Hari ini saya mampir ke restoran ini ber-4 karena tertarik dengan foto-fotonya yang cantik di Instagram. Tempatnya memang beneran cantik, meski memang sedang tidak ada tenda Instagramable karena sedang musim hujan. Ketika saya tiba pun hujan baru saja reda.
Untuk seating areanya, terdiri dari indoor & outdoor. Sebenarnya pelayanan cukup ramah, namun rupanya sangat mengecewakan karena memberikan informasi misleading. Jadi kita pesen 1 teko teh TWG seharga 40 ribu+ dan katanya bisa sharing berdua.
Lalu kenalan saya nanya ke waiter, boleh refill berapa kali? Kata waiternya boleh refill sekali. Jadi pas teh kita habis, ya kita minta refill. Waiter balik dengan teko teh kosong, katanya nggak boleh refill karena dari bar (?). Ditanya lagi : "Lho katanya boleh refill sekali?" Si waiter menolak dengan alasan itu kebijakan manajemen.
Saya sungguh-sungguh kecewa. Kalau memang kebijakannya begitu, kenapa tidak ditulis di menu saja sekalian? Jangan menyesatkan orang seperti itu. Ini sangat mengecewakan. Lalu wifi yang tersedia buat customer juga kurang bagus signalnya.
Informasi tambahan buat yang ingin berkunnjung, di sini juga dilarang berpindah tempat (which is masih acceptable) dan pas mau keluar, wajib memperlihatkan struk dulu. Itu aturan manajemen karena pernah ada customer yang kabur.
Untuk menunya, saya mencoba :
1. Bitterballen
Ini bukan kali pertama saya memakan bitterballen dan ketika melihat menu itu di daftar makanan, saya membayangkan akan menemukan adonan daging dengan cheese di dalamnya. Sejauh ini, bitterballen yang saya temui selalu begitu.
Namun yang ini berbeda dengan bitterballen yang saya bayangkan. Bitterballen ini renyah dan cukup gurih, namun sama sekali nggak ada tekstur lembutnya, yang ada adonan daging sapi yang sangat padat. Rasa dan teksturnya sangat meaty. Rasanya kayak makan adonan daging sapi dibalur tepung panir dan digoreng.
Saya nggak paham apakah bitterballen sungguhan memang begini macam pasta carbonara yang umumnya creamy sampai sausnya agak 'banjir' namun carbonara authentic rupanya nggak super creamy sampai sausnya banjir atau gimana.
Yang jelas, kalau kamu mau bitterballen yang dalamnya lembut apalagi sampai terasa melted di lidah, sebaiknya bersiap menemukan bitterballen yang berbeda dari ekspektasimu.
2. Sweet Potato Fries
Merupakan ubi ungu dan ubi yang digoreng hingga renyah dan disajikan dengan saus serta saus tartar.
Saya suka sweet potato friesnya yang renyah dan nggak oily. Rasa saus tartarnya enak menurutku, nggak asam berlebih dan cocok dengan sweet potato friesnya.
3. Mie Tek Tek
Aromanya sangat wangi. Isiannya ada sayur, telur dan daging ayam serta kuah. Tekstur mienya sendiri cenderung kenyal namun nggak overcook.
Rasa kuahnya lumayan gurih dengan isian telur dan ayam. Rasanya masih ok menurutku.
4. Raviolli
Menurutku ini satu-satunya menu yang bener-bener enak dari semua yang kucoba. Tingkat kematangan pastanya pas dengan isian daging ayam.yang padat. Tampaknya ini menggunakan truffle oil dan aromanya sangat wangi.
Rasanya pun sungguhan creamy dan gurih. Cheesenya juga terasa. Ini recommended buat dicoba.
5. Putri Mandi
Dessertnya terlihat cantik, namun sayangnya tidak dengan rasanya. Ketika disajikan, kami tidak langsung menyantap, melainkan foto-foto terlebih dahulu selama lebih dari 20 menit. Kami bahkan makan ini sesudah menikmati hidangan sebelumnya.
Rupanya bola-bola putri mandinya begitu keras hingga sulit dipotong. Saat digigit pun masih susah, tidak kenyal sama sekali. Seperti habis ditaruh di dalam freezer karena saat dimakan pun masih dingin.
Saya nggak paham apakah style dessert putri mandi di sini memang seperti ini atau gimana. Namun buat saya rasanya kurang.
Overall, dengan rasa yang didapat serta pelayanan yang misleading, saya merasa kecewa. Viewnya memang bagus, namun untuk rasa sebaiknya ditingkatkan. Selain itu perlu koordinasi antar waiter sehingga tidak miskomunikasi dan merugikan customer. Sayang padahal pelayanannya sudah ramah & cukup responsif.