Badak Singa. Biasanya kalau weekday suka dipake buat lunch orang orang kantor.
Satu hal yang gue suka disini adalah suasananya yang homey old school sangat. Lumpianya juga otentik dan rassnya ga berubah dari zaman gue SD dong haha.
Guzzbun, nama ini baru viral akhir tahun karena burgernya yang enak. Gue, yang udah nyobain burger di Jakarta, sebut saja Byur dan Luber, merasa tertarik untuk mencoba Guzzbun ini. Guzzbun ini ada di PVJ, seinget gue ini dulunya Javana Bistro, gue ga mau banyak komen tempatnya karena gue belinya take away sih, tapi overall nyaman dan instagrammable. Gue pesen Guzzbun, yaitu ya burger signaturenya mereka, bun-patty-veggie dan mayo ditambah keju.
Untuk rasa, well, di gigitan pertama itu lovely sekali, kalau patty gue akui ya dibandingin sama "Tanpa Aturan" emang kalah dalam ukuran dan ketebalan tapi untuk keseluruhan burger, chemistrynya dapet. Untuk bun alias rotinya, ini truly ga ada yang bisa ngalahin. Guzzbun is ahead of others when it comes to the bun (hence the name), soft dan rasanya ga tawar, jadi manisnya memberi kontribusi ke keseluruhan burger ini. Kalau gue ranking, Guzzbun ini best burger in Bandung, and one, if not, the best burgers I've tried.
Bebek Pak Joko Putra di Petogogan. Salah satu kuliner deket stasiun MRT lagi, jalan ga jauh dari Blok A (suwer, lebih deket jalan ke sini daripada jalan ke Pelaspas).
Makanannya pun ga ribet, cuman bebek, ayam, dan sate satean. Gue pesen bebek dan sate kulit. Pas dateng, bebeknya montok sekali saya suka. Dan bener dong pas dicoba rasanya meresap banget, dan sambelnya dikasih 2. Sambel kacang sama sambel goreng. Yg dadak pedesnya nendang, menantang buat yg suka pedas. Harga pun reasonable, ga murah sih, tapi ga semahal nasi uduk-nasi uduk di review gue sebelumnya.
Dimsuming ini ada di Cempaka Putih, ga jauh dari halte Pulomas Bypass. Konsepnya self service, ambil ambil bayar. Tapi karena new normal kali ya, jadi pesen dulu baru diantar sekarang.
Termakan hype, gue pesen monster dimsum dengan mozzarella. Dan pesanan gue ga salah, ukurannya gede banget segede kepalan tangan, jadi puas banget makannya. Minumannya pun bisa free refill so it's a win.
Setelah kemarin gue mencoba curry ricenya Tokyo Belly di Kuncit, gue poised untuk mencoba ramennya di cabang mereka di GI.
Seperti biasa, gue pesen Ocha Lemon, my favorite drink. Untuk makanannya gue coba Tokyo Belly Classic Ramen, rasanya sih kalau dibandingin sama ramen halal yang high end, kalah sih, tapi ini bukan ramen abal-abal. High in taste, but not that high.
Suasana sih, ya ini poin lebihnya TB di GI dibanding Kuncit, ada sky view menghadap Teluk Betung hehe.
Menu yang dipesan: tokyo belly classic ramen, Ocha Lemon
Adem Ayem. Dari luar nampak kaya jadul gitu, tapi pas masuk modern kok. Gue pesen Ayam Goreng dan Nasi Gudeg Telor.
Pas makanannya dateng, gue impressed, sangat impressed. Ayamnya kelihatannya langsung digoreng dan nggak kaya dipanasin, fresh banget. Gudeg Telornya pun rasanya fresh. Ingat loh gue dateng jam 7 malem, 1 jam sebelum RMnya tutup. Pantes aja enak. Quality oriented.
Menu yang dipesan: Nasi Gudeg Telur, Ayam Goreng 1/4 Ekor