Marisa Aryani

Setelah mengelilingi pasar ikan yang mana sudah jadi ciri khas di Bandar Jakarta. saya pun menjatuhkan pilihan pada kerang macan, kerang bambu, cumi, dan kangkung sebagai santapan. Ini merupakan kali pertama saya mencoba kerang macan. Secara kasat mata, kerang macan lebih mirip dengan keong bertotol begitu juga dengan posisi dagingnya. Dibutuhkan pula sedikit pengorbanan untuk menyantapnya mengingat posisi dagingnya yang sulit untuk diraih. 

Selain kerang macan, kerang bambu pun tak lepas dari pilihan. Rasanya cukup bersahabat saat diolah dengan saus tiram. Sementara untuk Kangkung Bawang Putih, ini yang paling juara. Meski terkesan sederhana, tumis kangkung ini punya tingkat rasa yang optimal. Tak lupa dengan cumi telur asin yang makin menambah deretan menu rekomendasi di sana. 

Bercengkrama bersama teman akan makin menyenangkan dengan hadirnya hidangan yang menggemaskan. Pertama kali mengunjungi D’Omelette, saya pun dihadapkan pada makanan tradisional yang kaya akan rasa. Nasi Rames Ayam Bakar jadi perjamuan pertama. Tergambar keindahan rasa di awal perjumpaan. Menu ini hadir di saat yang tepat, yakni pada waktu perut keroncongan. 

Saya pun kembali memesan menu lain, yakni Iga Bakar Sambal Balacan yang nampak menggiurkan dari sisi presentasi. Daging iga yang lembut dilumuri dengan irisan sambal yang pedas. Saya yakin, Anda pun tak mampu menolak pesonannya. Lalu, makan siang itu pun ditutup dengan seruputan Es Jeruk Kelapa. 

Jika ingin makanan berat, Shirokuma juga memiliki beragam menu yang bisa dipilih, seperti Chicken Katsu Udon, Japadog, dan ini pesanan saya, Yaki Udon. Mie asal Jepang yang bahan dasarnya tepung terigu ini disajikan dengan beragam topping. Sementara untuk udonnya sendiri, bertekstur kenyal dan menyatu sempurna dengan bumbu yang diolah. Porsinya sangat kecil jadi mungkin saja Anda tidak merasa kenyang setelah menyantapnya. 

Untuk pencuci mulut, saya memesan Dessert Plate. Menu ini begitu menggugah selera, terutama milk pudding yang bagi saya punya tekstur mirip dengan panna cotta, kenyal dan lembut. Apalagi ditambah dengan siraman saos strawberry yang menampilkan karakter sour. Kombinasi yang cukup mengesankan. Tak lupa dengan tambahan es krim green tea dan beragam topping lainnya. 

Kanawa punya area yang terbilang cukup luas untuk ukuran coffee shop. Saya pun memilih spot meja di bagian sudut untuk memperbesar jarak pandang pada interior. Dua buah kopi saya pesan. Pertama adalah Taro Latte. Ah tak banyak yang bisa dideskripsikan. Karena bagi saya, rasa Taro Latte ya ‘begitu-gitu’ saja. Kemudian saya memesan kopi Srikandi yang berasal dari Malang. Profile kopi ini balance dan cenderung sweet tanpa rasa bitter. Cukup nyaman di mulut.

Memadukan konsep susu dengan kudapan, Dreamealk hadir dengan sederet varian susu yang fresh. Nampaknya, rasa original jadi pembuka yang tepat. Favorit! Berikutnya saya mencicipi susu dengan rasa Nutella yang memang sedang tren saat ini. Agar lebih menarik, ditambahkan coco crunch sebagai topping.

Terlalu manis bagi saya. Mungkin jika kadar manisnya dikurangi akan terasa lebih pas. Namun preferensi orang berbeda-beda begitu juga dengan deteksi rasa manis. Benar kan? Di lini makanan, saya cukup antusias saat melihat menu telur gulung yang tertulis di daftar menu. Tanpa berpikir panjang, saya pun memesan jajanan SD yang sering saya pesan dulu.  Setidaknya menu ini mampu mengobati rasa rindu saya akan kudapan 'masa kecil' ini.

Kualifikasi standar menjadikan semua rasa di setiap cabang Bakmi GM seragam. Mengambil spesialisasi olahan mie, pesanan saya kala itu adalah Bakmi Ayam. Dasar mie keriting yang kenyal berpadu dengan bumbu cukup nyaman di mulut. Berikutnya ada Nasi Ayam Cah Jamur. Menu ini juga termasuk menu recommended di sana, terutama di jam makan siang. Nah favorit saya tentu saja Pangsit Goreng. Ini tentu jadi makanan pendamping yang wajib dipesan. Apalagi setelah dicocol dengan bumbu khas.